Minggu, 13 Juli 2025

BONGKAR SEMUANYA…! Dr. Tjiptaning: MKEK dan IDI Pecat Terawan, Tapi Banyak Lindungi Malpraktek

JAKARTA- Keputusan MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) dan IDI (Ikatan Dokter Indonesia memecat permanen Dr. Terawan Agus Putranto karena menolak mengakui penggunaan metode DSA (Digital Subtraction Angiography) yang sudah menolong ribuan pasien. Mereka juga menolak penggunaan metode dendritik sel pada Vaksin Nusantara yang diciptakan Dr. Terawan untuk melawan Covid-19.

Video lengkap Dr. Tjiptaning:

Sebaliknya menurut Dr. Ribka Tjiptaning, banyak dokter melakukan malpraktek tapi karena ikatan sejawat dokter sangat kuat maka dokter terlepas dari jeratan hukuman malpraktek.

“Bahkan banyak korbannya dari pasien atau rakyat karena pembelaan MKEK dan IDI pada teman sejawat yang sudah seperti saudara kandung,” ujar anggota DPR-RI dari PDI-Perjuangan ini kepada Bergelora.com di Jakarta, Minggu (27/3).

Ia menjelaskan justru Dr. Terawan melakukan DSA tidak pernah ada korban,
dari pejabat sampai rakyat biasa.

“Pasien dari dalam dan luar negeri tertolong oleh DSA terawan dari presiden, militer, pengusaha sampai masyarakat umum semua selamat di tangan Terawan,” tegasnya.

Tjiptaning memastikan dari sisi kedokteran tidak ada kesalahan dokter Terawan. Kalau ada uji klinis maka tidak ada kesalahan dalam metode DSA (Digital Subtraction Angiography) yang sudah menyelamatkan ribuan pasien.

Vaksin Nusantara yang dikembangkan Dr. Terawan justru bagus dan sesuai dengan tujuan Presiden Jokowi yang ingin memaksimalkan kemampuan dalam negeri.

“Ketika republik ini tergantung dengan vaksin dari luar negeri. Dokter Terawan dengan nasionalismenya yang tinggi percaya Indonesia bisa bikin vaksn sendiri. Artinya berdaulat dibidang kesehatan. Trisakti dokter Terawan sangat kuat,” ujarnya.

Dengan keyakinan suatu saat Indonesia bisa, Terawan menurut Tjiptaning mengandikan dirinya untuk kemanusiaan secara nyata menyelamatkan nyawa pasien dengan DSA.

“Apalagi semakin kesini Presiden Jokowi menegaskan pada kita harus mencintai produk dalam negeri. Menteri yang luar negeri minded akan diresuffle,” tegas Tjiptaning.

Tjiptaning menegaskan keputusan Muktmar IDI di Aceh adalah pelecehan pada Presiden Jokowi.

“Masak menteri pak Jokowi sampai dipecat IDI? Sama juga mengatakan jokowi memilih menteri gak bener. Jokowi dianggap hodoh memilih Terawan, dokter yang luar biasa, pimpinan RSPAD dan diakui dunia,” ujarnya.

Ia menegaskan pemecatan dokter Terawan bukan hanya menyakiti hati masyarakat dan pasie tetapi

Tjiptaning mempertanyakan peran IDI selama ini. Menurutnya IDI harus kembali pada tugas menolong masyarakat dan mempermudah tugas dokter menolong masyarakat.

“Apasih yang sudah dibuat IDI. Lebih bagus IDI memperjuanghkan nasib dokter-dokterlah. Banyak adik-adik dokter dan anak-anak dokter yang sampai sekarang tidak jelas luntang lantung nasibnya,” ujarnya.

” Manusia bermanfaat itu perintah Tuhan. Terawan sudah bermanfaat untuk oramg banyak. Masak diberi sanksi.tak manusiawi,” tegasnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

5 KOMENTAR

  1. Pemecatan dr. Agus Terawan adalah kebodohan dari pengurus sok pintar tidak mengakui keberhasilan dr. Agus Terawan malah mendepaknya. Bukan diperjuangkan idenya yang brilliant untuk mengharumkan NKRI didunia Internasional dimana ada putra terbaik yang mampu mengangkat NKRI yang memiliki dokter luar biasa dimata dunia. Yah itulah pola pikir goblok tidak mau tersaingi. Ketua nya yang tolol dan goblok.

  2. Terawan, anak bangsa yg telah memberikan pengabdian dan sumbansih buat Masy dan Bangsa Ind, skr dilecehkan oleh sekelompok orang di IDI.

  3. Organisasi profesi IDI terlalu besar kewenangannya. Ijin praktek dokter harusnya dari Kemenkes dmk jg ijin praktek dokter baru lulus dan doktr spesialis.
    Apa yg dilakukan thd dr Terawan sudah sangat arogan, tidak melihat jasanya terhadap penemuan2 ilmiahnya …

  4. Organisasi profesi IDI terlalu besar perannya. Ijin praktek dokter utk dokter baru lulus maupun dokter spesialis harusnya dikeluarkan oleh Kemenkes, bukan IDI.
    Tentang pemecatan dr. Terawan, IDI sangat arogan dan kejam…tidak mempertimbangkan jasanya dalam pengembangan ilmu kedokteran spt DSA dan vaksin Nusantara…Kemenkes harus reformasi organisasi ini.

Komentar ditutup.

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru