JAKARTA- Lebih dari 30 laboratorium biologis milik Amerika Serikat ditemukan di seluruh Ukraina, yang diduga menyimpan bahan biologis berbahaya dan mematikan. Termasuk virus dan wabah yang menjadi pandemi di dunia seperti antraks dan lainnya. Total Biolab Amerika Serikat diseluruh dunia ada 360 laboratorium.
“Disini (Indonesia-red) Namru-2 (Naval Medical Research Unit Two) sudah kita tutup. Laboratorium Namru-2 di Jalan Percetakan Negara Jakarta adalah milik Marinir Angkatan Laut Amerika Serikat,” demikian mantan Menkes, Siti Fadilah Supari kepada Bergelora.com di Jakarta, Kamis (10/3) menanggapi keberadaan Biolab Amerika Serikat.di seluruh dunia.
Video lengkap Siti Fadilah dan Soleman Ponto soal Bioweapon:
https://www.youtube.com/watch?v=AQvJi4WE00o
Satu lagi hipotisis yang terbukti dari Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K). Terbukti lagi bahwa Amerika Seikat memiliki bioweapon atau senjata biologi yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Baru-baru ini China mendesak Amerika untuk memberi jawaban atas temuan laboratorium Ukraina yang diduga disokong pendanaan dari Pentagon.
“Kami sekali lagi mendesak pihak AS untuk sepenuhnya mengklarifikasi kegiatan militerisasi biologisnya di dalam dan luar negeri,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian kepada wartawan dalam sebuah briefing Selasa.
Zhao menambahkan, bahwa temuan yang dipublikasikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Senin tentang kegiatan biologis militer AS di Ukraina bisa menjadi “puncak gunung es.”
“Departemen Pertahanan AS mengendalikan 336 biolab di 30 negara dengan dalih kerja sama untuk mengurangi risiko biosekuriti dan memperkuat kesehatan global. Anda mendengar jumlah itu dengan benar – ada 336 laboratorium biologis,” kata Zhao.
Amerika juga secara sepihak menolak inspeksi internasional terhadap fasilitas ini, termasuk biolab Fort Detrick yang berbasis di Maryland, tambah juru bicara itu.
“Apa niat nyata Amerika? Apa sebenarnya yang mereka lakukan?” tanya juru bicara itu.
“Demi kesehatan rakyat Ukraina, daerah tetangga dan sekitarnya, kami meminta pihak-pihak terkait untuk memastikan keamanan laboratorium ini. Amerika Serikat, sebagai pihak dengan informasi terbanyak tentang fasilitas ini, harus mengungkapkan data yang relevan sesegera mungkin, termasuk tentang virus yang ada di sana dan sifat penelitian ke dalamnya,” kata Zhao.
Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologi dan Kimia Rusia hari Senin mengungkapkan keberadaan jaringan lebih dari 30 laboratorium biologis di seluruh Ukraina yang dijalankan oleh militer AS, dengan beberapa fasilitas ini dikhawatirkan telah terlibat dalam produksi senjata kimia.
Amerika Serikat diduga menghabiskan lebih dari USD 200 juta untuk program tersebut, yang dibagi menjadi pemantauan, penelitian dan pekerjaan sanitasi-epidemiologis, termasuk studi tentang agen senjata biologis potensial dengan fokus alami yang dapat ditransmisikan ke manusia. Pekerjaan itu dilaporkan telah berlangsung di bawah lingkup Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan Pentagon, dengan kontraktor swasta Black &Veatch bertugas membantu mengimplementasikan proyek.
Indonesia Butuh Unit Medical Intelejen
Sebelumnya Siti Fadilah bersama mantan Kepala BAIS, Soleman Ponto mendesak agar Indonesia perlu segera memiliki unit medical intejen yang kuat agar bisa menghadapi berbagai serangan senjata biologi.
“Namru-2 milik Amerika di Indonesia sejak 1967, Saya tutup 2009. Saat ini kita harus memiliki unit medical intelejen semacam Namru-2 dibawah TNI atau menteri pertahanan atau langsung dibawah presiden agar kita jamgan lagi panik dalam menghadapi serangan semacam Covid-19 kemarin,” tegas Siti Fadilah.
Soleman Ponto membenarkan bahwa salah satu senjata efektif dari negara-negara adikuasa yang sudah sering dipakai adalah senjata biologi.
“Kita jangan naif melihat Pandemi.Covid-19 semata-mata penyakit alamiah. Ciri-cirinya itu senjata biologi,” tegasnya.(Web Warouw)
HOAX BU , coba ibu ke Etopa saya siap mendampingi ibu ke UKRAINA