Oleh: Toga Tambunan *
DI SEBUAH Universitas seorang dosen mencucurkan bola golf ke dalam setoples. Bola golf lainnya tumpah. Semua mahasiswa mengiyakan setoples sudah penuh. Berikutnya sang dosen masukkan lagi butiran manik-manik, digoyang-goyang. Manik-manik masuk. Seteplos penuh, berisi bola golf dan manik-manik itu. Dosen terus juga beratraksi. Dituangnya lagi ke setoples itu pasir halus, digoyang-goyang tambah cepat. Butir pasir masuk. Mahasiswa berseru “penuh”. Ternyata dosen masih ambil dari tasnya air limun. Dituang ke setoples. Penuh.
Lantas dosen bertanya: jika anda memasukkan lebih dulu pasir ke setoples hingga penuh, dapatkah memuat lagi manik-manik apalagi bola golf? Atau mengisi setoples tidak berurutan semacam sistim, dapatkah setoples memuat semua properti semula?
Mahasiswa itu sudah tentu menjawab “tidak”
Pertanyaan yang sama dari dosen ke mahasiswa itu, juga untuk kita semua. Gimana jawaban Anda?
Dosen itu mengajarkan, bahwa sistim yang benar mengerjakan sesuatu adalah mulai dahulu dari urusan besar, berikutnya barulah mengerjakan hal lebih kecil. Tidak terbalik. Begitulah urutan menangani segala problem jenis apapun.
Contoh itu berlaku juga terhadap problem perang yang kini berkecamuk kian berapi-api di Ukraina.
Kita lihat tank berlaras panjang memuntahkan keganasannya. Gedung-gedung terbakar, runtuh jadi puing kreweng dan jenazah manusia tergeletak. Hanya itu yang kita tahu. Sedang para pihak berperang melansir kontinu dan kencang butiran propagandanya, untuk melibatkan masyarakat dunia ke pihaknya.
Banyak segi dalam kemelut pelik sengit peperangan itu yang luput atau tersembunyi atau disembunyikan dari umum.
Kita merasakan gejolak peristiwa, tapi banyak hal tidak kita ketahui. Kita wajib mengakui, lebih banyak hal ihwal tidak kita tahu dari yang kita tahu meskipun hanya atas satu kejadian saja.
Ambillah contoh gerak peristaltik pencernaan dalam tubuh sendiri. Dapatkah kita mengendalikannya, menghentikan dan menggerakkannya sesuka kita mau? Itu terjadi dalam tubuh sendiri. Terlebih lagi yang diluar diri.
Dapatkah kita tinjau lokasi sarang semut yang bolak balik berbaris depan halaman rumah?
Terkait mengurus ketidaktahuan itu, maka dosen tersebut diatas mengajarkan rumus : mulai mensidik dari bola besar masalah dalam sesuatu problem, selanjutnya akan dapat mengurus partikel atau hal kecil lainnya. Berarti wajib lebih dulu membaca sesuatu hal dari pandangan yang Maha Besar yakni Sang Pencipta yang dalam Alkitab mengenalkan dan manusia tahu namaNya: (Elohim) Jahweh. RohkudusNya melalui Paulus mengajarkan:
“……..carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (Kolose 3:1-2)
Yang dimaksud perkara diatas adalah tentang Kerajaan Elohim Jahweh, termasuk programNya. Sungguh tak terlihat lensa mata.
Selain itu Rasul Paulus oleh bimbingan Roh Kudus menerangkan:
“Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” (2 Korintus 4:17-18)
Ditegaskan menomorsatukan yang tak kelihatan yang adalah kekal, yang sudah ada sebelum dunia semesta kelihatan ini tercipta. Selain itu terdapat pula kemuliaan kekal yang juga tidak kelihatan.
Kewajiban mendahulukan memahami perkara diatas, manusia akan dapat mengerti sesuatu kejadian dibumi. Rancangan Elohim Jahweh di tempatNya diatas, diimpartasi ke umatNya dibumi. Dan selanjutnya manusia akan menemukan jalan meraih solusi.
Paulus juga menulis,– “Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini,” (2 Korintus 4:11)
Begitu juga mengetahui maut yakni kondisi yang di fabrikasi Lucifer, yang jadi penguasa di angkasa, juga tak terlihat. Meski tak kelihatan, perihal Lucifer penguasa kerajaan angkasa seperti diajarkan Rohkudus kepada Paulus, menulis,– “Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka._”
(Efesus 2:2)
Berkaitan kebencian Lucifer terhadap Ayub yang dinilai Elohim Jahweh,– “yang yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”_ (Ayub 1:8b),– sehingga Elohim Jahweh memberi izin terbatas kepada iblis mencobai Ayub: “Maka firman TUHAN kepada Iblis,– “Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.” Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.” (Ayub 1:12)
Itulah awalnya kontak Lucifer makin kontinu dan kencang melansir manuver muslihat jahat terhadap manusia, lebih dari tipuannya terhadap Adam dan Hawa.
Kerajaan Lucifer yang tak kelihatan mengacaukan hidup Ayub, menderita bermacam berpenyakit, dan amat sengsara.
