JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) berkomitmen untuk mencegah segala upaya pelarangan Israel dalam berlaga di Piala Dunia 2026. Langkah ini menyusul seruan dari beberapa pihak internasional untuk memberikan sanksi terhadap Israel akibat dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Gaza.
Sebuah laporan komisi penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa Israel terlibat dalam tindakan yang dapat dianggap sebagai genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Pernyataan ini memicu reaksi keras, termasuk seruan dari Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, yang meminta agar Israel dilarang mengikuti kompetisi olahraga internasional. Israel
Piala Dunia 2026 akan diselenggarakan bersama oleh AS, Meksiko, dan Kanada. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menegaskan kepada BBC Sport bahwa mereka akan berupaya keras untuk menghalangi upaya pelarangan tim nasional Israel dari kompetisi sepak bola terbesar dunia tersebut.
Sementara itu, badan sepak bola Eropa (UEFA) dikabarkan akan segera mengadakan pertemuan untuk memutuskan langkah selanjutnya terkait status Israel dalam kualifikasi Piala Dunia.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa UEFA sedang menghadapi tekanan yang lebih besar dari berbagai negara terkait masalah ini.
Israel dijadwalkan bertanding melawan Norwegia dalam kualifikasi Piala Dunia pada 11 Oktober mendatang.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, Presiden Federasi Sepak Bola Norwegia, Lise Klaveness, menegaskan bahwa meskipun mereka harus berhadapan dengan Israel, organisasi mereka tidak dapat mengabaikan penderitaan kemanusiaan yang terjadi di Gaza.
Selain itu, Asosiasi Sepak Bola Italia juga mempertanyakan tantangan bermain melawan Israel, yang dijadwalkan bertemu dengan Italia pada 14 Oktober di Udine.
Tuntutan untuk menangguhkan Israel dari sepak bola internasional semakin meningkat setelah laporan PBB tersebut, yang menyebutkan bahwa empat dari lima tindakan genosida yang didefinisikan oleh hukum internasional telah terjadi sejak dimulainya konflik pada 2023.
Diketahui, militer Israel meluncurkan serangan di Gaza sebagai balasan terhadap serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera 251 orang.
Hingga kini, lebih dari 65.000 warga Gaza dilaporkan tewas akibat pertempuran tersebut, menurut data yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan Gaza.
Israel secara tegas membantah tuduhan genosida tersebut, menyatakan bahwa tindakan mereka di Gaza merupakan upaya membela diri. Kementerian Luar Negeri Israel bahkan menyebut laporan PBB sebagai distorsi dan kesalahan informasi.
Di tengah kontroversi ini, Spanyol menyarankan agar Israel diperlakukan dengan cara yang sama seperti Rusia, yang telah dilarang berpartisipasi dalam kompetisi internasional setelah invasi ke Ukraina pada 2022.
Israel, yang kini menempati posisi ketiga dalam grup kualifikasi Piala Dunia mereka, saat ini tertinggal enam poin dari Norwegia yang berada di posisi teratas.
Sementara itu, dalam dunia olahraga lainnya, berbagai protes terhadap partisipasi Israel dalam kompetisi internasional terus berkembang.
Sejumlah pengunjuk rasa pro-Palestina baru-baru ini menggelar aksi di Madrid, membatalkan etape terakhir Vuelta a Espana, dan menyampaikan pesan-pesan menentang genosida serta dukungan untuk Palestina. Komite Olimpiade Internasional (IOC) juga telah mengambil langkah serupa terhadap atlet Rusia dan Belarusia dengan melarang mereka berkompetisi di Olimpiade 2024.
Namun, Presiden IOC, Kirsty Coventry, menghindari pertanyaan mengenai sanksi terhadap Israel, dengan menyatakan bahwa olahraga seharusnya mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan.
Sementara itu, dalam pertandingan Liga Europa, suporter klub Yunani PAOK memprotes kehadiran tim Israel Maccabi Tel Aviv dengan mengibarkan bendera Palestina dan spanduk yang menyerukan penghentian genosida. Aksi tersebut kembali memicu ketegangan, dengan para pendukung PAOK dan kelompok aktivis menyerahkan petisi yang mendukung larangan Israel berkompetisi dalam sepak bola Eropa.
UEFA sedang mempertimbangkan langkah selanjutnya setelah protes tersebut, dan pertandingan PAOK vs Maccabi Tel Aviv diharapkan menjadi salah satu pertandingan berisiko tinggi.
Sebagai respons, PAOK memperingatkan para pendukungnya untuk menghindari pemasangan spanduk atau pesan bermuatan politik selama pertandingan tersebut.
Maccabi Tel Aviv juga akan bertanding melawan Aston Villa di Villa Park pada 6 November, dan keberlanjutan situasi ini kemungkinan akan terus memengaruhi hubungan antara olahraga dan politik internasional. (Web Warouw)