JAKARTA- Dunia saat ini terus menyoroti pertembuhan ekonomi China dengan 1,5 milyar penduduknya. Sebuah penelitian dari Chinese Academy of Social Sciences (CASS) di Beijing, Republik Rakyat China (RRC) melaporkan pertumbuhan rata-rata kelas menengah Beijing. Rata-rata warga kelas menengah di Beijing menghasilkan 256.016 yuan (39.528 dolar AS) per tahun, tertinggi di antara kota-kota Cina. Hal ini dilaporkan dalam media Xinhua Sabtu (26/12) yang dimuat dalam http://english.peopledaily.com.cn/ dan dikutip Bergelora.com di Jakarta, Minggu (27/12)
Penelitian meliputi profil warga kelas menengah di tiga kota yang paling maju di negara itu yaitu Beijing, Shanghai dan Guangzhou. Sementara, rata-rata kelas menengah warga di Shanghai menghasilkan 219.770 yuan per tahun, dan di Guangzhou yang mereka peroleh adalah 170.037 yuan setiap tahun. Pendapatan tahunan rata-rata dari kelas menengah adalah sekitar 200.000 yuan, 3,5 kali dari strata yang lebih rendah.
Penelitian itu juga menyebutkan, 55 persen dari populasi di Beijing adalah kelas menengah. Sementara di Shanghai itu 51 persen dan Guangzhou 42,5 persen.
Mengutip laporan Zhang Haidong, seorang profesor Universitas Shanghai yang berpartisipasi dalam penelitian,–ia mengatakan bahwa lebih dari 60 persen dari kelas menengah memiliki rumah dan lebih dari setengahnya memiliki mobil sendiri. Sementara itu, hanya 13,6 persen orang dari kelompok strata menengah bawah yang memiliki mobil. Laporan itu juga menyimpulkan, mayoritas warga kelas menengah bekerja di sektor swasta.
Rata-rata warga kelas menengah membaca 12 buku per tahun, dan 62 persen membeli makanan di supermarket. Sementara itu 37,6 persen dari kelompok yang lebih rendah memilih pasar jalanan yang lebih murah.
Penelitian ini juga membandingkan kesadaran masyarakat tentang status sosial mereka hari ini dengan lima tahun yang lalu. Ditemukan bahwa 48,8 persen responden di Beijing dan 61 persen di Shanghai, mengidentifikasi sebagai kelas menengah sekarang. Lima tahun lalu hanya 30 persen di Beijing dan 48 persen di Shanghai.
Arahan Partai Komunis
Sebelumnya, pada bulan November 2015 lalu Presiden Xi Jinping menyampaikan “China Dream” sebagai cetak biru perkembangan kelas menengah di China, yang sangat penting untuk transisi ekonomi China dan akan meningkatkan ekonomi global.
“Presiden Xi Jinping dalam politik dalam dan luar ngerinya telah menunjukkan komponen utama dari konsep China Dream,” demikian Cheng Li, Direktur Penelitian di John Thornton China Center, mengatakan kepada Xinhua dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Li mengatakan hasil Sidang Pleno ketiga dari Komite Sentral Ke 18, Partai Komunis China telah memberikan arah yang terang dan jelas tentang “China Dream” yang harus dijalankan oleh Pemerintah China dibawah kepemimpinan Xi Jinping sebagai petugas partai.
“Hasil Pleno Komite Sentral Partai Komunis China itu tidak hanya meningkatkan kepercayaan masyarakat melalui peluang ekonomi baru dan pertumbuhan sumber-sumber baru, tetapi juga melawan kritik dan ketakutan bahwa reformasi ekonomi tidak sudah tidak bisa maju lagi tanpa reformasi lainnya (reformasi politik-red),” katanya.
Li mengatakan bahwa kelas menengah akan memainkan peran yang sangat penting dalam investasi dan konsumsi, sehingga membantu pertumbuhan ekonomi China yang sebelumnya berorientasi ekspor dengan tenaga kerja murah, menuju pola inovasi yang mengabdi pada pelayanan atas kebutuhan masyarakat.
Menurut jurnal partai komunis China, Qiushi, “China Dream” adalah kesejahteraan, dukungan kolektif, sosialisme dan kejayaan negara.
Kata “China Dream” sendiri diperkenalkan oleh wartawan Amerika Serikat Thomas Friedman dalam sebuah artikelnya di New York Times yang berjudul “China Needs Its Own Dream”.
Apapun, kedengarannya “China Dream” mirip dengan “American Dream”. Namun, jika ditanya keterkaitannya, maka pejabat partai akan mengatakan bahwa itu adalah dua hal yang berbeda.
“American Dream” didasarkan pemenuhan individualisme, sementara “China Dream” China didasarkan pada tujuan dan cita-cita sosialisme China. Adalah Gao Yong Zhong, Wakil Ketua Pusat Penelitian Sejarah Partai Komunis China yang memperkuat pernyataan tersebut.
Dia menjelaskan bahwa demokrasi yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik China. Ketika ditanya, apakah ada partai lain di China, Gao yang kala mudanya menjadi wartawan dan bertugas di sejumlah negara di Asia Tenggara mengatakan saat ini terdapat delapan partai yang eksis. Dia tidak menyebutkan nama-nama partai tersebut. (Web Warouw)