Sabtu, 25 Oktober 2025

MENYERANG FASILITAS MILITER NIH..! Pemerintahan Assad Tumbang, Tank Israel Masuk Suriah, Tzahal Ungkap Tujuannya

DAMASKUS – Israel mengerahkan tank ke wilayah Suriah pada Minggu (8/12/2024). Tank-tank itu memasuki Suriah kala beredar kabar pemerintahan Bashar al-Assad tumbang oleh pemberontak.

Angkatan bersenjata Israel, Tzahal, membenarkan adanya pengerahan itu.

Mereka menjelaskan tujuan pengerahan tank ke Suriah untuk mengamankan zona penyangga di antara Israel dan Suriah.

Dalam catatan, Tank Israel terakhir masuk zona itu pada 1974.

Media Israel, The Times of Israel dan The Jerusalem Post, melaporkan tank-tank itu termasuk mendekati Quneitra, Suriah.

Tzahal juga dilaporkan menyerang sejumlah fasilitas militer Suriah di sekitar Dataran Tinggi Golan. Militer Israel berdalih, serangan itu dimaksudkan untuk mencegah fasilitas tersebut dikuasai kelompok radikal.

Dataran Tinggi Golan merupakan wilayah Suriah yang diduduki Israel sejak 1961.

Tzahal beralasan, pengerahan tank-tank itu bagian dari pencegahan. Israel tidak mau ada orang bersenjata dari Suriah masuk ke Israel. Tzahal menyatakan, tidak ikut campur dalam perang saudara di Suriah.

Pemberontak Suriah Umumkan “Tirani” Bashar al Assad Telah Runtuh Pemerintahan Presiden Suriah Bashar al Assad Tumbang,

Damaskus Dikuasai Pemberontak Pernyataan disampaikan meski Israel tidak berhenti menyerang berbagai posisi dan fasilitas pasukan pemerintah Suriah. Gempuran Israel menjadi salah satu penyebab pasukan pemerintah dan milisi pendukung pemerintah melemah. Pasalnya, mereka jadi kekurangan senjata dan aneka fasilitas lain.

Mengapa Suriah Bashar al-Assad Mudah Digulingkan

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan dari Damaskus kejatuhan Bashar al-Assad sebagai Presiden Suriah menjadi salah satu peristiwa paling mengejutkan tahun ini. Hanya dalam waktu 11 hari, pemberontak Suriah yang dipimpin oleh kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil merebut ibu kota Damaskus. Konflik yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade ini mencapai titik balik yang mengejutkan banyak pihak.

Faktor utama di balik keberhasilan ini adalah lemahnya dukungan internasional kepada Assad, terutama dari sekutunya seperti Rusia dan Iran. Serangan kilat oleh pemberontak juga diperkuat dengan minimnya motivasi di kalangan militer Suriah, yang telah lama tertekan oleh krisis ekonomi dan moral yang runtuh. Hal ini memunculkan berbagai spekulasi, termasuk dugaan keterlibatan Israel dalam momen krusial tersebut.

Dalam laporan ini, akan diurai kronologi kejadian, peran para aktor global, dan dampak besar yang menyertai jatuhnya rezim Assad. Berikut adalah langkah-langkah penting yang membawa perubahan besar di Suriah.

Langkah Awal Pemberontak: Serangan di Aleppo

Pada 27 November, pemberontak Suriah memulai serangan kilat di Aleppo. Kota ini menjadi titik strategis pertama yang dikuasai oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Serangan ini menjadi langkah awal yang mengubah dinamika konflik Suriah setelah bertahun-tahun stagnasi.

Kelompok HTS, yang sebelumnya memiliki basis kuat di wilayah Idlib, menunjukkan kekuatannya melalui manuver cepat dan terorganisir. Keberhasilan ini menjadi sinyal lemahnya pertahanan militer Assad, yang mulai kehilangan wilayah secara signifikan.

Perebutan Kota-Kota Kunci: Hama dan Homs

Setelah berhasil di Aleppo, pemberontak melanjutkan gerakannya menuju Hama pada 3 Desember. Dalam waktu dua hari, kota ini jatuh ke tangan HTS, diikuti dengan perebutan kota strategis Homs pada 7 Desember.

Para analis menyebut lemahnya dukungan Rusia dan Iran sebagai salah satu alasan utama kekalahan rezim Assad. Serangan besar-besaran ini juga memperlihatkan kurangnya persiapan pemerintah menghadapi tekanan militer di berbagai front.

Puncak Konflik: Jatuhnya Damaskus

Damaskus, ibu kota Suriah, menjadi puncak dari serangan HTS. Pada 8 Desember, kelompok ini mengumumkan kemenangan besar setelah berhasil menguasai pusat kekuasaan Assad. Momen ini dirayakan dengan deklarasi era baru Suriah yang dikuasai oleh pemberontak.

Dalam pidatonya, pemimpin HTS Abu Mohammed al-Jolani menyebut kemenangan ini sebagai momen bersejarah. Ia menekankan perlunya rekonsiliasi nasional dan pemutusan pengaruh asing seperti Iran di Suriah.

Spekulasi Bantuan Israel

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membuat pernyataan kontroversial mengenai jatuhnya Assad. Ia mengklaim bahwa tindakan Israel terhadap Iran dan Hizbullah secara tidak langsung membantu pemberontak merebut wilayah.

Namun, para analis mempertanyakan klaim tersebut. Banyak yang percaya bahwa kejatuhan Assad lebih disebabkan oleh faktor internal dan pengalihan perhatian Rusia ke konflik Ukraina.

Dampak Jatuhnya Assad

Jatuhnya Bashar al-Assad membuka babak baru dalam sejarah Suriah. Dengan pelarian Assad ke Rusia, banyak pihak bertanya-tanya tentang masa depan Suriah yang kini berada di bawah kendali kelompok Islamis.

Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, menyebut kejatuhan ini sebagai peluang besar untuk membangun kembali Suriah. Namun, tantangan besar tetap ada, terutama dalam menjaga stabilitas di tengah pergeseran kekuatan politik.

Lemahnya dukungan internasional dari Rusia dan Iran, ditambah dengan krisis ekonomi dan moral di kalangan militer Suriah, menjadi penyebab utama.

HTS adalah kelompok Islamis Sunni yang sebelumnya berafiliasi dengan Al-Qaeda. Mereka kini berusaha memperbaiki citra untuk mendapatkan pengakuan internasional.

Israel disebut memberikan tekanan pada Iran dan Hizbullah, yang secara tidak langsung melemahkan posisi Assad. Namun, keterlibatan langsung Israel masih menjadi perdebatan. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru