Pemerintah memastikan Pilkada 2020 dibawah wabah Covid-19 tetap dilakukan 9 Desember 2020. Sebagian orang menguatirkan munculnya kluster baru akibat dari Pilkada tersebut. Pengamat ekonomi politik, Zeng Wei Jian justru sebaliknya meyakini sikap Pemerintah dan DPR-RI yang menolak tunduk pada wabah Corona yang sudah sarat kepentingan politik. Ia menuliskannya dalam akun facebooknya dikutip Bergelora.com (Redaksi)
Oleh: Zeng Wei Jian
PEMERINTAH & DPR seiya-sekata; Tidak ada delay. Pilkada serempak 09 Desember 2020 di 270 wilayah: 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.
Alasannya; Jangan sampe ada Plt tanpa kejelasan masa tugas. Covid-19 tidak diketahui kapan berakhirnya. Hanya Kepala Daerah Terpilih yang punya otoritas mengeluarkan policy strategis. Khususnya soal handling Covid-19.
Protokol Covid-19 diterapkan secara ketat saat pencoblosan. Amerika begitu sewaktu Premier Election. Orang berbaris dengan jarak, pake masker, & sanitizer ready. Ngga ada cluster pemilu.
Oposisi merespon. Sikapnya Reaktif. Predictable. Automatic pilot. Uda tradisi ngebacot. Follow standard industri politik: sebagai oposisi. Asal beda dengan rezim. Asal bunyi. Yang penting Kontra-Jokowi. Ngerasa keren. Orangnya itu-itu aja. Nyebelin banget.
Mereka bunyi soal lockdown. Provokasi. Insert cerita horor tentang Virus Corona. Semua aktivitas harus berhenti. Total full-stop. Pemerintah putuskan PSBB. Mereka makin kenceng. Indonesia di ambang kehancuran. Nyatanya ngga tuh….!.
Demokrasi, bisnis, ekonomi, hiburan dan semuanya harus berhenti. Sehingga tercipta kondisi uncertainty vacuum. Orang lapar & stres. Chaoz mudah dipantik.
Pemerintah & DPR adalah representasi mayoritas rakyat. Gerombolan haus kekuasaan kecil tapi keras bunyinya.
Gerombolan klaim paling peduli rakyat. Penderita mental myopia. Thinking inside small box. Penglihatan dibatasin boundary of hatred’s burning fire. Aslinya cuma mau rebut ke-kuasa-an. Moduz kipas amarah. Supaya semakin banyak orang benci pemerintah & elite politik. Method to the madness.
Mereka pengikut adagium Marcus Aurelius yang berkata, “The object of life is not to be on the side of the majority, but to escape finding oneself in the ranks of the insane”.
Sayangnya mereka mengartikan secara letterlijk. Jadi gila beneran. Kasihan.
Amerika ngga pernah berpikir tunda-tunda 2020 election. Padahal jumlah kasus & fatalitas Covid-19 paling tinggi di dunia. Yet it does not stop them to move forward. Amerika bangsa hebat. Super-fighter. Bukan bangsa pengecut & bodoh. Incumbent & challenger seiya-sekata. Mereka hanya berdebat di soal metode tehnisnya. Supaya maximal menghindari spread Covid-19.
Donald Trump insists pada No Excuse Absentee & gelar physical rally. Beberapa Democrat’s State usul Vote-by-Mail & Joe Biden kampanye pake zoom.
Paling lucu dari Kontra-Jokowi ala Oposisi Salon adalah disharmoni argumentasi & perilaku.
Mereka kecam Pilkada yang dituding akan mengumpulkan orang. Tapi mereka gelar demo-demo & deklarasi. Durasinya seharian. Lebih rentan dari pencoblosan di ballot box.
Ada fragment dari Oposisi Karduz yang klaim Covid-19 adalah konspirasi Komunis China, WHO dan Amerika. Tapi kok ya pura-pura freak out di soal Pilkada Serempak.
THE END