JAKARTA- Sebanyak 26 tim telah diseleksi untuk mengikuti Kompetisi Hackaton Hardware Nasional pertama yang bertajuk“Indonesia’s First Internet of Things Big Data Innovation Challenge” yang telah berlangsung pada 7-8 Maret 2015 bertempat di di Crackerz Makerspace , MD Place Tower 2, Kuningan, Jakarta.
Dalam rilis kepada Bergelora.com di Jakarta, Kamis (12/3) dijelaskan telah terpilih tiga tim pemenang utama, yaitu FlowGo, Juara 1 mendapatkan hadiah sebesar Rp 15.000.000. MC.IOT, Juara 2 mendapatkan hadiah sebesar Rp 10.000.000 dan Sunsquare, Juara 3 mendapatkan hadiah sebesar Rp 7.000.000
Para pemenang juga mendapatkan kesempatan mempresentasikan hasil karyanya pada event Big Data Week 2015, akan dinobatkan menjadi Indonesia Innovator Ambassador, diundang untuk berkolaborasi dalam ajang “Virtuos Innovation Ecosystem of hardware makers”, juga akan mendapatkan gratis mengikuti workshop “Human Centered Design Thinking” di MakeDoNia Innovation Hub.
“Kami sebagai penyelenggara merasa bangga terhadap ide-ide semua peserta dimana hasil akhir Hardware tersebut betul-betul dapat menjawab tantangan dan fenomena sosial sehari-hari contohnya karya para pemenang yang menciptakan alat-alat unik yang mampu menjawab permasalahan hidup sehari-hari,” ujar Imanzah Nurhidayat, Co-Partner MakeDoNia – Makers and Innovators Community selaku penyelenggara acara mengungkapkan.
MC.IOT berpandangan bahwa dalam sebuah kota padat tidak lagi memiliki ruang hijau untuk dimaksimalkan. Tapi masalahnya adalah sebuah kota polusinya makin tinggi dari waktu ke waktu. Untuk itu dibuat sebuah alat berbasis Internet of Things yang berfungsi untuk menurunkan kadar polusi. Nantinya alat-alat tersebut akan dipasang di setiap rumah.
Sedangkan Sunsquare, membuat sebuah alat unik bernama Jemurin yang mampu mendeteksi matahari dan hujan. Saat cuaca berubah hujan, Jemurin akan membuat baju otomatis diangkat. Kemudian saat cuaca cerah, pakaian bisa otomatis terjemur kembali.
Kompetisi Hackathon ini merupakan bagian dari penyelenggaraan ajang Konferensi Big Data kelas dunia bertajuk “Big Data Week 2015” yang akan digelar pada 9 dan 10 Maret 2015 bertempat di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta.
Pembicara utama di konferensi ini adalah Thomas Davenport, professor dari Babson College, pengajar di Harvard University danMassachusetts Institute of Technology serta penulis buku Big Data@Work dan banyak buku lain tentang Big Data dan Analytics.
Ajang ini akan memberi pemahaman lebih jauh mengenai Big Data serta manfaatnya dengan menghadirkan para ahli di bidang Big Data. Hal ini sangat penting bagi berbagai pihak, seperti perusahaan, pemerintah, pemangku jabatan dan kepentingan, pemerintah, kalangan IT dan lain-lain agar dapat belajar dari keberhasilan dan manfaat yang didapat oleh perusahaan maupun organisasi yang sudah menerapkan Big Data Analytics.
Salah satu pembicara yang juga akan hadir dalam konferensi Big Data Week 2015 ini juga adalah Dr Anthony Vipin Das, FRCS adalah seorang yang berprofesi sebagai Dokter Spesialis Mata namun juga penemu inovasi yang karyanya dapat menjadi bahan inspirasi para Makers dan Innovators di Indonesia.
Anthony Vipin menemukan sepatu yang menggunakan sensor yang sangat bermanfaat untuk tuna netra sehingga dapat berjalan tanpa menggunakan tongkat. Anthony Vipin juga merupakan Dokter Spesialis Mata Konsultan di LV Prasad Eye Institute, Hyderabad,India yang menemukan eyeSmart ESDM, penerima penghargaan untuk Rekam Medis Elektronik dan Sistem Manajemen Rumah Sakit yang saat ini telah diooperasikan di seluruh jaringan LVPEI.
Karyanya juga telah dianugerahi penghargaan bergengsi NabaRD Award untuk Inovasi Pedesaan 2012 oleh Pemerintah India dan inisiatif ICT Terbaik 2014 oleh Pemerintah Odisha.
Selain Thomas Davenport dan Anthony Vipin Das, ajang ini juga akan menghadirkan 24 pembicara lainnya, baik dari dalam dan luar negeri yang ahli di bidang big data. Diantaranya Sidney Minassian (Founder & CEO Contexti–Australia), Stewart Collis (Co-founder & CTO aWhere Inc.–USA), Shinichi Ogane (Executive Officer International Services Information Dentsu (ISID)–Japan), Indra Utoyo (Director of Innovation & Strategic Portfolio Telekomunikasi Indonesia), Rico Frans (EVP Coordinator Transaction Banking Directorate Bank Mandiri), Komang Aryasa (Big Data Project Director Telkom Indonesia), Handry Santriago (CEO GE Indonesia), Lisa Irawati (Head of Marketing Strategic Planning & Marketing Services HMSampoerna), Danny Kosasih (Head of Commercial Excellence Takeda Indonesia), Regi Wahyu (CEO Mediatrac), dan Imron Zuhri (CTO Mediatrac), serta rencananya akan dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama. Untuk informasi lebih jauh mengenai Big Data Week 2015 serta kompetisi Hackaton dapat diakses di www.bigdataindonesia.com/hackaton.
Mediatrac adalah perusahaan data analytics yang mengubah data menjadi dasar strategi terapan untuk membantu meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. Mediatrac berdiri sejak tahun 2003 dan berawal sebagai perusahaan yang memindai dan mengkonversi media cetak menjadi data berubah text yang mudah diolah. Sampai saat ini, Mediatrac masih memindai dan mengarsip lebih dari 140 media (koran, majalah) cetak setiap harinya dan membuat mereka ‘search-able’. Mediatrac selanjutnya mengembangkan data geo-demografis (>180 juta data individu) dan data digital dan sosial media (lebih dari 1,6 milyar halaman percakapan dan sosial media lebih dari 20 juta). Dalam perkembangannya, Mediatrac membangun arsip data linguistik, geo-demografi serta keahlian dalam teknologi Big Data serta Analytics. (Calvin G. Eben-Haezer)