Senin, 13 Januari 2025

BENER GAK NIH..? Tak Hanya Dokter Spesialis, Indonesia Juga Kekurangan Tenaga Apoteker

JAKARTA – Bukan hanya dokter spesialis, Indonesia juga kekurangan tenaga kesehatan (nakes) apoteker. Hal ini karena jumlah apoteker saat ini masih jauh dari kata memadai.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat pada 2023, jumlah apoteker di Indonesia baru mencapai 130.643 orang saja. Hal ini berarti satu apoteker menangani 2.134 penduduk. Padahal, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) menyebut bahwa rasio ideal apoteker adalah 0,8 hingga 1 per 1.000 penduduk.

Walaupun begitu, Ketua Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) DKI Jakarta, Muhamad Yamin mengatakan belum tercapainya rasio tersebut tidak menjadikan peningkatan hanya berfokus pada segi kuantitas saja.

Ia menegaskan kualitas apoteker harus terus diasah lewat pengayaan berkelanjutan.

“Mengingat perannya sebagai garda terdepan dalam menjaga mutu obat dan memastikan obat diterima masyarakat dengan aman,” ujar Yamin pada konferensi pers PharmAcademy 2.0 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Sabtu (25/5/2024).

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, pakar farmasi sekaligus Kepala Apotek Atma Jaya, Lusy Noviani menilai, apoteker sebagai penasihat kesehatan terpercaya untuk membimbing pasien menuju diagnosis yang lebih akurat sehingga pengobatan menjadi lebih tepat.

Ia mencontohkan terkait potensi ancaman polusi udara, pihak apoteker memiliki kemampuan untuk mengedukasi tentang langkah pencegahan dan pengelolaan kondisi kesehatan.

“Khususnya penanganan alergi, apoteker memiliki kompetensi untuk membantu diagnosis kondisi hingga merekomendasikan obat alergi yang sesuai dan aman,” ungkap Lusy.

Oleh karena itu, lanjut Yamin, IAI memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif PharmAcademy dari Sanofi dan SwipeRx sebagai upaya konkret untuk menguatkan peran apoteker di Indonesia. Dengan adanya platform tersebut, pihaknya melihat peningkatan signifikan dalam profesionalisme dan kapabilitas apoteker di lapangan.

PharmAcademy merupakan platform yang digagas oleh Sanofi Indonesia bersama SwipeRx.

Platform ini memberikan kemudahan akses terhadap modul pengetahuan dan keterampilan agar para apoteker dapat meningkatkan kompetensi. Bahkan, apoteker bisa mendapatkan poin pengembangan profesional berkelanjutan untuk mendorong kemajuan karier.

“Fitur PharmAcademy pada aplikasi SwipeRx menyediakan sarana pendidikan dan pelatihan berbagai aspek kefarmasian, termasuk manajemen penyakit, manajemen terapi obat, dan konseling pasien,” papar Head of Sanofi CHC ASEA Maria Valentina (Matina) Sposito.

CEO SwipeRx, Faroux Meralli menambahkan, materi yang dihadirkan di PharmAcademy ini disusun secara terstruktur di bawah arahan dari asosiasi profesi sehingga dipastikan para apoteker menerima materi secara terukur.

“Dengan menggabungkan keahlian digital SwipeRx dan kepemimpinan Sanofi di industri farmasi, kami optimistis dapat memberdayakan apoteker untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih optimal,” pungkas Farouk Meralli. (Web Warouw)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru