Sabtu, 12 Juli 2025

Bidan Anik Meninggal Setelah Menyelamatkan Dua Persalinan

JAKARTA- Lagi, seorang petugas kesehatan meninggal saat bertugas di Desa Darit, Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak, di Kalimatan Barat. Bidan Desa, Anik Setya Indah sedang hamil delapan bulan saat sedang menolong persalinan dua orang ibu di Kalimantan Barat. Bidan Anik meninggal karena kekurangan persediaan darah di rumah sakit.

“Angka kematian ibu dan bayi sebagian besar karena jarak, waktu dan fasilitas rujukan rumah sakit. Negara selama ini abai. Akan tetapi hal ini terjadi dan dialami justru oleh seorang kawan kami bidan desa. Negara harus lebih serius memastikan agar pembenahan seluruh fasilitas kesehatan dan rumah sakit, benar-benar hadir di tengah-tengah rakyat,” demikian Ketua Umum Forum Bidan PTT (Pusat) Indonesia Bidan ilik Dian Ekasari kepada Bergelora.com di Jakarta, Rabu (25/11)

Ketua Umum Forum Bidan PTT (Pusat) Kalimatan Barat, Bidan Mega Distiawati, Bidan Anik Setya Indah meninggal pada hari Jumat (20/11). Sebelum meninggal ia sedang hamil delapan bulan dan harus menolong persalinan di desa binaannya. Dua orang ibu hamil sekaligus harus dibantunya dihari yang sama.

Sebelumnya suami Bidan Anik sempat melarang karena medan perjalanan menuju rumah pasien begitu sulit dan sedang hamil besar. Namun, Bidan Anik menolak dan tetap melaksanakan tugas membantu persalinan. Dua orang pasien tertangani dengan selamat.

Sesampainya di rumah Bidan Anik merasakan mulas yang kuat diperutnya. Suami berencana membawa bidan Anik ke Rumah Sakit di Kota Pontianak namun karena perjalanan dari Kabupaten Landak menuju ke Pontianak memakan waktu empat jam. Akhirnya bidan anik dibawa ke rumah sakit kabupaten terdekat.

Sesampainya di rumah sakit dan dilakukan USG bayi di dalam kandungan sudah meninggal. Dengan penuh sedih namun tetap tegar bidan Anik sempat berkata pada suaminya, “Mungkin ini kita belum diberi rezeki punya anak” ujarnya mengutip perkataan terakhir Bidan Anik.

Tidak Ada Stok Darah
Beberapa menit kemudian terjadi kontraksi kuat. Bidan Anik meminta dilakukan Operasi Sesar. Akhirnya dilakukan Operasi sesar. Namun tenyata ditemukan Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim (Solusio Plasenta) dan terjadi perdarahan hebat hingga shock.

“Semua teman-teman suami diminta menyumbangkan darahnya untuk bidan Anik karena persediaan darah kosong di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Landak. Tapi naas karena darah tidak tersedia dan akhirnya harus menuju ke PMI di Kabupaten Sanggau yang lebih jauh jaraknya, namun stok darah juga kosong,” jelasnya.

Sementara kondisi bidan Anik semakin memburuk dan sempat dilakukan pijat jantung sebelum kantong darah datang. Akhirnya bidan Anik tidak tertolong dan meninggal dunia hari Jum’at (20/11) lalu.

Atas nama Forum Bidan Desa PTT (Pusat) Indonesia, Bidan Lilik Dian Ekasari menyampaikan rasa belasungkawa yang terdalam atas pengabdian dan perjuangan bidan desa Anik Setya Indah.

“Bidan Anik, tugas dan pengabdianmu, di dunia telah usai. Kami akan tetap melanjutkan perjuangan ini. Kami berdoa buat segala kebaikan, dan peranan terbesar mu menyelamatkan ibu melahirkan dan bayi generasi anak negeri,” ujarnya

Lilik Dian Ekasari menegaskan bidan desa di seluruh Indonesia akan mengingat peristiwa ini dan suatu saat nanti akan mendeklarasikannya “Gerakan Bidan Desa Siaga Menurunkan AKI-AKB di Indonesia”.

“Kami akan terus bersuara dan tidak akan tinggal diam. Setetes darah mu yang mengalir, adalah obor dan akan menerangi jalan perjuangan organisasi bidan desa yang saat ini berjuang bersama Forum Bidan Desa PTT (Pusat) Indonesia, untuk memastikan agar ada pembenahan serius terkait kondisi fasilitas kesehatan bagi masyarakat,” (Web Warouw).

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru