Selasa, 1 Juli 2025

AS BANTAH TERLIBAT..! Iran Siap Menghentikan Serangan, Mossad Beroperasi Dari Dalam

JAKARTA – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, Ahad (15/6), menyatakan pihaknya siap menghentikan serangan terhadap Israel jika Tel Aviv juga menghentikan serbuannya terhadap Teheran.

Berbicara di hadapan para duta besar asing di Teheran, Araghchi menegaskan bahwa perang ini “dipaksakan” kepada Iran dan Teheran tidak punya pilihan selain merespons.

“Pertahanan kami sepenuhnya sah dan akan dilakukan dengan kekuatan, semata-mata sebagai respons atas agresi,” ujarnya. “Jika serangan dihentikan, aksi balasan Iran juga akan berakhir.”

Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat tajam setelah serangan udara terkoordinasi yang dilakukan militer Zionis pada sejumlah lokasi di Teheran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, pada Jumat (13/6) lalu, yang segera dibalas Iran dalam hitungan jam.

Pada Sabtu (14/6) malam, Iran meluncurkan gelombang kedua operasi True Promise III, terutama menyasar fasilitas ekonomi dan industri di kota pelabuhan Israel, Haifa. Sementara itu, Israel kembali membalas dengan menyerang Kementerian Pertahanan dan depot minyak di Teheran.

Iran menyebutkan sebanyak 78 orang tewas pada hari pertama serangan Israel, dan puluhan lainnya, termasuk anak-anak, menjadi korban pada hari kedua.

Konflik tersebut menyebabkan terhentinya negosiasi nuklir tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat yang dimediasi Oman. Putaran keenam pembicaraan itu dijadwalkan berlangsung pada Minggu di Muskat.

Keterlibatan AS

Araghchi menyebut agresi Israel tidak mungkin terjadi tanpa koordinasi dan dukungan dari Amerika Serikat, dan hal itu menjadi salah satu alasan utama kegagalan pembicaraan nuklir.

Ia menegaskan bahwa Iran memiliki “bukti kuat dan meyakinkan” bahwa pasukan dan pangkalan militer AS di kawasan telah mendukung serangan Israel.

Menlu Iran itu mengutip pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan bahwa serangan “tidak mungkin terjadi tanpa peralatan Amerika,” dan mengisyaratkan akan ada “tahapan selanjutnya” sebagai bukti tambahan atas keterlibatan AS.

Terkait bantahan AS soal keterlibatannya dalam serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Natanz di Provinsi Isfahan, Araghchi menyatakan bahwa Iran menolak klaim tersebut karena ada “bukti yang saling bertentangan.”

“Jika AS benar-benar tidak terlibat, seharusnya AS mengutuk serangan ini secara tegas dan terbuka,” katanya seraya menambahkan bahwa pesan-pesan tertutup tidak cukup.

Ia juga mendesak komunitas internasional untuk mengakui pelanggaran hukum internasional yang dilakukan Israel.

Araghchi menuding Israel telah “berulang kali menyabotase negosiasi nuklir,” termasuk insiden sabotase di fasilitas pengayaan Natanz pada 2020 saat berlangsungnya pembicaraan Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.

Ia menyebut Iran merespons insiden tersebut dengan meningkatkan pengayaan uranium hingga 60 persen dan mengganti sentrifugal yang rusak dengan model yang lebih canggih.

Meskipun mengalami berbagai provokasi, Araghchi menegaskan bahwa Iran tetap mengikuti negosiasi dengan AS secara itikad baik, bahkan telah melakukan lima putaran pembicaraan dan menyiapkan usulan tandingan untuk menjembatani perbedaan guna mencapai kesepakatan.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa Israel tetap menentang setiap kesepakatan nuklir dan aktif berupaya menggagalkan jalur diplomasi.

Sebagai tanggapan atas serangan terbaru terhadap Natanz, Iran secara resmi meminta Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk menggelar sidang luar biasa, menyebut serangan Israel itu sebagai “garis merah” dalam hukum internasional yang kini telah dilanggar.

Iran Jadi ‘Taman Bermain’ Mossad

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan,  para mata-mata Israel telah berada di wilayah Iran jauh sebelum melancarkan gelombang serangan nuklir.

Badan intelijen Israel Mossad telah menyelundupkan senjata ke Iran sebelum serangan, menurut pejabat keamanan Israel dan akan menggunakan senjata tersebut untuk menargetkan pertahanan Iran dari dalam.

Melansir CNN International, Minggu (15/6/2025), para pejabat mengatakan Israel mendirikan pangkalan untuk meluncurkan drone peledak di dalam Iran.

Drone tersebut kemudian digunakan untuk menargetkan peluncur rudal di dekat Teheran. Senjata presisi juga diselundupkan dan digunakan untuk menargetkan sistem rudal permukaan-ke-udara, membuka jalan bagi Angkatan Udara Israel untuk melakukan lebih dari 100 serangan dengan lebih dari 200 pesawat pada dini hari Jumat waktu setempat.

Trump Minta AS Tak Dilibatkan

Sebelumnya terpisah dilaporkan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta agar AS tak dilibatkan dalam serangan Israel terhadap Iran. Trump memperingatkan hal ini kepada Iran.

