JAKARTA – Militer Israel telah melakukan semua persiapan yang diperlukan untuk merebut Rafah, sebagai benteng terakhir Hamas di Jalur Gaza.
Dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Kamis (25/4/2024), seorang pejabat senior pertahanan Israel mengatakan bahwa militer Israel dapat melancarkan operasi tersebut setelah mendapat persetujuan pemerintah.
Rencana serangan terhadap kota tersebut, dimana lebih dari 1 juta orang terpaksa mengungsi, telah menimbulkan kekhawatiran internasional yang luas. Badan-badan bantuan telah memperingatkan potensi bencana kemanusiaan. Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga telah mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak menyerang Rafah.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, pemerintah Israel mengatakan akan membasmi Hamas setelah serangan kelompok tersebut di Israel selatan pada 7 Oktober tahun lalu, yang menewaskan 1.200 orang dan 253 orang disandera.
Perang Israel-Hamas tersebut, yang kini memasuki bulan ketujuh, telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina, dan dikhawatirkan masih banyak lagi yang terkubur di bawah reruntuhan. Serangan tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah kantong tersebut, menyebabkan sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya mengungsi dan menciptakan krisis kemanusiaan.
Dalam 24 jam terakhir, serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 79 warga Palestina dan melukai 86 lainnya, kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Dua orang tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di Rafah. Sementara empat orang tewas ketika sebuah rudal menghantam sekelompok orang yang berdiri di luar supermarket di kamp pengungsi Al-Nuseirat dan satu orang tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di Deir Al-Balah, pusat Gaza, kata pejabat kesehatan Palestina.
Warga di Gaza utara dan pinggiran Kota Gaza melaporkan adanya gempuran hebat.
“Kami tidak tahu mengapa ini semua terjadi. Apakah karena kami kembali ke rumah dan akhirnya mendapat bantuan setelah berbulan-bulan kelaparan dan Israel tidak menyukainya?” kata Mohammed Jamal, 29, warga Kota Gaza, dekat Zeitoun, salah satu pinggiran kota tertua di Gaza
“Sepertinya perang dimulai lagi. Seolah-olah ini baru saja terjadi, mereka membakar tempat itu,” katanya kepada Reuters melalui aplikasi chat.
Ketika ditanya tentang perkembangan tersebut pada hari Rabu, militer Israel belum memberikan komentar. (Web Warouw)
Israel tenang2, digangguin. Giliran dibalas, playing victim. Bilangnya Israel kejam, jahat; pura2 tidak tahu kenapa Israel menyerang. Hehehe …. drama yang pahit.