Selasa, 26 Agustus 2025

JANGAN TERLAMBAT…! Atasi KKB, Dr. Susaningtyas Kecam Pembunuhan Biadab Dan Ajukan Pentingnya Dialog Dengan Masyarakat Papua

JAKARTA- Menanggapi perkembagan yang baru saja terjadi di Papua saat Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Separatis Teroris menembak karyawan Palaparing Timur Telematika yang sedang memperbaiki Tower Base Transceiver Station 3 Telkomlsel di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Puncak, Papua, pada Rabu, 2 Maret 2022 pukul 13.00 WIB lalu maka perlu segera dilakukan tindakan secara tepat. Hal ini disampaikan oleh pengat pertahanan dan keamanan, Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati M.Si kepada Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (5/3).

“Perlu segera dilakukan dialog dengan tokoh-tokoh Papua yang anti NKRI, untuk ketahui apa keinginan mereka,” ujarnya.

Ia juga mendorong dilakukan dialog dengan tokoh-tokoh Papua yang pro NKRI, termasuk dengan kelompok adat, kelompok agama, tokoh pemuda, tokoh agama dan lainnya.

“Kebijakan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk menangani Papua lebih humanis menurut saya sangat bagus, tetapi juga harus dibarengi kesiapan pengamanan atas koleteral yang bernilai ekonomi serta masyarakat dan pekerja sipil,” katanya.

“Saya yakin BIN.daerah sudah melakukan penggalangan dengan baik meski harus lebih dimaksimalkan agar semakin banyak pihak yang pro NKRI,” ujarnya.

Susaningtyas mengatakan, Papua agak sedikit berbeda dalam penanganan karena separatisme. Sebagai perbandingan separatisme Moro di Filipina, separatisme Pattani di Thailand dan pemberontak Houti di Arab Saudi.

Bahkan menurutnya. di Indonesia bisa dibandingkan bagaimana pemerintah harus membasmi pemberontakan APRA, PRRI, RMS dan lainnya. Semua berhasil dipadamkan dalam jangka waktu yang berbeda-beda.

“Kita semua berharap agar separatisme Papua dapat segera dipadamkan berdasarkan hukum nasional dan hukum internasional,” ujarnya.

Ia juga mengatakan perang siber yang terjadi di Papua juga harus ditangani dengan serius mengingat banyak informasi berkelindan yang bersifat adu domba, hoax, ujaran kebencian kepada Pemerintah RI yang sah serta post truth.

“Kelompok Separatisme Terorisme Papua (KSTP) saat ini sebagian melakukan aksinya berdasarkan pragmatisme bukan lagi hanya berdasarkan ideologi,” ujarnya.

“Kita harus mengecam insiden pembunuhan biadab itu dan tindakan kekerasan fisik yang akibatkan hilangnya nyawa para pekerja dan teknisi lapangan PT PTT di tengah upaya menjalankan tugas melakukan percepatan pemerataan konektivitas digital di Indonesia dan secara khusus di Papua,” tegasnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru