JAKARTA- Masyarakat kota Palu Sulawesi Tengah saat ini mengungsi ditempat-tempat yang lebih tinggi, pasca gempa dan 7,7 SR dan tsunami yang sempat melanda kota Palu. Hal ini disampaikan oleh Ervin yang kebetulan terhubung dengan selular oleh salah satu stasiun televisi di Jakarta, Jumat (28/9).
“Ada beberapa orang luka-luka. Sampai sekarang belum bisa diobati. Seorang bapak didekat saya kepalanya berdarah tertimpa bangunan. Puskesmas jauh. Kami berada di tengah lapangan di SMK Palu,” ujarnya.
Ia sempat mencari tim medis ditempa pengungsian yang lain namun ternyata memang tidak ada petugas medis ditengah pengungsi.
“Jalan di Balaroa rusak amblas tidak bisa ditembus motor dan mobil. Tadi saya harus jalan kaki dari Pasar Inpres naik ke gunung,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa titik-titik evakuasi berada di tempat-tempat tinggi. Semua bangunan rusak, mesjid ambruk. Sampai sekarang masih terasa gempa susulan,” ujarnya.

Komunikasi Terputus
Sementara itu Presiden Jokowi menunjuk Menko Polhukam, Wiranto sebagai, Koordinator tanggap darurat nasional menyatakan belum mengetahui secara pasti informasi daerah terparah dan jumlah korban. Hal ini disebabkan komunikasi yang masih terputus.
“Kepolisian dan Kodam pun masih terputus. Kami belum tahu secara pasti informasinya. Malam ini kami siapkan semua bantuan yang harus segera dikirim besok,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwi Korita Karmawati memastikan bawah benar terjadi tsunami, menghantam kawasan pantai Talise, Kota Palu dengan ketinggian hingga 1,5 meter akibat gempa berkekuatan 7,7 pada skala Richter yang mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah, tetapi air sudah surut.
“Dari pemantauan di lapangan, benar terjadi tsunami, dan bahwa video yang beredar itu memang benar,” kata Dwi Korita Karmawati dalam jumpa pers di kantor BMKG, Jumat malam (28/09).
“Tsunami mencapai ketinggian sekitar 1,5 meter, terjadi pada pukul 17:32. Namun kemudian setelah beberapa lama, air sudah surut,” katanya.
Di media sosial beredar video yang menunjukkan ombak besar menerjang pantai sekitar pesisir Palu. Video lain menunjukkan, air bah menerjang masuk pemukiman. Belum jelas apakah jatuh korban. Selain di Palu dan Donggala, tsunami juga melanda Mamuju di Sulawesi Barat.
Pengumuman bahwa terjadi tsunami akibat gempa di Donggala disampaikan beberapa jam setelah peringatan dini tsunami dicabut.
Dua Gempa Besar
Dua gempa di Sulawesi Tengah dalam selang tiga jam sempat memicu peringatan tsunami yang kemudian dicabut dan gempa besar itu diikuti dengan gempa-gempa susulan. Sejauh ini seorang warga meninggal dunia dan 10 luka akibat peristiwa pada Jumat (28/09).
Gempa pertama terjadi di Donggala, sekitar pukul 14:00, sementara gempa berikutnya terjadi pada pukul 17:02. Di antara dua gempa besar, terjadi setidaknya tiga gempa kecil lain, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Peringatan dini tsunami segera aktif saat gempa di Palu terjadi, “Namun sesudah setengah jam situasi kondusif, sehingga peringatan tsunami diakhiri,” Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Disebutkan gempa pertama berkekuatan 5,9 skala Richter dengan pusat gempa 2 km utara Kota Donggala pada kedalaman 10 km. Di sini, gempa tidak berpotensi tsunami.Sementara gempa sesudahnya pada pukul 17:02 terjadi 27 km timur laut Donggala, atau 80 km barat laut Palu, dan menimbukan peringatan tsunami.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, kemudian mengatakan bahwa peringatan dini tsunami sudah berakhir untuk Donggala, Mamuju dan Palu.
Terjadi kerusakan di berbagai tempat, dengan banyak rumah rubuh. Warga di daerah yang terkena dampak, keluar dari rumah masing-masing, berkumpul di tempat terbuka. (Web Warouw)