BOMPAY- Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 406/CK Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-PNG dibawah pimpinan Letkol Inf Aswin Kartawijaya selaku Dansatgas Yonif 406/CK, memberantas Buta Aksara dengan mengajarkan anak-anak di Papua membaca dan menulis dengan berbagai metode, agar apa yang diajarkan dapat diterima, dimengerti, dan diingat. Niat tulus para prajurit TNI dilaksanakan saat menempati Pos di wilayah Bompay Papua, Rabu (30/3).
Dansatgas Yonif 406/CK Letkol Inf Aswin Kartawijaya menyampaikan, anak-anak di Papua belajar dengan metode sambil bermain dan bernyanyi. Metode lainnya dengan memberikan reward berupa permen gula-gula dan snack kepada anak-anak yang bisa menjawab pertanyaan yang diberikan dan juga bila ada yang bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya.
“Pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan sebuah bangsa, terutama pendidikan terhadap anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa,” imbuh Letkol Inf Aswin Kartawijaya.
Menurutnya, dengan mendapatkan pendidikan yang layak, maka kita dapat memiliki masa depan yang lebih baik. Begitu juga dengan bangsa kita, bila setiap warga negara kita mendapatkan pendidikan yang layak dari Sabang sampai Merauke, maka negara kita bisa menjadi negara yang kuat dan lebih maju lagi. Tidak heran bila pemerintah pusat mengalokasikan anggaran yang besar untuk sektor pendidikan di Indonesia.
Letkol Inf Aswin Kartawijaya juga menyatakan bahwa, sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu, setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak.
“Program mengajar di sekolah-sekolah dan bela negara, program anak asuh, pembuatan rumah pintar merupakan tekad kita untuk memberantas buta aksara khususnya untuk anak-anak Papua di wilayah perbatasan RI-PNG,” pungkas Letkol Inf Aswin Kartawijaya.
Perbaiki Jalan
Selain itu, prajurit TNI juga dikerahkan untuk memperbaiki akses jalan Perbatasan RI-PNG. Sebanyak 300 personel Yonif 406/CK yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Republik Indonesia (RI) dengan Papua Nugini (PNG).
Intensitas hujan di daerah perbatasan RI-PNG selama 5 (lima) hari belakangan ini sangat tinggi dan mengakibatkan jalan utama di Kabupaten Keerom yang merupakan akses jalan satu-satunya yang menghubungkan Distrik Sateenggi, Distrik Waris, Distrik Senggi menuju Kabupaten Keerom dan menuju Provinsi Jayapura, mengalami rusak berat dan amblas.
Letkol Inf Aswin Kartawijaya menuturkan bahwa, sarana jalan merupakan infrastruktur yang sangat penting dan vital di suatu daerah manapun, baik tingkat Negara, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan maupun Desa/Kampung. Sarana jalan yang menghubungkan dari suatu daerah dengan daerah lain sangat berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat dan faktor pendorong kemajuan ekonomi daerah.
“Bila sarana jalan di suatu daerah tersebut rusak, bahkan terputus, maka otomatis segala aktivitas masyarakat dan kegiatan ekonomi akan lumpuh, begitu juga di daerah perbatasan RI-PNG yang berbatasan langsung dengan negara lain,” kata Dansatgas.
Lebih lanjut Dansatgas mengatakan bahwa, di daerah perbatasan RI-PNG khususnya di Kabupaten Keerom tempat penugasan Satgas Yonif 406/CK, sarana jalannya sudah rusak dan amblas bahkan hampir terputus. Menurutnya, karena yang mempunyai alat berat untuk memperbaiki secara maksimal jalan rusak tersebut hanya Dinas PU Kabupaten Keerom.
“Kami berinisiatif untuk membantu pemerintah memperbaiki jalan tersebut yang rusak/amblas dengan alat yang terbatas sebelum pemerintah memperbaikinya dengan alat berat,” kata Letkol Inf Aswin Kartawijaya.
Sementara itu, menurut Kepala Desa (Kades) Kampung Kalimao Bapak Wempi Wey dan masyarakat perbatasan RI-PNG yang ingin melaksanakan perjalanan ke Jayapura sangat berterimakasih kepada prajurit Satgas Yonif 406/CK yang bergerak cepat untuk memperbaiki jalan yang rusak tersebut. (Kolonel Czi Berlin G)