Kerajaan Elohim Jahweh tak kelihatan. Meskipun begitu realitasnya nyata, yang seringkali ada, atau bahkan mungkin banyak manusia yang tak mengakui Musa menerima dua loh batu bertuliskan 10 hukumNya atau lupa kejadian faktual tersebut.
Kekuasaan Lucifer itu pun rangkaian tak kelihatan dari konsekuensi pengingkarannya terhadap Elohim Jahweh berupa maut kekal yang masih tak kelihatan. Meskipun realitasnya kondisi Adam dan Hawa yang semula baik, tidak berpakaian, telah berubah menjadi rusak berpenyakit, sengsara bahkan mati. Atau konon realitasnya Ayub mengalami penderitaan seperti dahulu kala, berulang terjadi terus atas manusia di masa kini, diantaranya, perang di Ukraina.
Siapa di Ukraina yang memulai dan siapa yang menangkal permusuhan penyebab peperangan itu? Antar para pihak berperang menyembunyikan siasat, apalagi motifnya. Elohim Jahweh mengurusi peperangan itu dengan sistemNya lebih dari yang kita tahu. Semua kejadian itu diketahui Elohim Jahweh yang tak kelihatan.
Lucifer menabur bibit dan situasi permusuhan diantara manusia demi kepentingannya, sehingga manusia mengingkari ketetapan hukum Elohim Jahweh, antara lain ” _jangan membunuh seseorang_ “.
Kondisi fana merupakan kodrat manusia di dunia ini, dan akan berlanjut berikutnya ke kondisi baka yakni alam maut kekal perwujudan kongkrit Kerajaan Lucifer bagi Lucifer, iblis lainnya & manusia pengikutnya; berlawanan terhadap kondisi realis Langit Baru Bumi Baru yang kekal yakni wujud Kerajaan Elohim Jahweh bagi manusia yang berkenaan kepadaNya.
Realitas yang tidak nampak lensa mata inilah, bahkan tidak dimaklum segenap panca indera kita itulah, rujukan segala butir masalah kehidupan umat manusia, skala paling spektakuler hiper super maxi sehingga masalah sepele tiap jenis apapun.
Mendiagnosa terpisah tiap kasus terkecil atau sederhana apapun kasus, memang sudah selayaknya dikerjakan hingga dapat menemukan detail persoalannya dalam konteksual relasi kontradiksi 2 kuasa yang tak terlihat itu. Solusi apik tuntas penyelesaian problem, hanyalah jika para pihak memilih prakarsa ditentukan Kerajaan Elohim Jahweh, yang mengasihi manusia diantara para pihak terlibat problem itu, dituntunNya memasuki Langit Baru Bumi baru yang kekal.
Perang Ukrania selayaknya dibaca dalam kerangka kontradiksi 2 kerajaan tak terlihat yang real itu. Kontradiksi Kerajaan Elohim Jahweh terhadap kerajaan Lucifer, merupakan yang prima dari segala kontradiksi di bumi manusia.
Gerak peristaltik usus yang tak kelihatan tapi nyata itu, selayaknya dimengerti sinyalnya agar diisi dengan asupan sesuai kehendak Elohim Jahweh agar bersangkutan sehat dan tidak diisi mengikuti nafsu selera menu Lucifer penyebab penyakit yang merunyamkan dinamika peristaltik.
Semut bolak balik berbaris didepan rumah untuk membangun & lestarikan sarangnya itu sebagai sinyal simbiose mutualistis hewan dengan manusia dan sesama antar manusia, sementara Lucifer mensengkarut jadi simbiose parasitis.
Sekalipun kita banyak tidak tahu atau hanya sedikit saja tahu, manuskrip (penyebab) kejadian, tidak perlu gelisah. Hanya perlu bertindak ajeg saja, memahami dan berkemauan pada poros sistim relasi besar ke-Ilahian, ke relasi terminal peralihan, hingga relasi ke kasus kongkrit yang terjadi, dan dengan waras memilih target kehendak Elohim Jahweh. “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.” (Efesus 5:17)
Sistim itu mencakup haluan, prosedur, relasi, negasi, mekanisme maupun saatnya sudah diberitahu Rohkudus, selengkap pokok-pokoknya dan contohnya, ditulis dalam kitab suci Alkitab.
Puncak seluruh ilmu pengetahuan dan teknologi berhulu berhilir dalam kitab suci itu. Misalnya tehnologi angkat Henokh, Elia dan Yesus naik tembus awan, apakah manusia sanggup merekayasa seperti itu untuk tehnologi pesawat angkasa? Adakah tekhnologi kimia tercanggih kini, mengubah air putih jadi anggur atau lima keping roti dan dua ekor ikan untuk lebih 5000 orang, bersisa 12 bakul penuh? Adakah tehnologi super tercanggih medis menghidupkan jenazah? Maka tiada yang mustahil, tehnologi perdamaian di Ukraina dirakit seiring kehendak Elohim Jahweh.
Camkan, melalui kemelut pelik kehidupan itu manusia berhutang hidup kepada Elohim Jahweh memproses manusia masuk ke Langit Baru Bumi Baru yang disediakan dan ditawarkanNya. Pilihlah kehendakNya. Selamat hari minggu.
Bekasi, 26 Februari 2023
* Penulis Toga Tambunan, evangelis dari Gereja.Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)