PALANGKARAYA – Mantan Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Kalimantan Tengah sekaligus tokoh Dayak, Rawing Rambang, mengingatkan pemerintah mengenai ancaman serius jika kebun rakyat yang berada di kawasan hutan terus diambil alih. Ia menilai, kebijakan tersebut dapat menimbulkan kemiskinan baru bahkan konflik horizontal di tengah masyarakat.
“Ini berbahaya. Mereka hanya berkebun 2–3 hektare untuk hidup, bukan mencari kekayaan. Kalau lahan diambil, bagaimana mereka bisa makan dan menghidupi keluarganya?” kata Rawing Rambang di Palangka Raya, dikutip Bergelora.com di Palangkaraya (2/10/2025).
Rawing menuturkan, banyak kebun rakyat yang telah menjalin kerja sama dengan perusahaan. Namun, lemahnya pemahaman hukum membuat warga kerap berada di posisi yang dirugikan. Karena itu, ia menegaskan pemerintah pusat maupun daerah harus hadir memberikan pendampingan agar masyarakat tidak menjadi korban kebijakan yang tidak adil.
Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Kawasan Hutan (PKH) sendiri mengambil-alih sekitar 8.762 hektare kebun yang berada di kawasan hutan dan nantinya kebun itu akan dikelola oleh Agrinas.
Menanggapi hal ini, Rawing meminta pemerintah maupun perusahaan agar mengembalikan hak rakyat.
“Aturan boleh ada, tapi jangan sampai mempersulit. Agrinas seharusnya membantu, bukan membatasi,” ujarnya.
Ia juga menyoroti keterbatasan ruang legal masyarakat untuk berkebun di Kalimantan Tengah. Dengan porsi hutan mencapai 77,6 persen dan Area Penggunaan Lain (APL) hanya 22,4 persen, masyarakat disebut semakin terdesak.
“Hutan boleh dijaga, tapi rakyat juga harus hidup. Kalau hutan tidak menghasilkan apa-apa, bagaimana mereka bisa bertahan?” tegasnya.
Rawing menambahkan, jika kepentingan rakyat tidak dilindungi, potensi konflik antarwarga maupun antara masyarakat dengan perusahaan besar sangat mungkin terjadi. Ia mendorong agar pemerintah lebih berpihak pada rakyat, terutama masyarakat adat Dayak.
“Jangan biarkan mereka tersisih di tanah sendiri. Kalau rakyat kehilangan lahan, masalah sosial baru pasti muncul,” pungkasnya. (Linda)