Minggu, 19 Oktober 2025

PERDAMAIAN MASIH JAUH NIH..! Hamas Tak Akan Tandatangani Kesepakatan Damai, Israel Hancurkan Terowongan Hamas

JAKARTA – Seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa kelompoknya tidak akan berpartisipasi dalam penandatanganan resmi perjanjian damai Gaza di Mesir. Hal ini dikatakan usai adanya kesepakatan damai awal yang disampaikan Presiden AS Donald Trump.

“Soal penandatanganan resmi kami tidak akan terlibat,” kata anggota biro politik Hossam Badran dalam sebuah wawancara, dan menambahkan bahwa Hamas bertindak terutama melalui mediator Qatar dan Mesir selama perundingan gencatan senjata di Mesir, dilansir AFP, Sabtu (11/10/2025).

Badran menyebut Hamas siap melawan jika perjanjian damai Donald Trump gagal dan permusuhan dengan Israel kembali terjadi di Jalur Gaza.

“Kami berharap tidak akan kembali berperang, tetapi rakyat Palestina dan pasukan perlawanan kami niscaya akan menghadapi dan menggunakan semua kemampuan mereka untuk menangkal agresi ini jika pertempuran ini dipaksakan,” kata anggota biro politik Hossam Badran kepada AFP.

Trump Terbang ke Mesir

Sebelumnya, Donald Trump akan terbang ke Israel dan Mesir pada akhir pekan ini, setelah gencatan senjata Gaza disepakati. Trump dijadwalkan akan menyampaikan pidato di parlemen Israel, Knesset, dan menghadiri seremoni penandatanganan perjanjian gencatan senjata yang digelar di Mesir.

Kunjungan singkat ke Israel dan Mesir ini, seperti dilansir The Washington Times, Sabtu (11/10/2025), dikonfirmasi oleh Trump sendiri saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Jumat (10/10) waktu setempat.

“Saya akan pergi ke Israel. Saya akan berpidato di Knesset, saya rasa, lebih awal, dan kemudian saya akan pergi ke Mesir. Mereka luar biasa,” kata Trump.

Dia mengatakan dirinya akan kembali ke Washington DC pada Selasa (14/10) malam, karena akan memberikan medali kebebasan anumerta kepada mendiang Charlie Kirk, aktivis konservatif AS yang dibunuh bulan lalu. Istri mendiang Kirk, Erika, akan menerima penghargaan tersebut.

Israel Hancurkan Terowongan Hamas

Sementara itu kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, pemerintah Israel menyatakan bakal melancarkan operasi besar-besaran untuk menghancurkan sisa jaringan terowongan bawah tanah milik Hamas di Jalur Gaza.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan operasi tersebut akan dilakukan setelah pembebasan seluruh sandera dan berada di bawah “mekanisme internasional” yang dipimpin Amerika Serikat, sponsor utama gencatan senjata di Gaza yang telah berlangsung selama tiga hari terakhir.

“Tantangan besar Israel setelah fase pembebasan sandera adalah penghancuran semua terowongan Hamas di Gaza,” ujar Katz dalam pernyataan resmi, dikutip dari AFP, Minggu (12/10/2025).

Ia menambahkan bahwa dirinya telah memerintahkan pasukan pertahanan Israel untuk bersiap melaksanakan misi tersebut.

Masih Jadi “PR” dalam Gencatan Senjata Gaza?

Hamas diketahui mengoperasikan jaringan terowongan luas di bawah Gaza yang memungkinkan anggotanya bergerak dan melancarkan serangan tanpa terdeteksi oleh sistem pengintaian Israel. Sebagian terowongan bahkan menembus pagar perbatasan menuju wilayah Israel dan telah digunakan untuk melakukan serangan mendadak.

Selama dua tahun perang yang dipicu oleh serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023, sebagian besar terowongan telah dihancurkan. Namun, menurut Katz, masih ada jaringan tersisa yang akan dimusnahkan sebagai bagian dari upaya pelucutan senjata dan demiliterisasi Hamas sebagaimana tercantum dalam tahap berikutnya dari rencana gencatan senjata yang disponsori AS.

Hamas sebelumnya telah menyetujui tahap pertama dari rencana tersebut, yang menghasilkan gencatan senjata pada Jumat (10/10/2025).

Tahap berikutnya, yang dijadwalkan pada Senin (13/10/2025), akan mencakup pembebasan 48 sandera Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Sebagai gantinya, Israel diperkirakan akan membebaskan sekitar 250 tahanan politik Palestina, termasuk beberapa orang yang dituduh melakukan serangan mematikan, serta 1.700 warga Gaza yang ditahan oleh militer Israel.

Meski demikian, Hamas menolak seruan untuk melucuti senjata. Pejabat senior kelompok tersebut, Hossam Badran, mengatakan kepada AFP bahwa tahap kedua dari rencana yang diusulkan Amerika Serikat mengandung banyak kerumitan dan kesulitan. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru