Sabtu, 5 Juli 2025

420 Tahun Baru Dinasti Mataram 1601-2021

Candi Borobudur di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, menjadi saksi jatuh bangun Dinasti Mataram. (Ist)

Jatuh bangun Dinasti Mataram telah berlangsung selama 4 abad, 400 tahun lebih,–dari 1601 sampai 2021, berpengaruh di bumi nusantara sampai bernama Republik Indonesia. Ringkasan sejarah panjang ini dicatat oleh Christianto Wibisono, penulis buku ‘Kencan Dinasti Menteng’ untuk pembaca Bergelora.com. (Redaksi)

Oleh: Christianto Wibisono

31 DESEMBER 1942, lahir Ketua MPR, suami Presiden ke-4, Taufiq Kiemas yang wafat 8 Juni 2013 = wafatnya Nabi Muhammad SAW, 8 Juni 632; yang lahir  570 Masehi = hari lahir Presiden Soeharto 8 Juni 1921, 2 hari setelah lahirnya Presiden pertama RI, Bung Karno, 6 Juni 1901, yang wafat 21 Juni 1970. 9 tahun sebelumnya lahir Presiden ke-7 RI, Ir Joko Widodo di bantaran kali Bengawan Solo, 21 Juni 1961.

Dari Algoritma Big Data sejarah geopolitik sejak lahirnya imperium Pax Khilafah 632, maka pakar Nusantara Mpu Daksa 913-919 sudah “mengarsipkan” tahun 717 sebagai tahun awal Dinasti Kalingga Sanjaya Syailendra. Sejak 594 di Jawa sudah berdiri dinasti berpusat di Kalingga (Jateng), yang bermitra dengan Galuh Sunda dengan 7 raja dari Prabu Wasumurti (594-605) hingga Ratu Shima (674-695).

Setelah Shima, Kalingga jadi  2 kerajaan paralel, Kalingga Utara Hindu dan Kalingga Selatan Budha. Ratu ke-4 Kalingga Selatan, Dewi Satyadarmika menikahi  Rakai Panangkaran 754-782, putra Sanjaya, raja ke-4 Kalingga Utara .Turunan ke-4 Panangkaran, Rakai Pikatan menikahi Pramodawardhani (833-856) putri Samaratungga 812-833. Inilah ayah  dan putri yang merampungkan Borobudur 830, ketika Timur Tengah masih dilanda perang suksesi turunan khilafah.

Mpu Sindok (929-937) memindahkan  ibu kota karena letusan Gunung Merapi ke Tamwlang lalu ke Watugaluh daerah Jombang. Pada tahun 947 Sri Isyana Tunggawijaya menjadi Ratu Dinasti Isyana dengan 2 penerus Makutawangsawardhana dan Dharmawangsa (985-1007).Setelah itu Airlangga mendirikan Kahuripan (1919-1045) yang akan dipecah dua menjadi Jenggala dan Kediri. Jenggala akan lenyap dari sejarah, dan Kediri mendominasi dengan 10 raja antara 1042- 1222.

Ken Arok mengkudeta atasannya Tunggul Ametung, mendirikan Singosari dengan 3 penerus; Anusapati (1227-1248), Wisnuwardhana (1248-1254) dan Kertanegara (1254-1292). Menantu Kertanegara, Raden Wijaya mengelabui pasukan Mongol era Kublai Khan, menggulingkan Jawakatwang dari Kediri setelah menyingkirkan Kertanegara. Raden Wijaya (1293-1309), menjadi pendiri Dinasti Majapahit (1293-1478) dengan 12 raja. Raja ke-4 Hayam Wuruk (1350-1389) dengan patih Gajah Mada yang terkenal mempersatukan Nusantara lewat Sumpah Palapa.

Dengan demikian Nusantara atau Indonesia sekarang sudah pernah mempunyai dua dinasti Nusantara, yaitu abad ke-7 Sriwijaya di Palembang Sumatra yang berafiliasi dengan Sanjaya, dan Syailendra di Jawa serta Majapahit dari Jawa Timur menyatukan Nusantara kecuali Sunda, yang mengalami konflik karena PM Gajah Mada melakukan politik konspirasi yang berakhir tragis dengan perang Bubat. Itulah perang saudara lokal sesama penganut Hindu-Budha, karena Islam baru akan menguasai Jawa setelah lengsernya raja Brawijaya V di tangan putra mahkota Raden Patah, yang mendirikan kesultanan Demak dengan Islam sebagai dasar yang mengakhiri 10 abad kerajaan, dinasti peradaban Hindu Budha di Jawa.

20 raja raja lokal Demak-Jipang-Pajang silih berganti menguasai Jawa (1478 -1584). Setelah itu barulah kerajaan Islam di Jawa mapan, dengan Kerajaan Mataram yang didirikan pada tahun 1584 oleh Panembahan Senopati yang ditangkap oleh Sultan Pajang terakhir L Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Dan pada 1587, Mataram berjaya lengserkan Pajang. Mataram Islam inilah yang akan terus melestarikan eksistensi hingga geopolitik Indonesia modern, bahkan setelah Republik Indonesia merdeka dari Belanda 1945.

Mataram berkonsolidasi ketika putra Panembahan Senopati menjadi Sri Susuhunan Prabu Hanyakrawati (1601-1623), tepat waktu menghadapi ekspansi kolonialis Belanda lewat VOC (1602), yang baru mendarat di Banten 1596. Kerajaan Islam di Malaya juga sudah dikuasai Portugis dengaa jatuhnya Malaka 1511.

Cucu Panembahan Senopati menjadi raja ketiga, bergelar Sultan Agung (1613-1645), dan sejak itu pola suksesi di Mataram senantiasa diwanai perang saudara antara paman dan keponakan atau kakak -beradik beda ibu, karena raja beristri permaisuri dan selir selir sesuai selera masing-masing. Sejak itu maka akan terjadi 7 perang saudara yang melibatkan pihak ketiga non Mataram selain VOC dan figur populis seperti Trunojoyo (1649-1680), Untung Suropati (1660-5/12/1706), Geger Pacina (1740), Perang suksesi pecahnya Yogja dari Solo (1755), Perang pecahnya Mangkunegaran dari Solo (1957), Perang Diponegoro lahir (11/11/1785 – wafat 8/1/1855) 1825-830. Terakhir pecahnya Pakualaman dari Yogjakarta. (1812).

Total ada 3 Sultan cikal bakal, 5 Amangkurat dan 13 Pakubuwono sejak 1601 sampai 2021 menguasai Dinasti Mataram Solo, yang sejak 1945 hanya simbolis gelar saja. Yogjakarta punya 10 raja dengan 1 nama Hamengkubuwono I – X yang secara real politik masih ex officio merangkap Gubernur Daerah Istimewa Yogjakarta. 2 kadipaten Mangkunegaran dan Pakualaman masih melestarikan gelar simbolis sampai Mangkunegara  IX dan Paku Alam IX.

420 tahun setelah mapannya kerajaan Mataram di Jawa (Nusantara, Indonesia), Presiden ke-7 RI Ir Joko Widodo memapankan kekuasaan konstitusional. Untuk mematahkan ideologi quasi teologi  khilafah yang dipaksakan  “G30D=FPI” untuk mengubah Ideologi Nasionalisme berketuhanan yang berkeadaban, seperti terbukti dari warisan Candi Borobudur dari imperium Hindu Budha Sanjaya  Syalendra. Nusantara.

Republik Indonesia merdeka 1945, 75 tahun setelah UU Agraria pembuka pintu investasi 1970 berjangka waktu 75 tahun. Tahun 1957 Bung Karno menasionalisasi perusahaan Belanda, tapi ekonomi malah memburuk bahkan gara gara penyitaan KPM sejak itu ongkos logistic antr pulau Pontianak Jakarta lebiih mahal dari Shanghai Jakarta. Karena itu tahun 1967 Presiden ke-2 terpaksa mengembalikan dan ganti rugi perusahaan Belanda melalui UU PMA 1967 dengang jangka waktu 30 tahun berakhir 1997. Cocok dengan lengsernya Soeharto (21 Mei 1998) setelah didemo mahasiswa sejak Oktober 1997. 

30 Desember adalah haul Gus Dur ke-11, tokoh Islam aktor geopolitik yang berani menerobos kebekuan hubungan RI-Israel, berperan sebagai jurudamai Timur Tengah. Data sejarah elite sejak Dinasti Mataram sampai dinasti Menteng ini merupakan Big Algoritma yang luarbiasa sebagai road map Menyusun alternative future history agar Indonesia tidak mengulangi blunder sejarah jatuh bangunnya imperium global yang pernah ada. 

Tuhan tidak pilih kasih kepada salah satu. Setiap bangsa pernah dikaruniai berkat berhasil menjadi panutan, membangun imperium dominan. Asirya, Babilonia, Cartago (Tunisia dibawah Hannibal), Mesir, Romawi, Persia, Tiongkok, Sriwijaya Majapahit, Mogul, Mongol  Amerindian di Amerika Latin, Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, Jerman, Jepang,  AS, Uni Soviet bubar spt Yugoslavia.. Peta geopolitik bertumpang tindih dengan agama, budaya, Bahasa, etnis, sara semuanya bisa diaduk jadi racikan beracun yang lebih mematikan dari Covid-19. 

Keputusan Pemerintah Indonesia 31 Desember 2020, meski menimbulkan tanya mengapa Menhan tidak ikut “membubarkan FPI”, mudah-mudahan tidak menjadi konflik antar saudara memperebutkan tahta Dinasti Mataram Hiindu-Budha -Kalingga Sanjaya Syailendra, Airlangga, Kediri Singosari Majapahit, Mataram Islam racikan Demak, Jipang, Pajang hingga DI/TII dan “mimpi imperium HTI FPI ISIS” global. Nusantara Hindu-Budha membangun Borobudur sudah setara imperium pada 830, sekarang sudah 1190 atau hampir 1200 tahun. Apakah generasi 2020-2045 masih terjebak pada ideologi quasi teologi khalifah yang gagal melahirkan imperium Timur Tengah yang unggul dan berkinerja optimal dalam balapan meritokrasi antar peradaban.

Dinasti Jokowi,  Sunan Solo abad XXI, tidak sekadar melangkah teknis detail merekayasa kinerja bangsa Indonesia sebagai wujud Peradaban Nusantara era Borobudur, tapi juga secara visioner mengambil kebijakan strategis mempersatukan Indonesia dalam wawasan konstestasi meritokratis dan mensterikan nation state Indonesia dari virus predator perang saudara SARA.

Indonesia punya genetika bangsa  kelas imperium, yang bisa dicapai karena secara individu kita memiliki pura-putri terbaik setara Nobel laureate manapun di seluruh dunia. Yang kita defisit adalah sistemik masyarakat yang menghargai dan menghormati meritokrasi serta mengubur jauh-jauh virus predators ara Kabilisme, benci sasama manusia karena cemburu, dengki, iri.

Dengan semangat introspeksi steriliasi peradaban Indonesia dari virus Kabilisme, niscaya Indonesia bakal tercapai cita-citanya menjadi nation state No. 4 sedunia dalam kualitas pada seabad Indonesia 2045.

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru