ANKARA – Iran dan Rusia telah mematangkan kesepakatan yang membuat kedua negara berdagang dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing dan bukan dolar AS, lapor kantor berita Iran, IRNA, pada Rabu.
“Pembentukan platform keuangan dan perbankan baru ini membuka ‘babak baru’ dalam hubungan perbankan Iran dan Rusia,” kata IRNA mengutip informasi dari Bank Sentral Iran.
“Kedua negara sepakat menyingkirkan dolar AS dan sebagai gantinya memperdagangkan mata uang lokal,” sambung IRNA.
Kesepakatan itu dirampungkan dalam sebuah pertemuan yang diadakan di Rusia antara gubernur bank sentral kedua negara.
Platform-platform seperti sistem pesan elektronik non-SWIFT dan hubungan yang diperantarai secara bilateral dengan menggunakan mata uang nasional kini digunakan oleh perbankan dan dunia bisnis di Iran dan Rusia, tambah kantor berita itu.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, pada Juli 2022, Iran dan Rusia mengumumkan rencana menggunakan mata uang masing-masing, ketimbang dolar AS, dalam perdagangan kedua negara.
Dalam pertemuan bulan itu di Teheran, pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan perdagangan global harus meninggalkan dolar AS.
Menanggapi hal ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan AS berusaha menggunakan dolar sebagai alat penekan.
Dia mengungkapkan bahwa Iran dan Rusia sedang berupaya menggunakan mata uang nasionalnya masing-masing dalam hubungan perdagangan.
Pada Senin, Iran menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Ekonomi Eurasia (EEU) pimpinan Rusia.
Kerjasama Militer
Sebelumnya kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, kerja sama militer Rusia dengan Iran tidak akan tunduk kepada tekanan geopolitik, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, menyusul laporan Washington telah meminta Teheran agar berhenti menjual drone kepada Moskow.
“Tidak ada yang berubah, kerja sama dengan Iran terus berlanjut,” kata Ryabkov, sebagaimana dikutip dari pemberitaan kantor berita RIA pada Sabtu.
“Kami adalah negara merdeka dan tidak tunduk kepada perintah Amerika Serikat dan negara-negara satelitnya,” sambung dia.
AS menekan Iran agar berhenti menjual drone bersenjata, yang digunakan Rusia untuk perang di Ukraina, lapor Financial Times awal bulan ini, mengutip seorang pejabat Iran dan sumber lain yang mengetahui masalah itu.
Rusia menggunakan drone Shahed buatan Iran untuk menyerang jauh di dalam wilayah Ukraina tahun lalu.
Drone kamikaze itu tidak memerlukan landasan pacu untuk diluncurkan dan meledak saat terjadi benturan.
Iran mengakui telah mengirimkan drone ke Rusia tetapi berkilah itu dilakukan sebelum invasi Rusia di Ukraina pada Februari 2022.
Moskow membantah pasukannya menggunakan drone Iran di Ukraina.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Juni lalu bahwa Iran telah mengirim ratusan drone ke Rusia sejak Agustus 2022. (Web Warouw)