Minggu, 19 Oktober 2025

2 TAHUN PERANG GAZA..! Gembiranya Gaza Sambut 1.700 Tahanan Bebas dari Israel

JAKARTA – Ribuan warga Palestina mendatangi Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Gaza selatan, pada Senin (13/10/2025), untuk menyambut sekitar 1.700 mantan tahanan yang dibebaskan Israel dalam kesepakatan gencatan senjata Gaza. Kegembiraan tampak jelas saat bus-bus Palang Merah membawa para mantan tahanan kembali ke kampung halaman mereka.

Di tengah kerumunan padat, beberapa warga memanjat sisi bus untuk memeluk dan mencium kerabat yang telah lama ditahan. Baca juga: Trump dan Pemimpin Timteng Teken Jaminan Akhir Perang Gaza

Warga Gaza memanjat bus untuk menyambut tahanan Palestina yang dibebaskan Israel sesuai ketentuan gencatan senjata, di luar rumah sakit Nasser, Khan Yunis, Jalur Gaza, Senin (13/10/2025). (Ist)

“Kegembiraan terbesar adalah melihat seluruh keluarga saya berkumpul untuk menyambut saya,” ujar Yusef Afana (25), salah satu tahanan yang dibebaskan dari Gaza utara, kepada AFP.

“Saya menghabiskan sepuluh bulan di penjara—beberapa hari tersulit yang pernah saya alami. Rasa sakit di penjara bukan hanya fisik, tetapi juga menyayat jiwa,” lanjutnya, seraya berharap semua tahanan lainnya segera dibebaskan.

Penuh Haru, Tangisan, Dan Musik Patriotik

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, di lokasi penyambutan, suasana haru bercampur semangat patriotik. Musik perjuangan mengalun dari pengeras suara, sedangkan bendera Palestina berkibar berdampingan dengan bendera Hamas dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP).

Ribuan warga Gaza sambut kedatangan sandera Palestina yangbtelah dibebaskan dari penjara Israel. (Ist)

Pria-pria berseragam militer dengan balaklava hitam tampak berjaga untuk mengatur kerumunan, ketika para mantan tahanan yang mengenakan baju terusan abu-abu milik Dinas Penjara Israel, turun dari bus satu per satu.

Di antara mereka, Shadi Abu Sidu (32) asal Rimal di Kota Gaza, mengungkapkan rasa sakit selama masa penahanan.

“Bahkan sebelum kami dibebaskan, mereka masih memperlakukan kami dengan buruk dan mempermalukan kami,” ucapnya.

“Tapi sekarang, kami berharap dapat menghapus kenangan menyakitkan itu dan memulai hidup baru,” sambungnya.

Menurut kesepakatan yang dimediasi Amerika Serikat, Israel membebaskan sekitar 1.700 warga Palestina yang sebelumnya ditahan selama perang, ditambah 250 tahanan keamanan—sebagian besar dihukum karena membunuh warga Israel.

Pembebasan ini menjadi bagian dari tahap awal rencana 20 poin Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakhiri konflik bersenjata di Gaza, yang meletus sejak serangan besar-besaran Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Di Ramallah, Tepi Barat, penyambutan serupa terjadi. Sekitar 100 tahanan yang dibebaskan disambut oleh kerumunan besar. Tangisan haru, pelukan, dan pekikan sukacita menyelimuti kawasan tersebut.

Beberapa mantan tahanan tampak lemah saat turun dari bus, hingga harus dibantu berjalan. Sebagian kerabat bahkan jatuh pingsan karena tak kuasa menahan emosi.

“Rasanya tak terlukiskan, seperti terlahir kembali,” kata Mahdi Ramadan kepada AFP, sambil menggandeng orangtuanya.

“Malam ini saya akan tidur di rumah bersama mereka.”

Pertemuan setelah puluhan tahun Salah satu momen paling menyentuh datang dari Nour Soufan (27) asal Nablus. Ia akhirnya bisa bertemu ayahnya, Moussa, untuk kali pertama. Sang ayah ditahan beberapa bulan setelah ia lahir.

“Saya belum pernah bertemu ayah saya, dan ini pertama kalinya saya akan bertemu dengannya. Ini momen yang sangat indah,” tutur Soufan, yang datang bersama enam kerabatnya dan bermalam di mobil demi menyambut sang ayah di Ramallah.

Namun, kebahagiaan itu sempat dibayangi larangan dari otoritas Israel. Beberapa keluarga mengaku dihubungi dan diminta untuk tidak menggelar perayaan besar.

“Tidak boleh ada resepsi, tidak boleh ada perayaan, tidak boleh ada pertemuan,” ujar Alaa Bani Odeh, warga Tammun, yang menjemput anaknya setelah empat tahun mendekam di penjara.

Meski demikian, warga tetap menyambut dengan hangat dan penuh semangat. Para mantan tahanan tampak mengenakan keffiyeh hitam-putih—simbol perjuangan Palestina—dan sebagian diangkat di atas bahu oleh kerabat mereka. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru