Rabu, 8 Oktober 2025

Resesi Babat Parasit, Ekonomi Nasional Masa Depan Pasti Lebih Sehat

Arief Poyuono, Ketua Umum FSP BUMN dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra 2015-2020. (Ist)

Kebanyakan pengamat ekonomi melihat resesi akan meruntuhkan ekonomi nasional. Bahkan Menteri Keuangan RI berkali-kali menyampaikan bahaya resesi dengan nada mengancam. Namun tidak demikian bagi Arief Poyuono, Ketua Umum FSP BUMN dan Wakil Ketua  Umum Partai Gerindra 2015-2020,–menjelaskan pada pembaca Bergelora.com (Redaksi)

Oleh: Arief Poyuono

RESESI Ekonomi yang akan dialami perekonomian Indonesia akibat dampak covid bukanlah hal yang buruk bagi masa depan perekonomian Indonesia. Justru Resesi akan bagus untuk perekonomian. Kriteria Resesi ekonomi yang dialami sebuah negara berarti ada pertumbuhan negatif dalam PDB di suatu negara selama dua kuartal berturut-turut. Pertumbuhan Indonesia Indonesia kuartal II sudah minus 5,32 persen dan kuartal III diprediksi juga tetap pertumbuhan ekonomi juga minus 2,9 persen

Memang  selama resesi orang kehilangan pekerjaan, perusahaan bangkrut, kredit macet diperbankan dan pemerintah mengalami defisit tetapi efek ini tidak lebih besar daripada efek positif dari resesi tersebut. Apalagi meski terjadi kontraksi ekonomi yang dalam, tapi masih lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya. Banyak negara yang bahkan sudah masuk ke jurang resesi pada kuartal II lalu.

Namun, resesi baik untuk perekonomian nasional karena selama resesi akan terjadi seleksi lingkungan perekonomian sebuah negara. Karena hanya perusahaan yang dijalankan secara benar dan sehat akan bisa bertahan. Tetapi perusahaan yang beroperasi dengan cara yang tidak sehat harus mengurangi pengeluaran mereka dan menjadi sehat untuk bertahan hidup. Dengan demikian persaingan menjadi adil kembali dan akan menguntungkan perusahaan yang selama ini sudah beroperasi secara sehat dan efisien.

Dengan adanya resesi akibat dampak covid maka perusahaan-perusahaan akan berinvestasi dalam teknologi baru dan memperluas operasi mereka karena menjadi lebih murah. Perusahaan yang kuat sekarang dapat mengambil alih perusahaan yang dijalankan tidak sehat, yang mengambil risiko dengan harga yang jauh lebih rendah seperti sebelumnya. Dengan cara ini beberapa karyawan di perusahaan yang berisiko dapat terus bekerja dan berada di perusahaan yang lebih aman.

Perusahaan yang sehat juga akan mendapat keuntungan dari kenyataan bahwa harga akan turun, misalnya biaya iklan akan turun, karena perusahaan yang tidak sehat harus mengurangi pengeluarannya. Oleh karena itu, perusahaan yang sehat akan tumbuh lebih jauh dan mampu menawarkan pekerjaan yang lebih aman bagi para pengangguran.

Alasan lain mengapa resesi akan menyehatkan perekonomian adalah bahwa perusahaan yang beroperasi secara tidak efisien harus mengubah metode operasinya. Karyawan yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik akan digantikan oleh karyawan yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, karyawan mulai berinvestasi pada diri mereka sendiri dengan melatih kembali diri mereka sendiri untuk pekerjaan mereka saat ini atau untuk pekerjaan yang sama sekali berbeda.

Para pekerja akan melatih diri mereka kembali pada pekerjaan di pasar yang sedang berkembang, dan di kebanyakan pasar yang inovatif, karena di pasar ini ada masa depan sementara di pekerjaan lama mereka tidak ada. Ini berarti pasar inovatif yang berkembang ini akan memiliki akses ke karyawan yang lebih berkualitas yang akan menguntungkan perusahaan karena ada lebih banyak pengetahuan dan juga akan menguntungkan karyawan dalam jangka panjang karena masa depan karyawan akan lebih terjamin.

Selama resesi, masyarakat ekonomi menengah dan atas akan lebih irit dan akan menabung lebih banyak dibandingkan tahun-tahun di mana ada pertumbuhan ekonomi. Ini berdampak positif bahwa akan ada pengurangan hutang yang signifikan akibat kredit konsumtif dan lebih banyak uang tersedia untuk investasi. Ini berarti perbankan akan memiliki lebih banyak uang yang tersedia untuk investasi tetapi karena resesi mereka akan lebih berhati-hati untuk berinvestasi.

Ketika bank lebih berhati-hati dalam berinvestasi di suatu perusahaan maka akan ada tuntutan yang lebih ketat bagi pengusaha untuk memulai usahanya secara sehat agar bisa mendapatkan pinjaman, sehingga peluang untuk memulai usaha akan memiliki peluang sukses yang jauh lebih besar.

Akibat lain dari fakta bahwa perusahaan akan menjadi lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang dimana harga akan turun kembali ke harga yang wajar. Misalnya harga minyak dunia telah tumbuh sampai harga $ 120 disaat terjadi pertumbuhan ekonomi dunia dan China dan beberapa negara. Selama resesi harga ini turun menjadi $ 35 USD , dan kemudian stabil pada harga sekitar $ 45 USD

Memang akan banyak kelompok oposisi dan ekonom pengkritik kepada pemerintahan Joko Widodo dan  mengatakan bahwa selama resesi orang akan kehilangan pekerjaan mereka, perusahaan akan bangkrut dan  resesi menunjukan kegagalan Presiden Jokowi dalam mengelola perekonomian Saad covid. Tapi ini semua hanyalah konsekuensi jangka pendek yang akan menyiapkan fondasi untuk menuju ekonomi yang lebih sehat. Setelah fondasi kuat maka semua perusahaan yang sehat akan  beroperasi dengan cara yang aman untuk masa depan pengusaha, pekerja dan juga untuk pelanggan mereka.

Kritikus juga berpendapat bahwa lebih sulit untuk mendapatkan pinjaman karena bank lebih berhati-hati. Tetapi ini sebenarnya adalah hal yang baik, karena orang tidak lagi dapat meminjamkan uang untuk kemewahan yang sebenarnya tidak mampu mereka beli.

Ini juga berlaku untuk pengusaha yang membutuhkan uang untuk memulai bisnis mereka sendiri, bank akan lebih kritis melihat pengajuan pinjaman kredit korporasi. Karena sebelumnya selama ini pertumbuhan ekonomi berasal dari banyak bank milik BUMN ataupun swasta yang jor-joran mengucurkan kreditnya melayani kredit fiktif terutama di bank-bank milik BUMN.

Faktanya, ada banyak perusahaan lebih sukses setelah survive selama resesi. Hal ini didukung oleh fakta bahwa setengah dari 500 perusahaan teratas di Amerika Serikat didirikan selama resesi. Perusahaan seperti Hewlett-Packard, General Electric dll.

Dan yang paling penting,– resesi terhadap perekonomian nasional  hanya akan berefek jangka pendek terhadap kondisi perekonomian kita dan itu juga lebih terjadi di sektor ekonomi formal, membabat parasit dalam ekonomi nasional,–menyehatkan ekonomi  nasional dalam jangka panjang. Selama resesi ada peluang investasi dan inovasi baru yang akan menguntungkan perekonomian dengan bisnis baru yang sehat dan akan menyediakan lapangan kerja dan keuntungan untuk masa depan.

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru