JAKARTA – Selasa, 24 Mei 2022, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar mengungkapkan bahwa penyebaran ajaran radikalisme sangat rentan mencemari mahasiswa dan mahasiswi.
Terkait banyaknya ajaran yang tidak sesuai dengan paham masyarakat Indonesia. Amar mengungkapkan mahasiswa sebagai subjek rentan penyebaran radikalisme.
“Kami melihat kalangan kampus yang didominasi dari mahasiswa merupakan kelompok rentan yang perlu kita ingatkan. Tugas kami, BNPT, mengingatkan semua pihak membangun kesepahaman,” diujarnya.
Penyebaran radikalisme mampu memberikan paham-paham yang tidak sesuai dengan Konstitusi Ideologi Pancasila. Menurut Amar karakteristik dari ajaran radikalisme berpotensi pada terorisme dan kekerasan yang sangat tidak sesuai dengan nilai luhur Bangsa Indonesia.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Amar juga mengungkapkan pihaknya menyimpan sejumlah data dari beberapa kampus dan sivitas akademi yang berpotensi tercemar dalam radikalisme, namun data tersebut bersifat rahasia.
Pihak kampus yang berpotensi tercemar tidak hanya mahasiswa mahasiswi, melainkan tenaga pendidik juga ikut berpotensi terpapar radikalisme.
“Kampus-kampus tertentu, mohon maaf tidak kami sebutkan, yang jelas itu adalah komunikasi konstruktif kami,” ujarnya.
Amar terus mengupayakan kinerja BNPT dengan menyebarluaskan kerja sama beberapa kampus guna mengatasi permasalahan ini. BNPT juga berupaya mencegah adanya paham-paham baru yang radikal masuk ke Indonesia.
Amar menjelaskan sebelumnya ditemukan pondok pesantren yang terafiliasi dengan beberapa komunitas yang diduga teroris yaitu Jamaah Anshorut Khalifah. Pesantren yang dicurigai tersebut berjumlah ratusan tersebar diberbagai wilayah.
Hal ini menjadi fokus perhatian BNPT untuk membabat bersih wilayah yang rawan radikalisme di Indonesia
Sejumlah pihak pun mendesak agar BNPT menjelaskan soal data pesantren yang diduga terafiliasi dengan jaringan tersebut. Termasuk dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang ingin keterbukaan soal bukti dan menyarankan langsung bertindak jika memang benar.
“Ya tentu kalau ada buktinya, silakan (BNPT) ambil tindakan. Jangan kemudian hanya mengeluarkan isu, lalu semua pondok pesantren seperti dicurigai semuanya,” ucap Jusuf Kalla menghadiri Rapat Kerja Nasional Partai Keadilan Sejahtera (PKS), di Hotel Bidakara Jakarta, Senin, 31 Januari 2022. (Web Warouw)