JAKARTA – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengumumkan rencana pemerintah provinsi untuk memberikan bantuan dan menciptakan lapangan kerja baru bagi warga yang terdampak penutupan tambang di Cigudeg, Rumpin, dan sekitarnya, Kabupaten Bogor. Dedi menyadari kemarahan masyarakat akibat kehilangan pekerjaan yang disebabkan oleh kebijakan tersebut.
Namun, ia menegaskan, keputusan untuk menutup tambang diambil demi kepentingan masyarakat yang lebih luas.
“Saya paham Anda marah karena pekerjaannya ditutup. Tapi saya melakukan penutupan itu demi kepentingan masyarakat yang lebih banyak,” kata Dedi dalam keterangan video yang diterima Bergelora.com, Minggu (12/10/2025).
Pemerintah telah mempertimbangkan seluruh kegelisahan masyarakat dan menyiapkan dua langkah besar untuk membantu mereka yang kehilangan mata pencaharian.
Bantuan Rp 2-3 Juta per Bulan
Opsi pertama adalah pemberian bantuan langsung kepada warga terdampak. Nilai bantuan tersebut diperkirakan antara Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per bulan, yang akan disalurkan kepada setiap karyawan atau kepala keluarga yang kehilangan pekerjaan.
“Kami sedang hitung jumlah pastinya. Skep-nya (surat keputusan) lagi kami buatkan. Tapi per bulan sekitar dua sampai tiga juta per karyawan atau per kepala keluarga, agar kebutuhan beras dan anak sekolahnya tetap terpenuhi,” ujar Dedi.
Lapangan Kerja Baru di Sektor Pemerintah
Selain bantuan tunai, Pemprov Jabar juga menyiapkan lapangan kerja baru bagi mantan pekerja tambang. Mereka akan direkrut menjadi tenaga kebersihan, sopir, operator alat berat, hingga petugas pemadam kebakaran.
“Kami memerlukan tenaga kebersihan jalan, misalnya sepanjang Parung Panjang, nanti akan kami rekrut dari karyawan yang terdampak penutupan tambang dengan gaji sesuai UMK,” jelas Dedi.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat ini juga tengah menambah armada mobil truk dan alat berat untuk sektor Pekerjaan Umum (PU), Sumber Daya Air (PSDA), dan Lingkungan Hidup. Kebutuhan ini, menurut Dedi, membuka peluang kerja baru bagi mereka yang sebelumnya bekerja di sektor pertambangan.
“Kami juga membeli alat berat dengan jumlah banyak. Jadi operator bekas tambang bisa kami latih dan tempatkan di sektor PU atau PSDA,” ujarnya.
Selain itu, Pemprov Jabar juga akan melatih sebagian pekerja tambang menjadi tenaga pemadam kebakaran yang akan ditempatkan di berbagai kabupaten dan kota. Boleh Marah, Asal Sabar Dedi menegaskan bahwa pemerintah akan segera merealisasikan program bantuan dan rekrutmen tersebut dalam waktu dekat.
Ia meminta masyarakat untuk bersabar selama proses administrasi berlangsung.
“Mohon sabar, dalam seminggu ini kami akan segera bergerak untuk melakukan realisasi terhadap apa yang menjadi kebutuhan,” kata Dedi.
Dengan gaya khasnya yang blak-blakan, Dedi juga menyampaikan bahwa dirinya siap menerima kemarahan warga terkait kebijakan ini.
“Boleh ngambek terus, saya enggak apa-apa. Dibenci, dimarahi oleh warga juga enggak masalah. Yang penting saya berguna bagi kepentingan orang banyak,” ujarnya.
Kebijakan untuk Kepentingan Publik
Penutupan tambang di kawasan Cigudeg dan Rumpin dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat karena aktivitas penambangan dinilai telah menimbulkan dampak lingkungan dan sosial yang signifikan.
Meski kebijakan ini menimbulkan reaksi keras dari sebagian masyarakat, Dedi menegaskan bahwa langkah tersebut diambil untuk melindungi keseimbangan alam dan keselamatan warga dalam jangka panjang.
“Saya fokus pada warga yang kehilangan pekerjaan, kehilangan pendapatan, dan kehilangan kehidupan karena penutupan tambang. Tugas saya memastikan mereka tetap bisa hidup layak,” pungkasnya. (Martinus Ursia)

