JAKARTA – Suluh Perempuan bekerjasama dengan PT. KAI Logistik sukses menyelenggarakan ‘Diskusi Publik dan Workshop Kewirausahaan Perempuan’ pada Senin (13/11/2023).
Paparan materi-materi penting disampaikan oleh para pembicara Ima Rahmania (Kepala Bidang Konsultasi Bisnis Kementerian Koperasi dan UMK), Reska Putri Praslita (Direktur Keuangan PT Kereta Api Logistik), Siti Rubaidah (Ketua Umum Suluh Perempuan), Hadi Nugraha (Owner Katuwn Girl), dan Ismail (Specialist of Marketing and Sales PT Kereta Api Logistik. Hadir juga Olivia Summer (Miss Queen Indonesia).

Tak hanya diskusi, acara yang berlangsung di Aula Gedung Trisula PERWARI Jakarta tersebut juga mengadakan dua kelas workshop yaitu peluang bisnis logistik dan seluk beluk marketing online. Bazar UMKM dan pagelaran fasion show karya desainer Omar Fashion dari Komunitas Anggalang turut mensukseskan acara yang berlangsung dari jam 09.00 sampai 15.00 WIB itu.
Di forum diskusi Siti Rubaidah selaku Ketua Umum Suluh Perempuan menyampaikan dengan ringkas visi misi Suluh Perempuan sebagai organisasi perempuan yang konsen pada isu-isu pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak.
Siti Rubaidah berharap acara diskusi publik tersebut bisa menjadi kolaborasi yang bagus antara komunitas/ masyarakat, pemerintah, dunia bisnis, akademisi, dan media (kolaborasi Pentahelix).

“Kolaborasi pentahelix hari ini terjadi dimana Pemerintah diwakili Kementerian Koperasi dan UMK, badan usaha diwakili PT KAI Logistik, dan masyarakat sipilnya diwakili Suluh Perempuan dan Ibu-Ibu pelaku UMKM yang hadir disini, “ungkapnya.
“Kolaborasi-kolaborasi seperti ini akan terus digaungkan dan diadakan supaya para perempuannya lebih berdaya. Kalau hari ini yang memfasilitasi adalah PT KAI Logistik harapannya kedepan nanti Kementerian Koperasi dan UMK yang akan memfasilitasi, “ujar Siti disambut tepuk tangan segenap hadirin.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Siti Rubaidah menambahkan bahwa pelaksanaan acara hari itu juga dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16HAKTP), yakni sebuah peringatan oleh kaum perempuan di seluruh dunia yang ingin menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah pelanggaran Hak Asasi Manusia.
“Kita-kita ini perempuan di akar rumput sehari-hari berhadapan dengan masalah-masalah macam KDRT, budaya patriarki, kekerasan seksual, yang bekerja di kantoran punya masalah diskriminasi, juga yang mengalami stigma-stigma negatif yang sering dilekatkan terhadap perempuan.“
“Itu makanya Suluh Perempuan selain melakukan kerja-kerja pendampingan terhadap kasus-kasus kekerasan berbasis jender, juga harus mampu membangkitkan semangat dari keterpurukan tadi. Itulah tugas kita organisasi perempuan, tugas kita teman-teman komunitas, tugas kita paralegal, tugas kita para perempuan pendamping korban, “tegasnya.
“Kita sebagian besar ini mayoritas adalah penyintas tapi bagaimana perempuan-perempuan yang tidak berdaya karena mendapatkan kekerasan, stigma, diskriminasi ini pelan-pelan kita bisa bangkit.“
“Kalau tadi Ibu Ima dari Kementerian Koperasi dan UMK mengatakan sudah berada di level punya Nomor Induk Berusaha (NIB) itu sudah bagus, tapi untuk sampai ke NIB nangis-nangis berdarah-darahnya bisa puluhan tahun. Karena di awal-awal kita pasti bingung dengan kondisi harus bekerja apa, aku dan anak harus makan apa, siapa yang akan kasih nafkah.“
“Maka dalam peringatan 16HAKTP ini mari kita rayakan. Stop kekerasan terhadap perempuan. Dan kita ingin perempuan semua bangkit dan berdaya, karena dengan berdaya kita sebagai perempuan jadi mempunyai daya tawar. Dengan berdaya memberikan kesempatan bagi perempuan untuk melakukan banyak hal baik bagi diri mereka sendiri, keluarga mereka, dan orang-orang di sekitar mereka, “pungkasnya. (Tedjo)