JAKARTA- Desus 88 Antiteror baru-baru ini menangkap 6 tersangka teroris Indoensia yang dikendalikan oleh jaringan Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) pusat. Bahkan mereka ini digadang akan menggantikan pimpinan ISIS masa depan.
Kepala Densus 88 Marthinus Antiteror Irjen Marthinus Hukom mengatakan, menjelang pergantian pemimpin ISIS, mereka mencari orang baru yang patut menjadi pemimpin masa depan. Salah satunya adalah jaringan ISIS yang ada di Indonesia.
Dia mengungkan, saat ini propaganda ISIS masih terus berlangsung di Indoensia. Pihaknya belum bisa memastikan kapan propaganda itu akan berhenti. Namun, menjelang pergantian pemimpin ISIS itu, dimungkinkan propaganda akan lebih gencar.
Marthinus menyebut pihaknya baru-baru ini menangkap sekitar 5 atau 6 orang yang terlibat dengan media ISIS. Dia mengatakan teroris tersebut dikendalikan langsung oleh ISIS di Suriah.
“Khusus untuk di Indonesia, kita juga kemarin menangkap ada 5 orang atau 6 orang yang terlibat dengan media ISIS. Mereka langsung dikendalikan dari pusat ISIS di Timur Tengah di Syria sana. Lalu kemudian mereka diperintahkan untuk menduplikasi propaganda-propaganda mereka yang tadinya dalam bahasa Arab kemudian untuk di-translate ke dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris lalu disebarkan lagi ke media sosial,”ujarnya, dikutip dari detik.com, Senin (21/3/2022).
Karena itu, pihaknya pun akan lebih protektif dan aktif untuk melakukan penangkapan terhadap orang-orang yang berafiliasi dengan jaringan ISIS ini.
“Kita lihat lagi ancaman ke depan seperti apa, kita melihat kemarin baru saja diumumkan ada pemimpin ISIS baru, yang baru di-declare oleh ISIS di Syria sana untuk menggantikan pemimpin yang lama. Artinya mereka masih eksis sampai sekarang, mereka masih mengendalikan jaringan-jaringan mereka di seluruh Indonesia,” terangnya
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan Marthinus mengatakan hal itu menjadi bukti kalau ideologi ISIS masih berkembang saat ini. Untuk begitu, adanya pemimpin baru perlu diwaspadai.
“Artinya secara ideologi, secara spirit, mereka tuh masih tetap ada walaupun di Timur Tengah mereka kehilangan teritori, tapi dengan hadirnya pemimpin baru, artinya ada napas atau angin segar buat mereka untuk kembali eksis,” ujarnya. (Web Warouw)