JAKARTA- Dukungan pada Siti Fadilah yang saat ini dipenjara di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur semakin ramai di media sosial. Berbagai kalangan mencurigai keputusan Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) mentersangkakan dan memenjara Siti Fadilah terhadap Siti Fadilah berlatar belakang politik ketimbang hukum.
Sebuah tulisan di media sosial Facebook mengingatkan kembali perjuangan Siti Fadilah menegakkan kedaulatan kesehatan Indonesia. Dibawah ini tulisan yang dibuat seorang dokter penyakit dalam, Ni Nyoman Indirawati Kusuma yang dikutip Bergelora.com di Jakarta, Kamis (27/10) dari akun Facebook atas namanya.
Vivere Pericoloso
Ibu Siti Fadilah Supari namanya. Seorang srikandi bangsa yang dari dulu dikenal sebagai orang yang memperjuangkan kedaulatan kesehatan Indonesia di mata dunia. Seorang anti kapitalisme global. Seorang srikandi bangsa yang dari dulu dikenal sebagai orang yang memperjuangkan hak kesehatan seluruh rakyat Indonesia. Sudah seperti ibu sendiri yang senantiasa mendukung segala bentuk perjuangan para aktivis dan para dokter Indonesia.
Siapa sangka beliau sekarang terkurung di jeruji besi? Setelah ratusan fitnah kepadanya, kali ini fitnah yang begitu besar dan hebat mengguncang dirinya. Batinnya meronta, tapi beliau tahu bahwa Allah akan ada selalu ada di sampingnya.
Terimakasih ibu, telah mengajarkan kepada kami apa itu bentuk perjuangan ditengah negeri yang carut marut, negeri dimana yang benar menjadi salah, yang salah menjadi benar.
Terimakasih ibu, telah mengajarkan kepada kami bagaimana nasionalisme ala dokter yang sebenarnya.
Terimakasih ibu, telah mengajarkan kepada kami bahwa yang menjadi sumber dari segala kekuatan adalah bentuk ketauhidan yang kokoh, percaya bahwa Allah senantiasa menolong hambaNya, bahkan ketika kita sendiri dan melawan komplotan.
Walaupun perjuangan ibu dibungkam, perjuangan ibu akan tetap kami lanjutkan. Kami akan tetap bergerak memperjuangkan hak-hak kesehatan rakyat. Memperjuangkan reformasi sistem kesehatan serta reformasi sistem pendidikan kedokteran, menolak intervensi asing yang merugikan bangsa, mendukung sistem jaminan yang pro rakyat, dan berbagai bentuk keadilan yang lain.
Kami yakin Allah akan menunjukkan kebenaran di waktu dan tempat yang Allah tentukan. Saya akan tetap mendukung ibu, apapun kondisinya, layaknya ketika ibu selalu menerima saya kapanpun ketika saya dalam masa sulit, ketika saya butuh teman diskusi dan teman untuk membangun cita-cita. Tetaplah menjadi salah satu ibu dan guru terbaik saya.
Jakarta, 26 Oktober 2016.
Ditulis dengan penuh air mata dan penuh doa agar Presiden Jokowi dan Penegak Hukum terbuka mata hatinya.
Tulisan Nyoman Indirawati di atas ramai membangkitkan tanggapan solidaritas dari berbagai daerah. Beberapa tanggapan seperti yang dikutip dibawah ini.
“Benerrr bgt, inget terus perkataan bliau,Indonesia yg brerdaulat. Srikandi yg ga pernah gentar, berkali2 bantu nyelametin negara. Malah gini akhirnya, miris bgt nyari momentum nya di hari dokter nasional,” Lilis Srikandi dari Subang, Jawa Barat.
“Sedih ya hukum tebang pilih.. Disebelah asal bilang tidak punya niat jahat pun ga pernah jd tersangka.. Padahal jelas kealphaannya,” Wahana Adhi Wibowo
“Bu dokter, kado hari dokter lumayan memukul kepecayaan kita kepada Bangsa ini, bangsa yang bisa di order oleh kepentingan asing,…” Husain Fata Mizani dari Madiun
“Wanita penuh kejujuran dn kegigihan bangga bangsa kita punya sosok putri bangsa yg bermartabat,, beliau bkn koruptor,” Amida Sari dari Sukabumi
“Siti fadilah bersalah krn membela kepentingan rakyat bukan membela kepentingan penjajah dinegera ini. #savesitifadilahsupari# Indonesia harus sehat berdaulat. Indonesia berhutang terhadap siti fadilah mengurus kesehatan rakyat selama menjabat, mengangkat martabat bangsa dimata dunia,” Bidan Tarie R. Lestari dari Cirebon.
Bergelora.com juga mendapatkan ratusan pesan dari berbagai Kalimantan Utara, Aceh, Papua Barat yang menunjukkan dukungan dan solidaritas kepada Siti Fadilah (Web Warouw)