JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan dunia pendidikan dan sekolah kini dapat dikategorikan darurat insiden perundungan (bullying). Hal ini menyusul banyaknya kasus bullying yang terjadi dan viral akhir-akhir ini, tidak terkecuali di SMPN 19 Tangerang Selatan.
Padahal seharusnya perundungan di dunia sekolah tidak boleh terjadi.
“Ini merupakan satu hal yang tidak boleh terjadi dan kalau dikatakan ini darurat, saya bersama dengan pimpinan mungkin juga sudah mulai mengatakan ini sudah darurat, karena sudah terjadi kembali dan terulang lagi,” kata Puan dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Senayan, dilaporkan Bergelora.di Jakartq, Jumat (21/11/2025).
Oleh karenanya, DPR akan meminta komisi terkait untuk memanggil sejumlah kementerian, tidak terkecuali Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Nantinya, komisi akan mengkaji dan mengevaluasi pola pendidikan di sekolah-sekolah. Evaluasi juga akan melibatkan pihak profesional seperti psikolog maupun psikiater.
“Psikolog atau psikiater atau pihak-pihak yang memang harus dilibatkan untuk mengkaji dan mengevaluasi, jangan sampai hal ini terjadi,” ucap dia.
Ia menyampaikan, anak-anak merupakan generasi masa depan. Dengan begitu, anak-anak harus diajarkan sedari dini untuk bijak dalam bertindak, begitu pun dilarang melakukan berbagai hal yang mengancam nyawa dan jiwa orang lain.
“Jadi, ya kami akan meminta komisi terkait untuk memanggil kementerian atau pihak-pihak terkait untuk mengevaluasi hal tersebut dan kami sangat prihatin ini kejadian ini terulang kembali,” jelas Puan.
Sebelumnya diberitakan, siswa SMPN 19 Tangerang Selatan berinisial MH (13) meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis di RS Fatmawati, Jakarta Selatan, pada Minggu (16/11/2025).
MH diduga mengalami intimidasi oleh teman sekelasnya sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Menurut ibunya, Y (38), perlakuan tersebut tidak hanya berupa ejekan, tetapi juga kekerasan fisik.
Puncak kekerasan terjadi pada Senin (20/10/2025), ketika kepala MH dihantam menggunakan kursi besi oleh rekan sekelasnya. Sejak saat itu, kondisi korban terus menurun hingga harus menjalani perawatan intensif. (Web Warouw)

