JAYAPURA- Setidaknya 8 dari 22 orang warga sipil tewas ditembak oleh aparat keamanan di Enarotali, Paniai, Senin (8/12). Sebanyak 14 orang diantaranya dalam kondisi kritis langsung dibawa ke Rumah Sakit.
Menanggapi kejadian ini, Komnas HAM RI segera meminta Presiden Jokowi mengirim tim penyelidikan dan memastikan tidak akan ada lagi pelanggaran HAM di Papua seperti yang dijanjikannya.
“Ini tindakan tidak berperikemanusiaan. Komnas HAM mengutuk keras dan meminta Presiden, Menkopolhukam, Kapolri dan Panglima TNI secepat merespon,” demikian Komisioner Komnas HAM RI, Natalius Pigai kepada Bergelora.com di Jakarta.
Komnas HAM juga minta dunia internasional memperhatikan pembunuhan warga sipil yang barusan terjadi di Paniai, Papua ini.
“Dalam waktu dekat harus segera lakukan penyelidikan serius atas kasus ini. Pimpinan Keamanan harus dicopot dan diadili secepatnya,” tegasnya.
Kami akan secara serius lakukan penyelidikan karena kejahatan kemanusiaan terus menerus terjadi di Papua.
Komnas HAM menyesali sikap aparat keamanan yang masih saja terus menerus melakukan pelanggaran HAM di Papua tanpa ada penyelesaian yang tegas.
“Besok kami pertemuan dengan presiden di Yogyakarta. Lusa bertemu Kasad, Menkopolkam dan Kapolri. Saya akan sampaikan tentang kejadian ini. Saya akan minta mereka bertanggung jawab,” tegasnya.
Natalius Pigai menyampaikan kejadian diawali ketika sekelompok remaja belasan tahun sedang menghias pohon natal dipinggir jalan, Minggu (7/12) malam. Sebuah mobil fortuner lewat tanpa menghidupi lampu. Anak-anak itu kemudian menegur mengingatkan lampu mobil yang tidak menyala.
Pengendara mobil ternyata anggota aparat keamanan keluar dari mobil sambil berkata, “Untuk apa kamu bikin pohon natal. Tidak ada tuhan dan bunda maria ditempat itu.”
Mendengar perkataan itu, anak-anak remaja itu minta agar sebagai aparat jangan mengeluarkan kata-kata yang melecehkan agama orang lain.
Mendengar teguran itu, pengendara mobil itu tidak terima dan langsung memukul anak yang mengingatkan dirinya.
Senin (8/12) pagi warga mendatangi kantor polisi terdekat dan melaporkan kejadian semalam. Warga juga niatnya ingin bertanya mengapa aparat memukul anak-anak mereka. Namun bukannya jawaban yang didapat, melainkan beberapa aparat keamanan langsung memberondong tembakan ke warga yang mendatangi kantor polisi itu. Sebanyak 22 warga sipil menjadi korban penembakan itu. (Elang P. Oasis Rubra/Web Warouw)