JAKARTA — Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Pandjaitan buka suara soal pernyataan penilaian Aliansi Ekonomi Indonesia (AEI) yang menyebut Indonesia sedang mengalami darurat ekonomi .
Atas penilaian itu, Luhut melalui akun Instagramnya pada Jumat (12/9) mengatakan telah berdiskusi secara terbuka dengan para ekonom-ekonom tersebut selama dua jam soal penilaian mereka.
Ia mengaku mendengar paparan AEI terkait tantangan dan arah kebijakan ekonomi nasional.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Minggu (14/9) dari hasil diskusi, Luhut mengatakan ada satu hal yang ia garis bawahi soal masukan AEI; Pemerintah perlu melakukan deregulasi kebijakan, serta penyederhanaan birokrasi karena perekonomian yang dinilai masih menghambat iklim usaha dan investasi yang menguntungkan.
Luhut mengaku masukan itu sangat berharga bagi DEN.
“Karena memang pemerintahan Presiden @prabowo sedang fokus untuk memperkuat fondasi ekonomi melalui deregulasi untuk mendorong penciptaan lapangan kerja, digitalisasi sistem perizinan melalui OSS,” katanya.
Selain mendengar masukan dan kritik, Luhut sendiri juga menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk memperbaiki perekonomian Indonesia.
Salah satu perbaikan terkait penguatan penerimaan negara melalui digitalisasi.
Salah satu proyek percontohan yang akan dijalankan dalam waktu dekat adalah digitalisasi penyaluran bansos. Dengan sistem yang lebih transparan, bantuan akan lebih tepat sasaran, anggaran lebih efisien, dan yang paling penting, masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya, katanya.
Luhut mengucapkan terima kasih atas masukan yang diberikan para ekonom itu.
Aliansi Ekonom Indonesia (AEI) melihat adanya penurunan kualitas hidup yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat secara masif.
Mereka juga mengungkap sejumlah indikasi perekonomian Indonesia tidak baik-baik saja.
Aliansi yang dalam petisinya terdapat nama Yose Rizal Damuri, Wijiyanto Samirin, Vivi Alatas, Teuku Riefky itu menyebut masalah yang menimpa perekonomian Indonesia tidak terjadi secara tiba-tiba tetapi sudah terakumulasi melalui proses panjang imbas ketidakadilan sosial yang terjadi di Indonesia.
“Walau ada tekanan dari guncangan global, kondisi di Indonesia ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan akumulasi berbagai proses bernegara yang kurang amanah sehingga menyebabkan berbagai ketidakadilan sosial,” kata Aliansi Ekonom Indonesia dalam keterangan tertulis, Selasa (9/9).
Kondisi darurat ekonomi ini bertolak belakang dengan yang selama ini disampaikan pemerintah. Pemerintah sering tertawan ekonomi RI yang tumbuh sekitar 5 persen lebih baik dibandingkan negara lain. (Web Warouw)