BALIKPAPAN- tengah bersiap menuju penggunaan energi baru terbarukan alias EBT sebagai daerah calon penyangga Ibu Kota Negara (IKN).
Hal tersebut disampaikan, Assisten 1 Sekdakot Balikpapan, Syaiful Bahri. Upaya penggunaan EBT bakal dilakukan secara bertahap.
“Provinsi Kaltim dikenal sebagai daerah penghasil sumber daya mineral, namun sejalan dengan komitmen penggunaan EBT, maka kita harus mulai beralih,” ujarnya baru-baru saja.
Rencana pemindahan IKN ke Kaltim yang dilanjutkan dengan kegiatan pembangunan berskala nasional disebut memerlukan energi yang sangat besar.
Di mana cita-cita pembangunan yang dimulai saat ini, mengutamakan penggunaan EBT, seperti solar cell, energi dari air sampai pemanfaatan angin.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Kota Balikpapan pun saat ini juga tengah mengembangkan teknologi instalasi pengelolaan sampah dan energi terbarukan dari sampah.
Yang diaplikasikan di permukiman warga di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar, Balikpapan Timur.
Adapun pemanfaatan EBT yang dihasilkan dari proses pengembangan sanitary landfill dan daur ulang air lindi di TPA Manggar.
Pemanfaatan itu menghasilkan sekira 15.000 sampai 20.000 KWh yang digunakan untuk penerangan TPA.
Selain itu, ada sekira 150 Kepala Keluarga (KK) yang sudah memanfaatkan gas metan dari proses pengolahan sampah, tercatat sejak awal tahun 2021.
“Arahan Presiden juga mengharapkan agar tidak ada lagi usulan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru,” kata Syaiful Bahri.
Menurutnya, yang perlu menjadi perhatian ialah dukungan sosialisasi dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat.
Terutama perihal pelestarian sumber daya energi dalam negeri dan meningkatkan efisiensi pemanfaatannya.
Jika dukungan masyarakat tidak optimal, maka sangat sulit mencapai target dari kebijakan energi nasional yang dicanangkan.
Tujuannya, kata dia, tentu saja agar pelayanan publik dapat berjalan lebih cepat dan optimal.
“Karena dengan demikian produktivitas masyarakat akan meningkat, daya saing juga akan semakin baik,” terangnya.
Dengan begitu, penggunaan kendaraan, perangkat elektronik dan peralatan berteknologi tinggi yang memerlukan energi dalam berbagai pekerjaan dan aktivitas juga ke depannya akan semakin meningkat. (Anwari)