JAKARTA- Forum Warga RT 015/05 Kelurahan Lenteng Agung Meminta Akses Jalan dan Keberatan Pembangunan Pagar PT. KAI tanpa melalui sosialisasi dan tanpa ijin lingkungan sesuai dengan Undang-undang No. 32 tentang Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPHL).
“Pembangunan pagar tersebut berdampak negatif pada warga sekitar yakni tertutupnya akses jalan yang merupakan akses sosial bagi warga,” ujar pengurus Forum Warga, Adek Emi kepada Bergelora.com di Jakarta, Rabu (27/1).
Menurutnya, akses jalan tersebut sangat penting sebagai penghubung antara RW 05 dan RW 04 serta merupakan jalan yang sangat dibutuhkan oleh warga untuk berbagai aktivitas diantaranya pergi ke sekolah dan menjalankan ibadah. Akses jalan tersebut juga sudah digunakan oleh warga sekitar sejak puluhan tahun.
“Sejak pembangunan pagar yang dilakukan oleh PT. KAI, warga menjadi sangat kesulitan dalam melakukan aktivitasnya, terutama bagi anak sekolah dan para manula,” ujarnya.
Ia menjelaskan, bagi anak sekolah di sekitar lokasi ataupun yang bersekolah di sekitar lokasi harus mengeluarkan dana lebih karena menggunakan angkutan umum 2 (dua) sampai 3 (tiga) walaupun jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh. Belum lagi hubungan antar warga RW 05 dan RW 04 yang terputus.
“Dampak lain dari pembangunan pagar tersebut adalah warga RT 015/05 dan RT 016/05 akan terisolir dan sulitnya jalan keluar. Terlebih lagi pembangunan pagar tersebut belum ada persetujuan ataupun sosialisasi yang dilakukan oleh pihak PT. KAI ke warga setempat,” katanya
Untuk itu, Forum Warga yang tinggal di pinggiran rel kereta api yang berada di RT 015/05 Lenteng Agung akan mendatangi Stasiun Lenteng Agung pada hari Rabu, 27 Januari 2016 pukul 10.00 untuk bertemu dengan Kepala Stasiun sebagai simbol dan perwakilan dari PT. KAI.
“Kami meminta agar PT. KAI memberikan jalan keluar sehingga warga RT 015/05 dan RT 016/05 tidak terisolir dan diberikan akses jalan,” ujarnya. (Web Warouw)
