JAKARTA – Akun Twitter Perdana Menteri India Narendra Modi diretas pada Minggu (12/12/2021).
Dalam serangan hacker itu, sempat ditulis pesan yang menyatakan India mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.
Bahkan, telah mendistribusikan cryptocurrency atau uang kripto kepada warga, seperti dilansir AFP.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Modi merupakan seorang tweeter yang produktif.
Dia juga politisi petahana paling populer di dunia platform itu, dengan lebih dari 73 juta pengikut di akun utamanya.
Sebuah tweet yang dihapus dengan cepat dari pegangan @narendramodi mengatakan pemerintah India telah secara resmi membeli 500 Bitcoin.
Bahkan, telah mendistribusikannya ke semua penduduk negara itu, bersama dengan tautan penipuan.
Kantornya men-tweet akun itu “sebentar dikompromikan” dan Twitter telah memulihkan kendali.
Ini menjadi kedua kalinya salah satu akun Twitter Modi diretas.
Setelah akun lain diambil alih tahun lalu untuk mengirimkan tweet yang mendesak publik untuk menyumbang ke dana bantuan virus Corona palsu.
Peretasan Minggu ironisnya terjadi ketika India bersiap menekan perdagangan cryptocurrency dengan undang-undang baru.
Dimana, kemungkinan akan diperkenalkan di parlemen bulan ini.
Rincian undang-undang tersebut masih belum jelas tetapi pemerintah telah menandai larangan luas terhadap mata uang digital pribadi.
Pasar crypto lokal telah berkembang pesat sejak Mahkamah Agung India membatalkan larangan sebelumnya tahun lalu.
Seperti aktor Bollywood dan bintang kriket memimpin kampanye iklan untuk bursa lokal.
Modi sendiri mengatakan bulan lalu, cryptocurrency dapat memanjakan masa muda.
Tetapi, bank sentral berulang kali memperingatkan dapat menimbulkan kekhawatiran serius pada stabilitas makroekonomi dan keuangan. (Calvin G. Eben-Haezer)
