JAKARTA- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku terkejut dengan hasil renovasi Istora Senayan kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, yang telah mengubah wajah Istora seperti pada bangunan awal pada tahun 1960-an.
“Saya betul-betul terkejut masuk ke sini tadi ada perubahan total dari Istora dari keadaan sebelumnya,” kata Presiden Jokowi saat meresmikan renovasi Istora Senayan, Jakarta Pusat yang akan digunakan untuk ajang Asian Games 2018, Selasa (23/1) sore.
Presiden berharap renovasi besar yang betul-betul mengubah Istora Senayan itu bisa digunakan untuk venue olahraga lainnya.
“Dengan mengucap Bismillahirrahmannirahim dengan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa renovasi Istora GBK saya resmikan,” ucap Presiden Jokowi.
Usai menyampaikan sambutan singkat, Presiden Jokowi langsung menandatangani prasasti peresmian. Setelah itu, Presiden secara simbolis memberikan raket kepada para atlet bulu tangkis yang hadir, yaitu Retno Kustiah, Lius Pongoh, Alan Budi Kusuma, Chandra Wijaya, Haryanto Arbi, Ivana Lie, Susy Susanti, dan Yuni Kartika.
Tampak mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu Menko PMK Puan Maharani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Asian Games 1962
Istana Olahraga (Istora) Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa 23, Januari 2018 merupakan bangunan olahraga multifungsi yang dibangun pada tahun 1960 untuk pagelaran Asian Games 1962.
Berdiri di area seluas 22.174 meter persegi dengan kapasitas tempat duduk mencapai 7.166 seat, Istora Gelora Bung Karno pernah digunakan untuk menggelar event Thomas Cup dan Uber Cup. Tercatat Indonesia pernah menjadi juara Thomas Cup sebanyak 3 kali dan Uber Cup sebanyak 2 kali.
Istora Gelora Bung Karno telah mengalami renovasi dengan penambahan bangunan baru pada bagian depan. Namun dalam rangka pelaksanaan Asian Games XVIII Tahun 2018, Istora Gelora Bung Karno direnovasi kembali sejak November 2016.
Konsep renovasi ini yaitu mengembalikan desain Istora Gelora Bung Karno seperti tahun 1962, dan diharapkan akan mengingatkan masyarakat teringat akan masa kejayaan olahraga Indonesia di era Presiden RI pertama Ir. Soekarno.
Teater Kebangsaan Satyam Eva Jayate
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri Pagelaran Teater Kebangsaan Satyam Eva Jayate, yang digelar sebagai bagian dari acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri, di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Selasa (23/1) sore.
Satyam Eva Jayahe diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti kebenaran yang akan menang. Lakon yang mengangkat tentang perjuangan menegakkan kebenaran dan mengambil pola alur Ramayana ini disutradarai oleh Agus Noo, penata musik dan tari Djaduk Ferianto, dan artistik Ong Hari Wahyu.
Para seniman lain yang terlibat diantaranya Butet Kartaredjasa, Sujiwo Tejo, Happy Salma, Soimah, Sruti Respati, Cak Lontong, Akbar, Inayah Wahid, Luluk Sumiarso, Susilo Nugroho, Marwoto, Andy Sri Wahyudi, Trio Guyonan Ala Mataraman, serta pemusik Kuaetnika, penari PLT Bagong Kussudiardjo, dan Yayasan Kebun Raya Indonesia.
Dalam Pagelaran Teater Kebangsaan ini juga terdapat penyerahan buku Cerita dari Cikini kepada Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Sukarnoputri.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia Try Sutrisno dan Wakil Presiden ke-11 Republik Indonesia Boediono, Menko PMK Puan Maharani, Seskab Pramono Anung, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkumham Yasonna H. Laoly, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Guruh Sukarno Putra.
Presiden Joko Widodo yang menonton pagelaran hingga usai kemudian melanjutkan kegiatannya untuk peresmian renovasi Istora Gelora Bung Karno di Komplek Senayan, Jakarta Pusat. (Calvin G. Eben-Haezer)