SEMARANG- Hingga saat ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tetap yakin ketidak terlibatan mantan ketua Komisi II, DPR-RI dalam kasus E-KTP. Sehingga, walaupun sedang menghadapi fitnah dari Setya Novanto, Ganjar Pranowo tetap mendapat dukungan terkuat untuk memimpin kembali Jawa Tengah.
“Pemimpin memang selalu menghadapi ujian. Apalagi mas Ganjar sangat populer di Jawa Tengah. Gak mungkinlah Mas Ganjar berbuat seburuk itu. Kami makin yakin dia (Ganjar-Red) tak terlibat,” demikian Masio, buruh pabrik di kawasan industri di Semarang, Jumat (23/3) menanggapi fitnah bahwa Gubernur Ganjar menerima aliran dana Korupsi E-KTP.
Sulastri pedagang di terminal bis Salatiga juga meragukan tuduhan Setya Novanto yang mengatakan Ganjar Pranowo menerima aliran dana E-KTP itu.
“Kalau bener, koq KPK gak percaya? Koq gak ditangkep? Opo iyo, KPK takut sama mas Ganjar? Wes to mas, gak gitu caranya bersaing sama mas Ganjar,” ujarnya.
Renita, mahasiswi Fakultas Hukum dari Univesitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengatakan selama belum ada bukti otentik yang mengindikasikan Ganjar Pranowo menerima dana E-KTP, maka tidak ada dasar untuk mentersangkakan Gubernur Jawa Tengah itu dalam kasus E-KTP.
“Silahkan saja Setnov atau siapapun juga mengatakan Ganjar menerima uang. Tapi selama tidak ada bukti otentik yang menunjukkan itu, maka tingkatannya hanya kesaksian tanpa bukti. Gak bisa menjadi dasar untuk mentersangkakan,” jelasnya.
Wagiyo, petani tembakau dari Temanggung berharap agar, Ganjar Pranowo segera terlepas dari fitnah, agar dapat kembali bisa memimpin Jawa Tengah.
“Mugo-mugo mas Ganjar diberi selamat. Rakyat mendoakan, agar bisa memimpin kami kembali. Susah mencari orang seperti mas Ganjar saat ini. Orangnya mengerti perasaan rakyatnya,” katanya.
Makin Populer
Secara umum kepada Bergelora.com dilaporkan, Ganjar Pranowo masih mendominasi volume pemberitaan di media di seluruh Jawa Tengah sampai saat ini. Sementara itu Sudirman Said hanya unggul di pemberitaan di lokal Kabupaten Brebes dan Kabupaten Jepara saja. Nada negatif pada Ganjar Pranowo hanya ada di media Kabupaten Klaten dan Kabupaten Brebes.
Untuk sentimen positif Ganjar Pranowo meraih 38,34%. Sementara Sudirman Said pada 29,45%.Untuk sentimen negatif pun, Ganjar Pranowo juga berada pada posisi yang lebih unggul dibanding Sudirman Said. Sentimen negatif terhadap Sudirman Said (30,14%) terlihat lebih besar dibanding Ganjar Pranowo (22,8%).
Sementara itu, di sela-sela kegiatannya, calon Gubernur Jateng nomor urut satu, Ganjar Pranowo sempatkan diri untuk mengambil raport ujian tengah semester putranya di SMA N 3 Kota Semarang pada Jumat (23/3) siang.
Meski baru tiba di Kota Semarang sekitar pukul 14.30 WIB dari Surakarta, Ganjar langsung beranjak ke sekolah putranya untuk temui wali kelas guna mengambil raport tengah semester.
Sembari menunggu nama anaknya dipanggil oleh wali kelas, Ganjar mengobrol ringan dengan wali murid lain yang sedang menunggu.
Sekitar satu jam kemudian, Ganjar baru keluar dari ruang kelas, ternyata pembagian rapor berdasarkan nomor urut siswa yang sesuai dengan huruf abjad.
Menurut Ganjar, wali kelas putranya, Margono, sempat berpesan pada semua wali murid yang berada dalam ruangan.
“Jadi pesannya pada semua itu, nanti kalau ada hasil nilai yang di bawah standar kelulusan, anak tidak boleh dimarahi, mungkin saja memang karna ada banyaknya kegiatan yang harus mereka lakukan,” ungkap Ganjar tirukan pesan wali kelas anaknya.
Para wali murid lain yang ditemuinya pun nampak cukup akrab dengan Ganjar, sesekali ada wali murid lain yang sengaja hampirinya sekedar untuk berjabat tangan maupun berfoto bersama.
Isu keterlibatan Ganjar Pranowo dalam kasus korupsi e-KTP potensial menjadi faktor penghambat baginya. Sejauh ini isu korupsi masih tergolong sensitif bagi masyarakat dan dapat menjadi variabel bagi terbentuknya preferensi politik dalam menentukan pilihan mereka.
Oleh karenanya, kompetitor Ganjar Pranowo mengambil isu ini sebagai instrumen politik untuk mendelegitimasi dirinya dengan tujuan menggerus elektabilitas politik Ganjar Pranowo hingga ke titik yang paling rendah. Walaupun isu ini telah diketahui luas oleh masyarakat Jawa Tengah namun dukungan masyarakat Jawa Tengah terhadap Ganjar Pranowo tidak berubah.
Posisi hukum Ganjar Pranowo dalam kasus ini sendiri sebenarnya masih sebagai saksi di KPK. Di sisi lain, dalam berbagai kesempatan, termasuk keterangannya kepada penyidik KPK, Ganjar Pranowo membantah keterlibatannya dalam kasus ini. Beberapa orang yang pernah dipanggil KPK selama ini juga telah mencabut Berita Acara dan/atau pengakuan mereka sebelumnya.
Demikian halnya dengan fakta persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta yang dari waktu ke waktu prosesnya semakin “menjauhkan dan membersihkan” posisi Ganjar Pranowo dalam pusaran kasus mega korupsi e-KTP tersebut. Dengan demikian, sejauh ini belum ada keputusan hukum definitif terhadap status Ganjar Pranowo dalam kasus ini, kecuali hanya sebagai pihak yang ‘dianggap mengetahui’ dan patut didengar keterangannya. (Nurhadi)