GAZA – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Sabtu (11/11/2023) menolak seruan internasional yang semakin meningkat untuk melakukan gencatan senjata. Netanyahu mengatakan pertempuran Israel untuk menghancurkan Hamas yang berkuasa di Gaza akan berlanjut dengan kekuatan penuh.
Gencatan senjata hanya akan mungkin terjadi jika 239 sandera yang disandera militan di Gaza dibebaskan, kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi.
Dilansir dari Associated Press, pemimpin Israel itu juga menegaskan bahwa setelah perang, yang kini memasuki minggu keenam, Gaza akan didemiliterisasi dan Israel akan mempertahankan kendali keamanan di sana.
Ketika ditanya apa yang dimaksud dengan kontrol keamanan, Netanyahu mengatakan pasukan Israel harus bisa memasuki Gaza dengan bebas untuk memburu militan. Dia juga menolak gagasan bahwa Otoritas Palestina, yang saat ini mengelola wilayah otonom di Tepi Barat yang diduduki Israel, pada tahap tertentu akan mengendalikan Gaza.
Kedua posisi tersebut bertentangan dengan skenario pascaperang yang diajukan oleh sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan AS menentang pendudukan kembali Israel di Gaza dan membayangkan pemerintahan Palestina yang bersatu di Gaza dan Tepi Barat pada tahap tertentu sebagai langkah menuju negara Palestina.
“Perang melawan (Hamas) sedang berlangsung dengan kekuatan penuh, dan mereka mempunyai satu tujuan, yaitu menang. Tidak ada alternatif selain kemenangan,” ujarnya.
Tekanan semakin meningkat terhadap Israel setelah para dokter di rumah sakit terbesar di Gaza yang panik mengatakan generator terakhir kehabisan bahan bakar, menyebabkan kematian bayi prematur, seorang anak lainnya di inkubator, dan empat pasien lainnya.
Ribuan orang yang terluka akibat perang, staf medis, dan warga sipil yang terlantar terjebak dalam pertempuran tersebut.
Israel Siap Evakuasi Rumah Sakit
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan dari Gaza, para pejabat Palestina mengatakan dua bayi telah meninggal dan puluhan lainnya terancam setelah bahan bakar habis di rumah sakit terbesar di Gaza pada Sabtu (11/11/2023).
Di sisi lain, Israel menyatakan siap untuk mengevakuasi bayi-bayi tersebut dari fasilitas tersebut. Seiring dengan memburuknya situasi kemanusiaan, otoritas perbatasan Gaza mengumumkan bahwa penyeberangan darat Rafah ke Mesir akan dibuka kembali pada Minggu (12/11/2023) untuk pemegang paspor asing setelah ditutup pada Jumat (10/11/2023).
Di tengah pertempuran yang terus berlanjut, Hamas mengatakan bahwa mereka telah menghancurkan secara keseluruhan atau sebagian lebih dari 160 target militer Israel di Gaza, termasuk lebih dari 25 kendaraan dalam 48 jam terakhir.
Namun seorang juru bicara militer Israel mengatakan bahwa Hamas telah kehilangan kendali atas Gaza utara. Militer Israel akan membantu mengevakuasi bayi-bayi yang terjebak di Rumah Sakit Al Shifa Gaza, kata juru bicara militer, Laksamana Muda Daniel Hagari.
“Staf rumah sakit Shifa telah meminta agar besok kami membantu bayi-bayi di bagian pediatrik untuk dibawa ke rumah sakit yang lebih aman. Kami akan memberikan bantuan yang dibutuhkan,” kata Hagari dalam sebuah konferensi pers.
Israel sebelumnya mengatakan bahwa para dokter, pasien dan ribuan pengungsi yang berlindung di rumah sakit di Gaza utara harus pergi agar mereka dapat menghadapi kelompok bersenjata Hamas yang katanya telah menempatkan pusat komando di bawah dan di sekitar rumah sakit.
Hamas membantah menggunakan rumah sakit dengan cara ini. Staf medis mengatakan bahwa pasien bisa meninggal jika mereka dipindahkan dan para pejabat Palestina mengatakan bahwa tembakan Israel membuat berbahaya bagi orang lain untuk pergi.
“Ini benar-benar zona perang, suasana di rumah sakit ini benar-benar menakutkan,” kata Ahmed al-Mokhallalati, seorang ahli bedah plastik senior di rumah sakit Al Shifa, kepada Reuters.
“Ini adalah pemboman terus menerus selama lebih dari 24 jam.”
Sebagian besar staf rumah sakit dan orang-orang yang berlindung di rumah sakit tersebut telah pergi, katanya, namun 500 pasien masih berada di sana. Militer Israel membantah telah membahayakan rumah sakit.
“Ada bentrokan antara pasukan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan teroris Hamas di sekitar rumah sakit. Tidak ada penembakan di rumah sakit dan tidak ada pengepungan,” kata Kolonel Moshe Tetro, kepala koordinasi dan penghubung di COGAT, badan kementerian pertahanan Israel yang menangani urusan sipil di Gaza.
Juru bicara kementerian kesehatan Palestina mengatakan penembakan Israel telah menewaskan seorang pasien yang sedang dalam perawatan intensif. (Web Warouw)