JAKARTA- Tamasya Al Maidah dalam bentuk pengerahan massa ke TPS di seluruh DKI Jakarta adalah teror dan intimidasi politik yang akan mempengaruhi pilihan warga yang bebas, jujur, dan adil. Sekalipun partisipasi pengawasan atas pelaksanaaan pilkada dijamin Undang-Undang, tetapi dalam konteks politik DKI Jakarta hal itu bermakna lain. Hal ini disampaikan Ketua Setara Institute, Hendardi Kepada Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (15/4).
“Cukup sudah penebaran kebencian dan intimidasi terjadi selama proses kampanye seperti terjadi sebelumnya. Saat 19 April 2017, adalah waktu bagi warga DKI menjadi wasit atas kontestasi politik lima tahunan itu,” ujarnya.
Menurutnya, tamasya Al Maidah jelas merupakan bentuk kampanye dan pemaksaan terbuka atas pilihan warga dalam pilkada, karena tamasya itu dipastikan berimplikasi pada ketakutan warga atas dampak pilihannya dalam pilkada.
“Tamasya Al Maidah, jika benar terjadi, masuk kategori pelanggaran serius yang terstruktur, sistematis dan massif, yang akan merusak integritas pilkada,” tegasnya.
Walaupun tidak secara terbuka menurutnya tamasya itu dilakukan oleh pasangan calon tertentu, tetapi nalar publik telah mengaitkannya bahwa tamasya itu sebagai ajakan dan dorongan melarang pasangan yang dianggap menodai Al Maidah.
“Karena itu, Polri dan Bawaslu tidak bisa berdiam diri. Pengerahan massa itu harus dicegah karena merupakan pelanggaran pilkada dan tindak pidana pemilu,” tegasnya.
15.000 Prajurit
Sebelumnya, Pangdam Jaya, Panglima Kodam Jayakarta (Pangdam Jaya), Mayjen Jaswandi mengatakan TNI akan ikut membackup dan mendukung pengamanan Pilkada DKI 19 April 2017 mendatang. Jaswandi mengatakan, pihaknya menyiapkan 15.000 prajurit.
“Kodam Jaya telah menyiapkan seluruh pasukan satu TPS nanti, akan bersama-sama dengan rekan-rekan dari Polri, satu TPS 1 Polri satu TNI. Kodam Jaya sudah menyiapkan lebih kurang 15.000 prajurit untuk bergabung dengan teman-teman Polri, untuk berada di TPS yang ada di Jakarta,” kata Jaswandi saat konferensi pers, di Aula Sudirman Kodam Jaya, Jl Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (13/4).
Jaswandi menuturkan, pengamanan juga akan dilakukan di berbagai tempat seperti tempat strategis dan sentra ekonomi. Dirinya juga mengimbau masyarakat untuk datang ke TPS untuk memberikan suaranya.
“Kita amankan tempat-tempat strategis, sentra-sentra ekonomi, tempat-tempat tertentu, semuanya sudah terpetakan dan bersama-sama dengan TNI Polri ada di sana,” ujarnya.
“Kemudian untuk kegiatan ini tentunya saya menghimbau kepada masyarakat DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih, untuk datang ke TPS, untuk memberikan suaranya, dijamin aman, dijamin damai,” tuturnya.
Jaswandi juga mengatakan, pihaknya akan bekerja keras dalam melakukan pengamanan. Menurutnya TNI turut berkomitmen menciptakan Jakarta yang aman dan damai.
“Apabila ada masyarakat sekelompok tertentu yang mempunyai pemikiran, mempunyai keinginan, untuk menghancurkan Jakarta, akan berhadapan dengan aparat keamanan, akan berhadapan dengan TNI, Polri, dan masyarakat Jakarta yang cinta damai dan cinta aman,” ujarnya. (Web Warouw)