Oleh: Eddy Lahengko*
GARUDA Muda Indonesia, melakoni laga semi final Piala Asia U-23, Qatar, menghadapi Uzbekistan, Senin Malam (29/4) di Stadion Abdullah bin Khalifa, Qatar.
Tentu partai ini amat ditunggu-tunggu kedua pendukung tim yang berlaga. Pasalnya kemenangan yang dipetik, langkah berikut bertarung di partai puncak. Selain itu tentu secara otomatis langsung menatap dan menggenggam salah satu tiket berlaga di Olimpiade 2024 di Paris.
Baik Garuda Muda maupun Uzbekistan yang dijuluki tim Serigala Putih memiliki motivasi untuk memperoleh kesempatan tampil di Olimpiade Paris 2024, selain bertekad tampil sebagai finalis Piala Asia U-23. Seperti diketahui Uzbekistan sepanjang sejarahnya, sama sekali belum pernah lolos ke ajang multievent olahraga dunia itu.
Maka untuk meraih poin kemenangan di semi final ini, bakal terjadi perang taktik dan strategi dari kedua pelatih.
Pelatih Garuda Muda, Shin Tae-yong sudah punya stategi ampuh untuk menjebolkan gawang Uzbekistan yang dikawal kiper, Abduvohid Ne’matov yang sejak fase grup hingga 8 besar belum pernah kebobolan.
Begitu juga Pelatih, Uzbekistan, Timur Kapadze yang menghantar pasukannya meraih medali perunggu Asian Games 2022 ,sudah meramu taktik dan strategi untuk mengobrak abrik pertahanan kokoh bak Tembok Cina yang dikordinir Sang Kapten Rizky Ridho dkk. Tinggal bergantung para pemain kedua tim yang menjalankannya penuh disiplin dan fokus menerapkan taktik yang yang diinginkan kedua pelatih. Kemenangan yang dipetik ditentukan para pemain di lapangan.
Justin Hubner
Mencoba mengutak utik materi pemain yang bakal diturunkan di semi final ini, tentu Pelatih level dunia asal Korsel, Shin Tae-yong yang akrab dikuping masyarakat sepakbola Indonesia disapa STY, sudah ada dikantongnya.
Tanpa kehadiran ujung tombak memiliki gerakan ekposif dan tak mengenal lelah sampai turun membantu ke daerah pertahanan, Rafael Struick, STY tentu merotasi beberapa pemain dan bukan tidak mungkin akan terjadi kejutan.
Karena STY di skuadnya saat ini memiliki materi pemain yang mumpuni dan bisa seorang pemain melakoni beberapa posisi.
Semisal Pemain keturunan, Justin Hubner bukan tidak dimungkin diposisikan sebagai Striker pengganti Struick yang terkena hukuman 2 kali kartu kuning.
Bagi Justin Hubner posisi sebagai ujung tombak bukan hal yang baru baginya. Mengawali karirnya disepakbola dia berposisi sebagai striker. Dan posisi ini pernah dilakoninya ketika di penyisihan piala Asia atau Penyisihan piala dunia 2026 belum lama ini. Penampilannya pun tidak mengecewakan sang Arssitek STY. Eksperimen STY cukup berhasil menempatkan Justin Hubner di posisi ujung tombak. Dan ini juga sebuah strategi mengacaukan pertahanan tangguh Uzbekistan.
Jika skenario ini dilakukan STY, maka diposisi bek tengah mendampingi Rizky Ridho, Iver Jenner, bisa ditempatkan Komang Teguh atau Ferari. Sedang bek sayap tetap ditempati, Pratama Arhan dan Fajar atau Rio Fahmi. Didukung trio gelandang, Natan Tjoe A-On, Marcelino Ferdinan dan Witan. Sedang dibawah mistar, STY tetap mempercayakan kepada Ernando Eri.
Sebaliknya jika Hubner tetap bermain disektor pertahanan, ujung tombak bisa ditempati Sananta atau Caraka.
Kaki ini Sektor pertahanan Rizky Ridho dkk betul betul diuji oleh gempuran Huain Norchaev, Ruslnbek Jiyanov dan ujung tombak, Ulug bek Khoshimov yang dibantu bek tangguh berusia 20 tahun, Abdukodir Khusanov, saat ini bermain di liga 1 Perancis, Lens.
Dari sektor gelandang, pemain berpengalaman Hojimat Erkinov dan Abbosbek Fayzullaev, Diyor Holmatov, bahu membahu memainkan lini vital membantu pertahanan dan serangan.
Pemain pemain Uzbekistan cendrung memainkan pola bola lambung langsung ke jantung pertahanan dengan cepat atau main lewat sayap kiri atau kanan. Skill mereka juga merata.
“Debut Uzbek di olimpiade sangat penting. Kami bertekad untuk melakukan yang terbaik untuk mewujudkan ,” ujar pemain, Diyor Holmatov seperti dilansir Daryo.
Maka menghadapi tekanan pemain2 Uzbekistan, trio gelandang Natan, Marcelino dan Witan harus kerja keras untuk melapis pertahanan, kemudian setelah serangan pemain2 Uzbek dipatahkan, harus dengan cepat keluar mengalirkan bola yang sudah ditunggu Hubner atau Sananta.
Serangan balik cepat ini menjadi senjata pamungkas Rizky Ridho dkk. Tetap disiplin menjaga sejengkal daerah pertahanan, serta kompak dalam kerjasama tim. Yang penting main lepas dan tidak terlalu terbebani untuk menang.
Dukungan penonton yang begitu luar biasa menjadi motivasi bagi Garuda Muda. Semoga saja partai semi final tidak menjadi antiklimaks secara psikologis, tapi penampilan yang mumpuni dan sangat disiplin yang sudah diperagakan dalam tiga pertandingan sebelumnya menaklukan Australia, Yordania dan Korsel menjadi pemicu para pemain di partai empat besar.
Semoga juga kondisi para pemain tetap bugar pasca bertarung menghempaskan Korsel lewat tendangan adu penalti.
Kalau tidak sekarang kapan lagi kesempatan itu datang bertarung di final Piala Asia U-23 sekaligus otomatis menggenggam salah satu tiket Olimpiade 2024 di Paris. Atau terhenti di semi final?
—-
*Penulis Eddy Lahengko wartawan olahraga senior