JAKARTA- Akibat buruknya citra dokter Indonesia, sebanyak Rp 100 triliun setiap tahun devisa negara terbang ke luar negeri dari masyarakat lndonesia yang mencari pelayanan kesehatan bagi keluarganya. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI), Prof. dr. Deby Vinski, MSc, PhD. di Jakarta, Kamis (14/7).
“Koq bisa seperti ini? Dokter Indonesia pinter semua, tapi mengapa masyarakat lebih percaya berobat diluar negeri? Bukannya berkurang tapi terus bertambah dari tahun ke tahun,” ujarnya.
Menurutnya keahlian dokter-dokter Indonesia tidak bisa diragukan. Bahkan banyak dokter Indonesia yang bekerja di luar negeri di Malaysia, Singapura, Australia dan negara lainnya.
“Jadi persoalannya bukan di dokter tapi di sistem kedokteran dan kesehatan yang lebih besar. Mungkin diperaturan, sistem pendidikan, sistem pembiayaan atau sistem perumah sakitan,” ujarnya.
Dokter Jangan Diam
Ia mengatakan selama ini para dokter diam dengan kenyataan semakin banyak masyarakat yang memilih berobat diluar negeri, menjadikan dokter sebagai kambing hitam dari kerusakan sistem kesehatan yang lebih besar.
“Saatnya dokter ikut mikir dan terlibat merancang dan menjalankan sistem kesehatan yang lebih baik. Bagaimana agar masyarakat kembali percaya pada kita dan tidak perlu berobat keluar negeri,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa bagaimanapun para dokter yang paling bertanggung jawab terhadap sistem kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat.
“Pemerintah saat ini sudah cukup akomodatif mau mendengarkan masukan dari para dokter,” ujarnya.
Oleh karena itu menurutnya PDSI membuka wacana reformasi sistem kedokteran dan sistem kesehatan, agar secepatnya ada perbaikan.
“PDSI mengajak semua pihak untuk terlibat memperbaiki sistem kedokteran dan kesehatan nasional. Semua ini demi masa depan generasi mendatang,” ujarnya.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, hal yang paling dekat saat ini menurutnya adalah semua dokter dan masyarakat menunggu revisi Undang-Undang Praktek Kedokteran, agar dunia kedokteran Indonesia bisa lebih maju lagi.
Kehadiran PDSI sesuai SK Kemenkumham memulai Reformasi Kedokteran yang mendukung NKRI, mengayomi dan mengutamakan. Kesejawatan serta memdukung Riset dan kemajuan Teknologi agar Indonesia untuk Dunia .
Prof Deby Vinski yang juga Presiden WOCPM (World Council of Preventive Regenerative & Anti aging Medicinedi) Paris dan beranggotakan 75 negara ini bahkan telah mencanangkan Medical Tourism sejak tahun 2016 ini mengatakan ilmuwan dokter Indonesia banyak yang hebat hebat dan siap berjuang melalui PDSI agar Indonesia menjadi Pusat Anti aging dan Stem cell dunia melalui Health Tourism.
“Pemerintah dan DPR sudah bertekad melakukan revisi terhadap undang-undang itu. Kita semua tidak boleh hanya menunggu, tapi perlu percepatan dan aktif menyiapkan revisi yang terbaik pada undang-undang itu,” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencatat Indonesia kehilangan devisa senilai Rp 97 triliun, diakibatkan oleh lebih dari 2 juta orang warga Indonesia yang pergi berobat di luar negeri setiap tahunnya. (Web Warouw)