Oleh: Salamuddin Daeng *
ENERGI minyak memang kita impor 1,3 triliun rupiah dalam sehari, setahun impor Indonesia hampir 500 triliun rupiah. Produksi minyak Indonesia sudah lama ambruk. Kilang yang dibangun tidak terisi dengan benar atau jauh dibawah kapasitas. Maka dilakukan impor besar besaran. Minyak impor tersebut ada yang masuk ke kilang minyak mentah, ada yang langsung dicampur, dikasih zat pewarna, dikasih adiktif di depo-depo.
Minyak yang diolah di kilang yang dikirim ke depo, lalu minyak impor juga dikirim ke depo, selanjutnya dijual ke masyarakat. Tapi ditambahi pajak dan berbagai pungutan seperti a). Pajak Pertambahan Nilai (PPN), b) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), c) Iuran BPH migas. d) Sebelumnya minyak ini juga telah dipungut bea masuk impor minyak, PPh, iuran SKK Migas, Dll.
Nah, setelah itu semuanya menjadi harga minyak yang dibayar masyarakat. Harga BBM yang dibayar masyarakat jadi mahal.
Sekarang Presiden Prabowo deal atau sepakat dengan Donald Trump, impor minyak langsung dari AS senilai 15 miliar dollar atau 250 triliun rupiah. Separuh dari nilai impor minyak mentah dan produk minyak Indonesia.
Sekarang impor minyak dari AS ini tidak boleh dipajaki macam-macam. Masyarakat Indonesia terima minyak senilai 15 miliar dollar tanpa pajak macam-macam. Wah, harga BBM bisa menjadi lebih murah.
Ide cerdas Prabowo membuat oligarki minyak meradang dan asam lambung naik. Separuh dari jatah bisnis minyak mereka di dalam negeri diambil alih Donald Trump dan Prabowo, dikerjakan secara bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan AS.
Sebelumnya impor minyak ini dari Singapura, dari Afrika, dari negara Arab dikelolah secara tertutup. Harga beli, volume beli, dll, diatur secara tertutup oleh segelintir oligarki yang selama ini disebut mafia migas yang memanfaatkan pejabat dalam lingkaran migas.
Intinya begini impor minyak dari AS senilai 15 miliar dolar atau 250 triliun rupiah, separuh dari impor nasional selama ini, jelas akan menjadi pembanding yang bagus.
Dengan adanya kesepakatan bilateral ini maka Prabowo akan punya data pembanding atas impor minyak yang selama ini dikelola secara tertutup. Coba bayangkan bagaimana tidak tertutup?
Kasus Muhammad Riza Chalid (MRC) membuat publik terbelalak! Tidak ada yang tahu dan baru tahu kalau ternyata puluhan juta ton BBM impor berbagai jenis dioplos secara ilegal. Maka MRC dikejar kejaksaan sebagai otak korupsi migas. Tapi itu telah terjadi bertahun tahun lamanya hingga merugikan negara ribuan triliun.
Sekarang dengan adanya impor migas langsung dari AS maka akan dipastikan asal muasal migas menjadi jelas, harganya jelas, sampai ke rakyat juga jelas, baik kualitas maupun harganya clear and clean.Â
Pihak yang mau nambah-nambah atau mark up harga akan berpikir ulang. Ingat harga telah ditetapkan secara bilateral. Selama ini harga impor dimain-mainkan dengan berbagai teori dan pembenaran yang diakal akali. Mantap! Ok Gas tabrak hancurkan!