JAKARTA – Presiden terpilih RI periode 2024-2029, Prabowo Subianto, menyindir pihak yang menggunakan intelijen untuk memata-matai lawan politik.
Tak hanya itu, menurut Prabowo, intelijen digunakan untuk melakukan adu domba sesama anak bangsa.
Hal itu diungkap oleh Prabowo dalam penutupan Kongres VI PAN di Hotel Kempinski, Jakarta, Sabtu (24/8/2024).
Dia menyebut cara tersebut sudah lama dilakukan lama dan membuatnya tidak nyaman.
“Jangan pakai alat yang dulu-dulu, cara-cara yang dulu, adu domba, ngintel-intelin orang. Ngintel (harusnya) untuk (kepentingan) rakyat, untuk bangsa, jangan ngintelin lawan politik, enggak enak itu,” kata Prabowo.
Prabowo lantas menyinggung ada pihak tertentu yang seakan lebih tahu segala hal. Ketum DPP Gerindra itu pun juga menyinggung namanya yang suka dibicarakan di berbagai podcast.
“Oh Pak Prabowo begini, Pak Prabowo begitu. Dia lebih tahu Pak Prabowo mikirnya apa, dari saya sendiri. Kadang kalau saya mau tahu, apa sih yang Pak Prabowo pikir, aku cari podcast itu, dia lebih tahu dari aku,” katanya.
Lebih lanjut, Prabowo lantas tersadar pidatonya dilihat banyak awak media. Dia pun tidak mau berbicara terlalu keras.
“Ini wartawan banyak ya, jadi gak bisa terlalu keras aku bicara ya. Gak boleh ya, harus sopan,” katanya.
Semua Masalah Itu Dihasut Asing
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Presiden terpilih Prabowo Subianto juga menyarankan para elite Indonesia yang tidak tahu sejarah peristiwa 1998, untuk belajar sejarah lagi.
Mulanya, Menteri Pertahanan RI itu mengatakan bahwa Indonesia telah ratusan tahun diadu domba.
“Semua masalah itu adalah dihasut. Terus dihasut,” kata Prabowo.
Prabowo kemudian menyinggung tahun 1998, yang menurut dia, saat itu Indonesia tinggal “lepas landas”.
“Kita di ambang tinggal landas, kita dikerjain oleh kekuatan-kekuatan asing. Kita dikerjain,” ucap Prabowo.
“Kalau ada elite Indonesia yang belum ngerti apa yang terjadi tahun 98, saya sarankan tolong belajar lagi,” ucap Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Tahun 1998, sebut Prabowo, Indonesia sudah bisa membuat pesawat terbang. Ia juga mengeklaim bahwa Indonesia lebih maju ketimbang Turkiye waktu itu.
“Tiongkok belum punya supercomputer, Indonesia sudah punya supercomputer tahun 1990-an,” kata Prabowo.
“Sekarang Tiongkok mungkin paling banyak supercomputer di dunia, melebihi Amerika Serikat,” ucap Prabowo lagi.
Oleh karena itu, Prabowo meminta seluruh pihak agar belajar sejarah.
“Kita ciptakan kesejukan, makanya Gerindra, PAN, dan kawan-kawan koalisi kami, kami milih warna koalisi yang sejuk, warna biru, warna biru langit, ya kita nyontek-nyontek dikit PAN enggak apa-apa lah,” kata Prabowo.
Minta Pelantikan Presiden Prabowo Dipercepat
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, pengamat politik Dr. Connie Rahakundini Bakrie menyoroti berbagai analisis yang melatar belakangi aksi diberbagai kota yang menghalangi sidang Paripurna DPR-RI untuk mengesahkan Revisi UU Pilkada beberapa waktu lalu.
Ia menyebutkan beberapa analisa yang melatar belakangi aksi-aksi tersebut.
“Gerakan rakyat belakangan ini dikatakan seolah-olah suara Tuhan. Ada yang bilang menuntut pak prabowo segera dilantik. Ada yang bilang ini digerakkan oleh negara asinglah,” ujar Connie yang sedang dalam perjalanannya di atas kereta api di Rusia.
Ia mengatakan, kalau menginginkan Presiden Prabowo segera dilantik maka sebaiknya Presiden Jokowi segera mundur, agar Presiden terpilih Prabowo Subianto bisa segera dilantik untuk menghindari pecahbelah bangsa,” ujar ahli pertahanan dan intelejen ini. (Web Warouw)