Presiden AS Donald Trump. (Ist)

Dilansir CNN, Minggu (15/6/2025), Trump mengatakan AS “tidak ada hubungannya dengan serangan terhadap Iran, malam ini” dalam sebuah posting di platform media sosialnya Truth Social Minggu (15/6) pagi. Dia mengeluarkan peringatan kepada Teheran agar tidak melibatkan negaranya dalam konflik tersebut.

“Jika kita diserang dengan cara apa pun, bentuk atau wujud apa pun oleh Iran, kekuatan penuh dan kekuatan Angkatan Bersenjata AS akan menyerang Anda pada tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya,” kata Trump.

“Namun, kita dapat dengan mudah mencapai kesepakatan antara Iran dan Israel, dan mengakhiri konflik berdarah ini,” tambah Trump.

Musim semi ini, Trump memberi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei waktu 60 hari untuk merundingkan kesepakatan nuklir. Trump memperingatkan akan ada konsekuensi jika mereka tidak mencapai kesepakatan.

Saat itu, Trump mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menunda menyerang Iran, untuk memberi ruang bagi negosiasi.

“Saya tidak tahu apakah Anda tahu, tetapi saya memberi mereka peringatan 60 hari dan hari ini adalah hari ke-61,” kata Trump pada CNN usai serangan Israel ke Iran pada Jumat (13/6).

Serang Kementerian Pertahanan Iran

Sementara itu dilaporkan Israel mengintensifkan kampanye militernya melawan Iran, menargetkan infrastruktur sipil dan energi utama. Israel dan Iran telah melancarkan gelombang serangan baru terhadap kota-kota penting, yang memicu ketakutan akan perang jangka panjang. Perang Iran – Isarel telah memasuki hari ketiga.

Rudal Iran menyerang Israel utara, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 13 lainnya pada Sabtu malam hingga Minggu, menurut media Israel.

Israel menargetkan markas besar Kementerian Pertahanan Iran di Teheran Minggu pagi, menurut kantor berita semi-resmi Tasnim.

Pejabat Iran juga mengatakan depot minyak Shahran, di sebelah barat laut Teheran, diserang oleh Israel. Tasnim News mengatakan pasukan operasional dan penyelamat tiba di lokasi kejadian dan masih berupaya memadamkan api.

Lebih banyak video yang diunggah di media sosial, menunjukkan rudal Iran di langit Israel utara. Saluran 13 Israel melaporkan bahwa rudal menghantam Haifa dan Tamra di dekatnya. Serangan terhadap Haifa telah diantisipasi secara luas, karena kota pesisir tersebut memiliki infrastruktur gas yang strategis. Para analis memperkirakan hal ini menandai dimulainya janji Iran untuk membalas pemboman Israel terhadap lokasi-lokasi energi utama di dekat Bushehr dan Abadan.

Meskipun ada dukungan publik yang luas terhadap aksi militer terhadap Iran, banyak warga Israel tetap skeptis.

Dilansir dari Al Jazeera, analis politik Israel Ori Goldberg mengatakan ada kecemasan dan ketidakpercayaan yang meningkat di antara penduduk.

“Ada dukungan massa untuk menyerang Iran, namun orang-orang tidak percaya serangan ini akan menghancurkan program nuklir Iran atau membawa perubahan rezim. Mereka mulai berjuang sendiri,” ujarnya.

Goldberg menambahkan bahwa banyak yang menduga ada motif politik di balik serangan ini. Para pemimpin Israel mungkin menggunakan krisis ini untuk meningkatkan dukungan terhadap mereka.

“Tidak ada kepercayaan pada kemampuan pemerintah untuk melindungi warga sipil,” katanya.

“Orang-orang merasa diabaikan.”

Menyusul serangan Israel terhadap Iran, asap terlihat mengepul dari depot minyak Shahran di Teheran menyusul serangan Israel, meskipun tingkat kerusakannya masih belum jelas. Pemboman Israel yang sedang berlangsung terhadap fasilitas nuklir, militer dan sipil di seluruh Iran belum pernah terjadi.

Teheran melaporkan sedikitnya 80 orang tewas dan lebih dari 320 orang terluka, termasuk wanita dan anak-anak, menyusul serangan Israel terhadap lokasi militer dan pemukiman di seluruh ibu kota. Di antara mereka yang tewas, ada sembilan ilmuwan nuklir. Iran membalas dengan serangkaian rudal yang menembus sistem pertahanan rudal berteknologi tinggi Israel, yang menyebabkan sedikitnya empat orang tewas dan lebih dari 200 orang cedera di Israel sejak Jumat.

Media pemerintah Iran juga mengklaim jatuhnya jet tempur F-35 Israel, salah satu pesawat tercanggih di gudang persenjataan Israel.

Sementara beberapa media berita Iran telah mengutip pernyataan militer yang mengonfirmasi insiden tersebut, tidak ada rekaman resmi atau bukti visual. Pejabat Israel telah menolak laporan tersebut sebagai rekayasa. (Web Warouw)

 

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru