JAKARTA – Kabar terbaru datang dari China, yang saat ini masih dipimpin Xi Jinping.
Setelah terdepan dalam hal militer dan ekonomi, China tampaknya bakal menyasar teknologi.
Di mana penggunaan produk lokal mejadi hal wajib di negara itu, terutama untuk penggunaan PC.
Diwartakan China memerintahkan otoritasnya dan perusahaan yang didukung negara mengganti komputer pribadi bermerek asing dengan alternatif merek komputer domestik dalam waktu dua tahun ke depan.
Keputusan tersebut memajukan kampanye China selama satu dekade, untuk menggantikan teknologi impor dengan alternatif lokal.
Ini sebagai upaya besar-besaran untuk mengurangi ketergantungannya pada saingan geopolitik seperti Amerika Serikat (AS) untuk segala hal, mulai dari semikonduktor hingga server dan telepon.
Kampanye ini selanjutnya akan diperluas ke pemerintah provinsi, di mana mereka harus mematuhi jangka waktu dua tahun tersebut.
Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (7/5), staf pemerintahan diminta setelah libur selama sepekan pada bulan Mei ini menyerahkan personal computer (PC) merek asing, untuk diganti dengan alternatif perangkat lunak operasi yang dikembangkan di dalam negeri, kata orang yang mengetahui rencana tersebut.
Hal tersebut yang diamanatkan oleh otoritas pemerintah pusat, kemungkinan besar pada akhirnya akan menggantikan setidaknya 50 juta PC di tingkat pemerintah pusat saja, kata sumber.
Ini kemungkinan akan secara langsung memengaruhi penjualan oleh HP Inc. dan Dell Technologies Inc., merek PC terbesar di negara itu setelah juara lokal Lenovo Group Ltd.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Harga saham HP dan Dell turun sekitar 2,5 persen di bursa New York pada perdagangan Jumat pagi waktu setempat (6/5).
Lenovo menghapus kerugian dengan naik sebanyak 5 persen pada hari Jumat di Hong Kong, sementara pengembang perangkat lunak Kingsoft Corp juga menutup penurunan sebelumnya dengan keuntungan sebanyak 3,3 persen.
Di bursa Tiongkok daratan, pembuat server Inspur Electronic Information Industry Co., naik 6 persen sementara Dawning Information Industry Co. melonjak lebih dari 4 persen. (Calvin G. Eben-Haezer)