JAKARTA- Sebanyak 4 juta tenaga kesehatan (nakes) di seluruh Indonesia akan mendapat dosis keempat vaksin Covid-19 dalam waktu dekat.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, meski saat ini vaksin booster dosis ketiga telah berlangsung, Imunitas dari vaksin tersebut menurun selama enam bulan hingga dibutuhkan dosis keempat untuk kembali menguatkan kekebalan tubuh.
“Vaksin keempat sekarang sudah kita bagi, kita utamakan nakes dulu. Karena sekarang sudah enam bulan, data menujukkan Imunitas menjadi menurun,” kata Budi Gunadi Sadikin saat berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan, Rabu 27 Juli 2022.
Menurut Budi, stok vaksin Covid-19 saat ini masih berlimpah. Indonesia dipastikan tidak kekurangan vaksin untuk pemberian dosis keempat.
“Vaksin untuk nakes banyak, vaksin kita kan berlebih. Nakes ada 4 juta, vaksin kita sudah cukup kok,” ujarnya.
Ahli kesehatan masyarakat Hermawan Saputra sebelumnya menganjurkan kepada pemerintah agar memberikan dosis vaksin keempat bagi para tenaga kesehatan.
Hal itu dia sampaikan menanggapi kenaikan jumlah kasus infeksi harian Covid-19 di Indonesia dalam dua hari terakhir.
Menurut Hermawan, selain gencar melakukan kampanye protokol kesehatan masyarakat, pemerintah diminta menggelar vaksinasi dosis keempat bagi para tenaga kesehatan (nakes).
Pasalnya, para nakes itu yang berhadapan langsung menghadapi pandemi Covid-19.
“Seharusnya saat-saat seperti ini orang membutuhkan booster vaksin kedua atau dosis keempat. Di mana tenaga-tenaga kesehatan yang periode awal memang seharusnya sudah masuk ke dosis keempat sekarang,” kata Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Jumat 17 Juni 2022.
Bukan Prioritas
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril mengklarifikasi wacana vaksinasi booster dosis kedua atau vaksin Covid-19 dosis keempat.
Syahril mengatakan, vaksin Covid-19 dosis keempat belum menjadi prioritas.
“Informasi vaksin keempat atau booster kedua, kami klarifikasi atau konfirmasi, saat ini kita belum membuat vaksin keempat atau booster kedua sebagai prioritas,” ujar Syahril dalam diskusi virtual, Senin 25 Juli 2022.
Syahril menyampaikan, prioritas pemerintah saat ini adalah mendongkrak vaksin Covid-19 ketiga atau booster pertama.
Sebab, capaian vaksin booster Covid-19 saat ini baru mencapai 25 persen.
“Siapa saja (fokus dari vaksin booster)? Tadi di atas 18 tahun dan di bawah 18 tahun itu belum,” kata dia.
Syahril menyampaikan, kebijakan pemerintah terkait kewajiban vaksin booster Covid-19 baru-baru ini dilakukan demi kepentingan orang banyak.
Adapun di sejumlah layanan publik saat ini memang sudah mewajibkan vaksin booster Covid-19.
“Jadi jangan sampai orang lain enggak dilindungi negara, maka dengan cara begitu,” imbuh Syahril.
Mohammad Syahril sebelumnya mengatakan, vaksin booster dosis empat untuk masyarakat umum mulai dipertimbangkan pemerintah karena adanya prediksi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
“Beberapa negara sudah mulai dosis empat (booster) kedua. Perencanaan itu sudah ada pertimbangannya di Indonesia, karena pandemi jangka panjang,” kata Mohammad Syahril yang dikonfirmasi via telepon di Jakarta, Jumat 22 Juli 2022.
Syahril mengatakan, sejumlah pakar epidemiologi memperkirakan status pandemi Covid-19 di dunia akan berlangsung dalam waktu yang cukup panjang.
Sementara itu, para pakar ilmu kesehatan telah menyimpulkan bahwa vaksin Covid-19 dosis lengkap primer serta dosis penguat (booster) sebagai penambah daya tahan tubuh dapat menurun dalam waktu enam bulan.
“Masa aktif atau respons vaksin antibodi setelah enam bulan menurun,” kata dia.
Apabila terjadi pandemi berkepanjangan, kata Syahril, ada kemungkinan rekomendasi dari berbagai pihak untuk penyelenggaraan program vaksinasi booster kedua.
Menurut Syahril, Kemenkes bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) sedang melakukan pembahasan secara intensif berkaitan dengan program vaksinasi dosis keempat untuk masyarakat umum di Indonesia.
“Terutama prioritas pada kelompok berisiko tinggi, tenaga kesehatan, usia lanjut, tenaga pelayanan publik, itu semua ada prioritasnya,” kata dia.
Hal lain yang menjadi pembahasan adalah kemampuan pemerintah dalam penyediaan stok vaksin untuk dosis keempat.
“Ada beberapa negara, seperti Indonesia, vaksinasi ketiganya belum terpenuhi,” ujar Syahril. (Web Warouw)