Jumat, 4 Juli 2025

Hampir Di Semua Tuntutan Rakyat Indonesia, Bang RR Selalu Hadir!

Oleh: Bob Randilawe *

NYARIS tak ada gejolak pergerakan rakyat di Indonesia dengan beragam tuntutan rakyat, tanpa kehadiran sosok Dr. Rizal Ramli.

Pada era 70an, 80an, reformasi 98 dan sesudahnya, rasanya sulit menemukan isu ekonomi, isu demokratisasi, pokoknya bidang ekonomi-politik dan ecosoc yang nir kehadiran bang RR.

Jika digolongkan kedalam jejeran aktivis maka dia (alm. RR) adalah “super-aktivis”. Karena kehadiran dan dedikasinya yang total sebagai aktivis pergerakan.

Jika dikelompokkan ke dalam jajaran pejabat negara maka ia (RR) pun sosok “super-pejabat tinggi”.

Bayangkan, dia masih memelihara idealisme dan semangat aktivisnya disaat menjabat Menko Perekonomian di beberapa era pemerintahan.

Ia (bang RR) adalah menteri “kelas kakap”, bukan menteri kelas ecek-ecek.

Dan, jika digolongkan ke dalam jejeran direksi/komisaris BUMN maka ia (RR) pun tergolong “super-direksi/komisaris” BUMN.

Periksa saja peran dan aksinya di BULOG dan SEMEN GRESIK, misalnya, sungguh fantastis dan signifikan dampaknya bagi perbaikan ekonomi bangsa.

Mungkin karena sikap yang selalu menjaga idelisme dan semangat aktivisnya itulah, banyak petinggi republik ini menjadi terganggu kedudukan dan “panas kupingnya” oleh aktivisme dan sikap kritis Rizal Ramli, sosok yang menjadi panutan para aktivis berbagai angkatan dan era.

Selain praktisi, eksekutif, dan pelaku, RR juga seorang cendikiawan, intelektual kritis dan cenderung sebagai “intelektual organic” meminjam istilah Antonio Gramsci.

Ia (RR) kerap menempatkan diri sebagai bagian dari persoalan kerakyatan dam kebangsaan yang diperjuangkannya. Dia tidak mengambil jarak sebagaimana lazimnya para intelektual dan “orang sekolahan” yang bicara rakyat dengan beragam tuntutannya.

Maka, tepat seperti dikatakan Ir. Indro Cahyono —rekan sesama aktivis ITB— bahwa bang RR adalah seorang “pejuang-pemikir” dan “pemikir-pejuang”. Istilah pejuang-pemikir & pemikir-pejuang dipopulerkan pertama kali oleh Ir. Sukarno, proklamator sekaligus Alumni ITB juga (dulu THS).

Sebagai pejuang-pemikir dan pemikir pejuang yang begitu kental dengan nilai kerakyatan, kedaulatan, dan keadilan, rasanya tak berlebihan jika Dr. Rizal Ramli disetarakan perjuangan dan kepeduliaannya terhadap kehidupan rakyat tertindas dan rakyat jelata, dengan tokoh-tokoh pergerakan era 45 semisal Tan Malaka, Sutan Syahrir, dll. Kebetulan mereka sekampung yaitu dari ranah Minang, Sumbar.

Dr. Rizal Ramli adalah pendobrak dan tokoh pergerakan nasional era kekinian (post-colonial society dan post-cold war).

Dalam interaksi personal penulis dengan alm. RR, dalam kapasitas sebagai aktivis pro demokrasi dan gerakan reformasi 80-an hingga 98, serta kesaksian para aktivis lainnya mulai dari era 70an, 80an, 90an, Dr. Rizal Ramli dikenal sebagai sosok pribadi yang menjalankan prinsip fastabikul-khairat: selalu mengajak untuk berlomba dijalan kebajikan, khususnya membela rakyat tertindas dan melawan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan penguasa.

Ketokohannya dibidang perbaikan ekonomi negeri, demokratisasi dan nilai kebangsaan modern, Dr. Rizal Ramli layak dikenang bahkan saya setuju jika diusulkan sebagai pahlawan demokrasi kerakyatan era kekinian, era milenial, meski mendiang tidak lahir di era milenial.

Semoga husnul khotimah dan mendapat ketenangan dalam keabadian disisi Tuhan.

*Penulis Bob Randilawe, Penghayat ‘Rizalramlian’ bidang pergerakan pro demokrasi

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru