Selasa, 1 Juli 2025

BUSUK BANGET NIH…! AS Tunggangi G-20 Edarkan Deklarasi Anti Rusia, Zelensky Akting Cari Dukungan Sambil Merudal Polandia

NUSA DUA- Rangkaiam provokasi terjadi di tengah berlangsungnya KTT G-20 di Bali. Konferensi yang seharusnya menghasilkan jalan keluar dari berbagai krisis global justru telah dipakai AS jadi panggung bagi Presiden Zelensky untuk menggalang dukungan.

Sebuah draft resolusi juga beredar dalam KTT G-20, Selasa (15/11) menggalang dukungan untuk mengutuk perang Rusia di Ukraina.

Sementara itu Rusia membongkar rudal Ukraina yang menghantam Polandia untuk meningkatkan situasi anti Rusia.

Di Bali, Presiden Ukraina Zelensky mendapatkan kesempatan secara virtual menyampaikan semua omong kosong dalam KTT G20 yang digelar di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11) mendesak untuk mengakhiri perang Ukraina dan Rusia.

“Saya yakin sekaranglah saatnya perang destruktif Rusia harus dan dapat dihentikan” Papar Zelensky saat menyampaikan pidato virtual di G20.

“Saya ingin perang Rusia yang agresif ini berakhir dengan adil dan berdasarkan Piagam PBB dan hukum internasional. Bukan “entah bagaimana” – menurut rumusan yang tepat dari Sekjen PBB Antonio Guterres,” ujarnya tegas lewat video yang ditampilkan di hadapan para pemimpin dunia pada KTT G20, Selasa (15/11/2022).

Ia juga mengatakan bahwa Ukraina merupakan negara yang berkompromi dengan kedaulatan, wilayah, dan kemerdekaannya.

“Kami menghormati aturan dan kami adalah orang-orang yang menepati kata-kata kami,” katanya.

“Ukraina selalu menjadi pemimpin dalam upaya pemeliharaan perdamaian, dan dunia telah menyaksikannya. Dan jika Rusia mengatakan bahwa mereka ingin mengakhiri perang ini, biarkan mereka membuktikannya dengan tindakan,” tegasnya.

Deklarasi Anti Rusia

Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan negara-negara Barat berusaha mendorong deklarasi bersama pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

Melansir Reuters, sebuah draf deklarasi para pemimpin G20 mengatakan bahwa sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menyoroti penentangan kuat tindakan Rusia atas Ukraina.

“Ya, rekan-rekan barat berusaha dengan segala cara untuk membuat deklarasi itu dipolitisasi dan mencoba melakukan dorongan melalui kalimat yang menyiratkan untuk mengutuk tindakan Federasi Rusia atas nama seluruh G20, termasuk kami,” kata Lavrov kepada Reuters, Selasa (15/11/2022).

“Tapi, mari lakukan ini dengan cara yang adil dan mari kita perjelas bahwa kita memiliki perbedaan,” sebut Lavrov.

Menurutnya, konflik yang terjadi di Ukraina dimanfaatkan sebagai perang hybrid yang telah dipersiapkan selama bertahun-tahun oleh negara-negara Barat melawan Rusia.

Adapun, perang yang digambarkan Rusia sebagai operasi militer khusus telah membayangi KTT G20 meskipun ada seruan dari Indonesia selaku tuan rumah untuk bersatu dan fokus pada tindakan untuk menyelesaikan masalah ekonomi global, seperti inflasi, ketahanan pangan, dan energi.

Ukraina Rudal Polandia

Kepada Bergelora.com dilaporkan, Kementerian Pertahanan Rusia buka suara soal laporan rudalnya menghantam Polandia. Negeri Presiden Vladimir Putin membantah pemberitaan tersebut.
Kremlin menyebutnya provokasi. Itu disengaja yang bertujuan untuk meningkatkan situasi.

“Tidak ada serangan terhadap sasaran di dekat perbatasan negara Ukraina-Polandia yang dilakukan dengan cara Rusia,” tegasnya, dikutip Reuters, Rabu (16/11/2022).

Puing-puing dilaporkan ditemukan di tempat kejadian tidak ada hubungannya dengan senjata Rusia,” tambahnya.

Sebelumnya dilaporkan, rudal buatan Rusia dilaporkan menghantam Polandia Selasa. Dua warga tewas dalam kejadian.

Ini terjadi pasca Rusia melakukan rentetan serangan ke kota-kota Ukraina kemarin. Sedikitnya 85 rudal yang ditembakkan Rusia.

“Dua orang tewas dalam ledakan di sebuah desa Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina pada Selasa,” kata petugas pemadam kebakaran setempat.

Associated Press (AP) mengutip seorang pejabat intelijen mengatakan ledakan terjadi di desa Przewodow, Polandia timur. Desa ini berjarak 6 km (3,5 mil) dari perbatasan dengan Ukraina.

Perlu diketahui, dalam perang Rusia dan Ukraina, NATO sendiri menegaskan tak akan terlibat di dalamnya. AS, pemimpinnya, juga menegaskan tak akan mengirim pasukan meski membantu persenjataan Ukraina.

Namun dalam Pasal 5 NATO, negara-negara NATO bisa turun menyerang suatu negara bila salah satu anggotanya diserang. NATO sendiri terdiri dari 30 negara.

Krisis Eropa

Selama operasi khusus Rusia di Ukraina sepanjang tahun 2022 ini, AS dan NATO belum berhasil menundukkan Rusia secara militer, politik dan ekonomi.

Bergabungnya Ukraina ke NATO bukan hanya memporak poranda Ukraina, namun justru membawa bencana krisis energi dan ekonomi meluas ke Eropa dan ke Amerika dan Kanada. Hal ini lebih cepat karena keputusan sanksi PBB yang didorong AS pada Rusia justru memukul balik aliansi barat dan masuk ke jurang krisis yang semakin dalam. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru