JAKARTA- Partai Gerindra sebagai partai nasionalis dan terbuka menyatakan diri siap menampung kader-kader Partai Golkar menyusul ilegalitas akibat konflik berkepanjangan dalam pengurus DPP Partai Golkar belakangan ini. Untuk itu pimpinan dan kader Partai Golkar tidak perlu cemas akan keilangan kendaraan politik. Hal ini disampaikanoleh Ketua DPP Partai Gerindra, Iwan Sumule kepada Bergelora.com di Jakarta, Rabu (6/1)
“Partai Golkar boleh bubar, karena sudah ada Partai Gerindra yang siap menampung para pimpinan dan kader-kader terbaik Partai Golkar. Partai Gerindra sebagai partai terbuka dan nasionalis, siap menerima siapa saja, tanpa terkecuali kader Golkar,” ujarnya.
Menurutnya, kader-kader partai Golkar telah lama berpengalaman dalam berpolitik dalam membangun partai dan bekerja di parlemen serta pemerintahan, sehingga tidak bisa dibiarkan terbengkalai kehilangan perahu untuk berjuang.
“Mereka adalah aset bangsa yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan demokrasi Indonesia dimasa sekarang dan akan datang. Oleh karena itu jangan sampai kapalnya karam dan kehilangan pegangan. Partai Gerindra siap menampung,” ujarnya.
Ini juga merupakan jalan keluar bagi parlemen yang menghadapi ilegalitas fraksi Golkar di dalamnya. Kalau dibiarkan maka demokrasi dan proses bernegara akan terhenti.
“Kita sama-sama cari jalan keluarnya untuk memperbaiki DPR. Jangan sampai tersandera dalam situasi yang merugikan semua pihak seperti saat ini,” ujar aktivis 98 ini.
Menurutnya sejauh ini ideologi dan arah perjuangan Partai Gerindra dan Partai Golkar tidak jauh berbeda sehingga tidak ada alasan untuk menolak bergabung dengan Partai Gerindra.
“Kedua partai sama-sama berideologi Pancasila dan setia menjaga NKRI. Kita dapat lebih kuat sama-sama membangun bangsa dan negara ini,” tegasnya.
Namun Iwan Sumule menegaskan bahwa untuk bergabung dengan Partai Gerindra tentu sama dengan anggota dan kader yang lain, yaitu wajib memenuhi syarat-syarat yang telah digariskan oleh Partai Gerindra.
“Mereka yang ingin menjadi kader partai Gerindra tentu harus bersumpah dan berjanji setia dan taat terhadap AD/RT Partai Gerindra serta siap menjalankan idiologi dan garis Partai Gerindra. Tentu juga harus setia terhadap Pancasila dan NKRI,” jelasnya.
Jadi Dinosaurus
Sebelumnya, Ketua Mahkamah Partai Golkar, Muladi, menilai partai berlambang pohon beringin itu sudah mengalami kerusakan parah. Bahkan, kerusakan juga terjadi pada segi kultural politik dengan saling curiga serta perpecahan pada fraksi di parlemen.
Mantan menteri kehakiman itu khawatir Golkar akan punah pada Pemilu 2019 bila konflik tidak terselesaikan.
“Golkar bisa jadi dinosaurus pada 2019,” kata Muladi kepada pers di Jakarta, Selasa (5/1).
Muladi mengatakan keputusan Mahkamah Agung (MA) tidak dapat menyelesaikan konflik Golkar hingga tuntas. Penyelesaian konflik harus mendapat perhatian. Pasalnya, kata Muladi, Golkar bukan hanya milik Agung Laksono dan Aburizal Bakrie atau Jusuf Kalla tetapi sudah menjadi aset nasional.
“Kalau memang legowo dan berjiwa kenegarawanan, saya kira rekomendasi MP (Mahkamah Partai) bisa diterima,” ujarnya.(Web Warouw)