JAKARTA- Tahun 2015 merupakan tahun terberat bagi rakyat khususnya rakyat tani dalam menghadapai penindasan dan penghisapan oleh kepentingan asing dan kaki tangannya di dalam negeri. Untuk itu dibutuhkan persatuan kekuatan rakyat untuk berjuang bersama untuk pembebasan nasional. Hal ini disampaikan aktivis agraria, Eva Bande dari Mataram kepada Bergelora.com di Jakarta Senin (29/12).
“Kawan-kawan pengawal rakyat tertindas dimanapun berada. Sekiranya persatuan dan soliditas kita masih layak dipertaruhkan untuk kebebasan rakyat, marilah merapatkan barisan,” tegasnya.
Untuk itu, Eva Bande yang barusan mendapatkan grasi dari Presiden Joko Widodo 22 Desember 2014 mengingatkan bahwa di bawah pemerintahan Joko Widodo, perjuangan rakyat memiliki peluang untuk memenangkan kepentingan rakyat.
“Pintu sudah dibuka. Siasat jitu dibutuhkan. Pemimpin kita (Jokowi-red) baik. Kita mesti lebih licik dari sejumlah orang yang sedang bermain api disekitar istana negara. Dari dekat pun dari jauh,” jelasnya dalam pesan yang diterima redaksi.
Dibawah ini adalah pesan lengkapnya kepada gerakan rakyat khususnya suku anak dalam dari Jambi yang sedang memperjuangkan lahannya di halaman kantor Komnasham di Jakarta.
“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Penguasa yang sebenar-benarnya dan jiwa kita ada dalam gengaman-Nya.
Konflik Agraria sudah akut, derita rakyat tertindas semakin menjadi-jadi, adalah fakta paling nyata berlangsung di tanah Bekas Jajahan ini. Sejak pra-kemerdekaan hingga peralihan rezim demi rezim rakyat miskin terzalimi, dan sekarang sedemikian akutnya.
Mungkin saja kata-kata ini semakin memilukan rasa dan menambah derita saudara-saudara petani Suku Anak Dalam… Ya karena seolah-olah tak ada tempat lagi di tanah warisan nenek moyang kita, kaum miskin-rakyat jelata-kaum tani- yang justru adalah korban terbesar ketika negeri ini dilahirkan.
Berjumpa dgn kalian beberapa wkt hari lalu, di bawah langit hitam pekat dgn guyuran hujan yg sangat lebat, tepat di depan kantor Komnas HAM RI, dan kita hanya bergerombol di atas tikar plastik berlindung dalam tenda yg tidak sekokoh Kantor Komnas HAM. Sungguh hati saya tergetar kuat kala itu, sakit dan duka yg kalian alami telah senada dgn sakit yg ku alami. Maka sy bisa membayangkan derita kawan-kawan sekalian.
Derita Kalian juga sama dgn kawan2 petani Toili di Kab Banggai-Sulteng, pun saudara2 kita lainnya di hampir semua daerah di Negeri ini….
Akan tetapi, sesakit apapun kita, segetir apapun rasa itu menggores nurani, pantangkanlah segala sesuatu yg akan membuat semangat dan bara api perjuangan itu padam. Ketika memulai tak boleh ada kata mundur selangkah. Bangunlah jiwa yg menolak tunduk pada tirani… Tanamlan obat batin kita dgn sebuah prinsip: Hukum Yang tidak Adil, Bukan untuk di patuhi..!!!
Bersabarlah, krn keadilan itu pasti datang. Pemimpin negeri kita yg sekarang adalah orang Baik. Maka dia pemimpin yg baik. Tetapi disekitarnya lebih banyak orang tak baik yg telah menjadi hamba pemilik2 modal dari negeri asing dan negeri sendiri. Langkah beraninya mengeluarkan GRASI bagi saya adalah Tanda dan Isyarat bagi kita untuk menguatkan keyakinan pembebasan bagi rakyat segera dimuliakan…!!! Bersabarlah Tuhan bersama kaum tertindas…!!!
Saudara Petani Anak Dalam Batanghari Jambi yg saya hormati… Kalian telah berjalan kaki menempuh 1.000 Km dari Jambi menuju Jakarta dan berkemah di depan Gedung Komnas HAM RI, tentu berharap keadilan sebagaimana saudara2 kita lainnya di Indonesia…. Saya dan saudara2 semua pasti yakin bahwa Presiden sudah tahu keberadaan dan maksud kedatangan di pusat kuasa ini….
Pertanyaan kita sekarang, apa tindakan Presiden kita yg baik ini terhadap perjuangan saudara2 sekalian…? Yakinlah dia sedang melakukannya, sembari menyiasati situasi disekelilingnya, agar diujung upaya penyelamatan nasib rakyat sungguh untuk rakyat, bukan untuk para pengambil untung dari derita saudara2 sekalian.
Kawan-kawan pengawal Rakyat Tertindas dimanapun berada, sekiranya persatuan dan soliditas kita masih layak dipertaruhkan untuk kebebasan rakyat, marilah merapatkan barisan, pintu sudah dibuka, siasat jitu dibutuhkan, pemimpin kita baik, kita mesti lebih licik dari sejumlah orang yg sedang bermain api disekitar istana negara dari dekat pun dari jauh……
Hidup Petani….jayalah kaum tani… Bersatulah rakyat Indonesia…
Salam Pembebasan
Eva Bande
Lombok, 28 Desember 2014
Konsolidasi Darurat Agraria
Sementara itu, petani suku anak dalam yang saat ini sedang berkemah di Komnasham, Jakarta mengajak semua kelompok, organisasi tani dan aktivis agraria yang masih terus berjuang untuk bersatu. Untuk itu akan diadakan Konsolidasi Darurat Agraria pada hari Selasa, 30 Desember 2014 pukul 13.00 di tenda petani dan suku anak dalam, Batanghari, Jambi, depan Gedung Komnasham, Jalan Latuharhari, Jakarta.
“Kami mengajak seluruh aktivis, pejuang agraria dan kaum tani Indonesia untuk menyatukan isu konflik agraria di seluruh Indonesia yang selama ini masih terpecah-pecah, kasuistik, dan lokalis menjadi sebuah gerakan nasional kaum tani Indonesia. Untuk itu kami mengundang kawan-kawan konsolidasi Darurat Agraria,” demikian Kutar, Ketua Adat Suku Anak Dalam Batin Bahar, Jambi. (Dian Dharma Tungga)