Selasa, 17 Juni 2025

GAK ADA GUNANYA..! Israel Serang Lebanon PM Israel Minta PBB Pindahkan UNIFIL dari Zona Berbahaya

BEIRUT – PM Israel Benjamin Netanyahu meminta Sekjen PBB untuk memindahkan pasukan penjaga perdamaian (UNIFIL) yang ditempatkan di Lebanon selatan dari “daerah berbahaya”. Hal itu diungkapkan Netanyahu dalam sebuah pernyataan video yang dikeluarkan oleh kantornya pada Minggu (13/10/2024).

“Bapak Sekretaris Jenderal, pindahkan pasukan UNIFIL dari daerah berbahaya. Ini harus dilakukan sekarang juga, segera,” kata Netanyahu, dikutip dari AFP.

Adanya permintaan dari PM Israel tersebut lantaran lima pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon telah terluka.

Yakni dalam beberapa hari terakhir saat pasukan Israel berperang melawan kelompok Hizbullah di Lebanon selatan.

Dikutip dari Sky News, UNIFIL telah beroperasi di negara itu sejak 1978 setelah invasi oleh Israel.

Dalam permohonan langsung kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Benjamin Netanyahu mengatakan: “Penolakan Anda untuk mengevakuasi tentara UNIFIL menjadikan mereka sandera Hizbullah”.

“Sudah saatnya bagi Anda untuk memindahkan UNIFIL dari benteng Hizbullah dan dari daerah pertempuran,” ujar Netanyahu.

Ia juga mengatakan militernya telah berulang kali mengajukan permintaan tersebut tetapi ditolak.

“Ini membahayakan mereka dan nyawa tentara kami,” tambahnya.

Netanyahu mengatakan Israel menyesalkan cedera yang dialami pasukan penjaga perdamaian PBB, dan melakukan “segala hal” untuk mencegah mereka terluka.

“Cara sederhana dan jelas untuk memastikan hal ini adalah dengan mengeluarkan mereka dari zona bahaya,” jelas PM Israel.

Diketahui, UNIFIL saat ini memiliki lebih dari 10.000 tentara dari 50 negara dan sekitar 800 staf sipil.
Mandatnya diperbarui setiap tahun oleh Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang.

Pasukan penjaga perdamaian bertugas menjaga ketenangan dan mengurangi ketegangan di sepanjang “garis biru” yang memisahkan Lebanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Serbu Markas Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan menurut Netanyahu, pasukan dari PBB tersebut dianggap sebagai perisai bagi kelompok Hizbullah Lebanon.

Menurut UNIFIL, dua tank Merkava Israel menghancurkan gerbang utama sebuah pangkalan dan masuk secara paksa sebelum fajar pada Minggu.

Setelah tank-tank itu pergi, peluru meledak 100 meter jauhnya hingga mengeluarkan asap yang berhembus melintasi pangkalan.

Sementara itu, militer Israel mengatakan anggota Hizbullah telah menembakkan rudal anti-tank ke pasukan Israel dan melukai 25 tentara.

Serangan itu sangat dekat dengan pos UNIFIL dan sebuah tank yang membantu mengevakuasi korban yang ditembaki kemudian mundur ke pos UNIFIL, dikutip dari Reuters pada Senin (14/10/2024).

Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan mereka menggunakan tabir asap untuk memberikan perlindungan saat proses evakuasi tentara yang terluka tetapi tindakan mereka tidak membahayakan pasukan penjaga perdamaian PBB.

“IDF telah meminta berulang kali dan telah berulang kali pula ditolak, yang berdampak pada penyediaan perisai manusia bagi Hizbullah,” jelas Netanyahu

Akan tetapi, Hizbullah membantah telah menggunakan kedekatan pasukan penjaga perdamaian PBB sebagai tempat perlindungan.

“Pasukan Penjaga Perdamaian UNIFIL tetap berada di semua posisi,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu.

Ia mengulangi peringatan dari Sekretaris Jenderal PBB bahwa pasukan penjaga perdamaian tidak boleh menjadi sasaran.

“Serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian melanggar hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional. Serangan itu juga dapat disebu kejahatan perang,” terang Dujarric.

UNIFIL mengatakan serangan Israel sebelumnya terhadap menara pengawas, kamera, peralatan komunikasi, dan penerangan telah membatasi kemampuan pemantauan UNIFIL. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam panggilan telepon pada Minggu dengan mitranya dari Israel, Yoav Gallant, menegaskan pentingnya Israel mengambil semua tindakan yang diperlukan. Yakni untuk memastikan keselamatan dan keamanan pasukan UNIFIL dan Angkatan Bersenjata Lebanon, menurut isi panggilan telepon tersebut.

Austin juga mendesak Gallant mengenai perlunya Israel untuk beralih dari operasi militer di Lebanon ke jalur diplomatik untuk menyediakan keamanan bagi warga sipil di kedua sisi perbatasan sesegera mungkin. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru