Tantangan generasi muda dimasa sekarang adalah keberanian untuk bersatu dalam berbagai perbedaan. Berbeda semakin mudah. Mencari kekhasan suku, agama, ras dan antar golongan alias SARA semakin mudah. Namun bersama dan bersatu dalam perbedaan semakin sulit dilakukan. Khairuddin Juraid, Calon Anggota DPRD Provinsi NTB Dapil VI Partai Golkar, aktivis 98 dari Yogyakarta menuliskannya kepada Bergelora.com. (Redaksi)
Oleh: Khairuddin Juraid
TAHUN 1928 para pemuda mengajak bangsa ini bersatu. Bertanah air, berbangsa dan menjunjung bahasa persatuan: Indonesia.
Persatuan adalah modal terbesar kita sebagai bangsa. Karunia Allah SWT yang begitu berharga. Namun, ada banyak diantara kita, saat ini merasa semakin berbeda satu sama lain. Salah satu pemicunya adalah media sosial seperti facebook, twitter dll. Mengapa persoalan ini bisa terjadi?
Algoritma tentang perilaku individu di dalam media sosial oleh super komputer dapat dipetakan. Sebagai contoh algoritma data komputer memetakan status apakah yang kita like, komen dan share. Karena itu, mesin-mesin aplikasi komputer akan menawarkan situs berita, iklan, dan beragam informasi lainnya yang sejenis dengan apa yang like, komen dan share.
Bukalah situs Google dan ketik penjualan obat kuat misalnya. Ulangi berapa kali dan buka situsnya. Ketika kita membuka FB, situs berita, iklan-iklan yang serupa dengan ketikan googlemu. Ya, salah satu kecenderunganmu telah terbaca.
Hal serupa tentu jika jejak algoritma pribadimu membuka situs politik, berita politik, tentu saja bisnis akan menawarimu situs serupa dengan pandangan politikmu.
Itulah sebabnya, jejak digital pribadi A yang tidak suka Calon B tidak akan pernah ditawari oleh mesin komputer soal soal mengenai sisi positif Calon B.
Tapi itu tidak berhenti di dunia maya kan? Akan ada implikasi relasi sosial hingga ke dalam ranah private hingga di dalam keluarga. Sebab setiap individu semakin meyakini informasi ke gadgetnya sendiri. Informasi yang diyakini secara psikologis selalu ingin like (fase 1) koment (fase 2) dan dishare sebagai reaksi tertinggi. Di sinilah dimulai keriuhan dunia maya masuk ke ranah sosial.
Itulah sebabnya semua hal sekarang semakin mudah menjadi berbeda, tapi susah mencari logika persamaan.
Berbeda semakin mudah. Mencari kekhasan suku, agama, ras dan antar golongan alias SARA semakin mudah. Namun bersama dan bersatu dalam perbedaan semakin sulit dilakukan. Itulah makna sumpah pemuda 2018. Berani bersama, bersatu dalam perbedaan. Bersatu adalah sarana menuju kemajuan.