Oleh: Toga Tambunan *
TATKALA pada 21 Desember 2022 Cianjur desa Cijendil Kecamatan Cigenang diguncang gempa magnitudo 5.6 skala Richter, selang beberapa hari, tanggal 23 Desember 2022 terjadi juga gempa di Duzce, Turki.
Gempa di Cianjur berakibat korban tewas 635 orang dan luka 1.083 orang, sedang korban tewas di Duzce 60 orang.
Hari Senin, 6 Februari 2023 sekitar pukul empat pagi di wilayah selatan Turki pada beberapa propinsi terjadi lagi gempa teramat dahsyat. Gempa itu, magnitudo 7.7 skala Richter, bahkan menjalar hingga di Aleppo, daerah utara Suriah, merobuhkan banyak gedung. Guncangan gempa itu juga dirasa sampai di Mesir, Siprus, Irak bahkan Armenia.
Hingga pagi ini di Turki diberitakan TV TRTWORD korban tewas akibat tertimpa bangunan bertingkat tinggi yang runtuh sebanyak 5.894 orang, dan 34.810 orang terluka. Korban di Suriah dikabarkan tewas 1850 orang.
Banyak gedung bertingkat tinggi runtuh ambruk rata tanah. Dikabarkan, relawan setempat saat menolong korban, ditimpa bangunan yang tiba-tiba ambruk. Rasanya sangat memukul batin sungguh amat sangat mengenaskan.
Yang tertindih dibawah reruntuhan sangat banyak, belum diketahui.
Gempa ini teramat dahsyat luar biasa ini, mencakup wilayah luas.
Terjadi ditengah seluruh dunia diterpa krisis inflasi di banyak negara, krisis pangan, energi, krisis situasi peperangan kemelut rumit di Ukraina antara pemerintah Ukraina demi NATO versus rakyat Rusia yang katanya demi menata perdamaian penyebab delapan juta warga Ukraina meninggalkan negerinya.
Akibat gempa di Cianjur, pencaharian korban berminggu-minggu, menemukan 635 korban mati dan 1850 korban luka. Sungguh sangat banyak. Bandingkan gempa Turki kini, hanya hari ke tiga ini telah ditemukan 5.894 korban mati dan 34.810.korban luka. Luar biasa sangat banyak. Entah berapa lagi akan ditemukan pada pencarian yang masih berlangsung.
Kita turut amat berduka atas korban tersebut, dan memberi dukungan doa dan bantuan kepada mereka yang tertimpa bencana ini.
Jumlah korban spektakuler itu melebarkan mata perasaan pikiran terhadap informasi otoritas bencana alam dan gempa dunia yang meninjaunya sebatas fisikal pergerakan lempeng Anatolia, yakni sesar Anatolia Utara dgn sesar aktif Anatolia Timur sebagaimana keterangan BMKG Indonesia.
Apakah ada faktor lain penyebabnya?
Gempa teramat dahsyat ini terjadi di tengah seluruh dunia diterpa krisis inflasi di banyak negara, krisis pangan, energi, krisis situasi peperangan kemelut rumit di Ukraina antara pemerintah Ukraina demi NATO versus rakyat Rusia yang katanya demi menata perdamaian penyebab delapan juta warga Ukraina meninggalkan negerinya.
Gempa ini terjadi ditengah permusuhan berbagai pihak.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, masih lancar komunikasi dengan Vladimir Putin, Presiden Rusia di tengah peperangan Ukraina yang dibeking tuntas oleh NATO minus Turki. Presiden RT Erdogan sering beda kebijakan politik dengan kemauan AS, Inggris & negara-negara Uni Eropah.
Saat ini Erdogan menolak Swedia masuk NATO, dan dingin terhadap Finlandia menginginkan masuk NATO yang sangat hangat disambut AS, Inggris dan negara-negara Uni Eropah atau negara-negara lainnya NATO.
Sikap presiden Turki yang juga anggota NATO seringkali bertolak punggung terhadap AS & negara-negara lainnya NATO ini, barangkali kedinian mengkaitkan gempa yang kini terjadi, terkait hubungan buruk RT Erdogan dengan para penguasa negara NATO.
Amerika Serikat (AS) pemilik senjata rahasia sistim pemicu gempa bumi. Yaitu di stasiun cuaca High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP). Stasiun ini sejak 1993 di Gakona, Alaska memiliki banyak antena transmitter yang bisa ‘menembakkan’ frekuensi gelombang radio, baik rendah dan tinggi, ke atas atmosfer bumi. Setasiun HAARP ini didesain sanggup mengelola gempa bumi. Juga bencana lainnya.
Mengutip situs Ibtimes, Selasa, 4 Februari 2020, HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project) disebut diinisiasi oleh Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon di bawah arahan Defense Advance Research Project Agency (DARPA). DARPA mengelola dan mengarahkan proyek penelitian dan pengembangan terapan yang terpilih untuk kepentingan Pentagon, merekayasa gempa, tsunami, dan bermacam bencana alam.
Disinyalir Hugo Chaves, mantan presiden Venezuela, gempa Haiti terjadi tahun 2010 direkayasa oleh tim HAARP.
Beberapa mass media pernah menduga HAARP merekayasa tsunami di Aceh tahun 2004. Korban hilang akibat tsunami Aceh sebanyak lebih 136 ribu warga hilang diseret arus laut dan diantaranya ditemukan ribuan jenazah di pantai.
Berikut ini hendaknya diingat yang tertulis di Kitab Suci tentang gempa. Orang muslim mempercayai hari kiamat mendekat ditandai adanya peristiwa diantaranya gempa yang tertulis di Al A’raf Ayat 78 : *فَاَخَذَتۡهُمُ الرَّجۡفَةُ فَاَصۡبَحُوۡا فِىۡ دَارِهِمۡ جٰثِمِيۡنَ*
Artinya: “Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka.”
Begitu juga yang beragama Kristen mempercayai tertulis dalam Lukas 21:10-11 *Ia berkata kepada mereka:
“Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit”
Camkanlah, segala peristiwa alam, sosial, politik, ekonomi dan segala-galanya, jika diamati dianalisa, selain berbasis fisikal, hendaknya serentak juga ditinjau berbasis Kitab Suci.
Bekasi, 8 Februari 2023
* Penulis Toga Tambunan, pengamat sosial politik