JAKARTA- Pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska sangat menguntungkan Rusia dan kekuatan BRICS. Hal ini tersirat dari pernyataan ahli militer dan intelejen, Dr. Connie Rahakundini lewat akun instagramnya yang dikutip Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (16/8).

“POTUS mengundang Putin ke wilayah Amerika meski ada sanksi & surat penangkapan internasional. John Bolton menyebutnya sebagai “hadiah” dari Trump dalam membebaskan Putin dari isolasi Barat,” katanya.
Pertemuan Alaska ini menurut Connie ajan memperluas pengaruh Rusia di Asia dan Afrika.
“Kemenangan simbolis bagi Putin ini bisa meningkatkan nilai Russia bersama BRICS dalam panggung melawan dominasi Barat, juga memperluas pengaruh Rusia di Afrika dan Asia,” jelasnya
Sementara itu ia mentengarai Asean dan Indonesia khususnya akan mengalami peningkatan tekanan militer dan ekonomi dari Amerika.
“Bagi ASEAN dan kita risikonya akan nyata: tekanan militer–ekonomi susulan akan meningkat, ruang netralitas semakin menyempit,” katanya.
Ia berharap Indonesia segera mempercepat modernisasi pertahanan untuk menghadapi masa depan.
“Frozen Conflict menguntungkan Rusia, tapi akan menjadi spill over bagi negara-negara kawasan untuk mempercepat modernisasi pertahanan bagi terjaganya kedamaian kawasan,” jelasnya.
Secara khusus Connie mempertanyakan kesiapan Indonesia dalam menghadapi perubahan geopolitik global.
“Dunia sedang menata ulang peta kekuatan. Pertanyaannya, di mana posisi polugri (politik luar negeri) dan pertahanan Indonesia?” tandasnya.
Poin-poin Pertemuan Trump-Putin
Sebelumnya dilaporkan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin rampung menggelar pertemuan di Alaska pada Jumat (15/8) waktu setempat.
Mereka juga menggelar konferensi pers selepas pertemuan bilateral yang berlangsung kurang lebih empat jam.
Pertemuan ini semula digelar untuk membahas perang Rusia-Ukraina dan disebut menyinggung situasi global.
Berikut poin-poin dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) Trump-Putin:
1. Langgar tradisi
Putin lebih dulu menyampaikan pernyataan saat konferensi pers di Alaska. Ia mengaku Rusia-AS memiliki hubungan yang buruk dalam beberapa tahun terakhir.
Biasanya, presiden AS yang menjamu mitra akan menyampaikan pernyataan terlebih dahulu baru lah sang tamu diberi kesempatan.
2. Buat kemajuan tapi tak ada kesepakatan
Trump dan Putin menyampaikan mereka membuat kemajuan dan kesepahaman terkait perang di Ukraina, demikian dikutip CNN.
Putin bahkan berharap kesepahaman itu bisa membawa perdamaian di Ukraina. Namun, sejauh ini tak ada terobosan baru yang dihasilkan atau kesepakatan konkret dari KTT itu.
3. Suasana pertemuan positif
Pertemuan Trump dan Putin berlangsung dalam suasana yang positif, saling menghormati, dan konstruktif.
4. Putin: Perang tak terjadi jika Trump presiden 2022
Putin dalam kesempatan itu juga mengatakan perang di Ukraina tak akan terjadi jika Trump jadi presiden pada 2022.
Retorika semacam itu kerap diungkapkan Putin. Kedua kepala negara ini memiliki hubungan yang panas-dingin, kadang saling memuji, kadang saling frustrasi.
5. Putin beri bunga ke makam tentara Uni Soviet di Alaska
Sebelum naik pesawat, Putin meletakkan bunga di makam tentara Soviet di Fort Richardson Memorial Cemetery setelah pertemuan bilateral dengan Trump.
Video yang dirilis Kremlin menunjukkan Putin berlutut dan meninggalkan karangan bunga di sebuah makam sebelum membuat tanda salib.
Makam tersebut menghormati para pilot dan pelaut Soviet yang tewas saat membawa peralatan dari AS ke Uni Soviet selama Perang Dunia II.
6. Trump kembali ke Washington
Setelah bertemu Putin, Trump langsung kembali ke Washington menggunakan pesawat kepresidenan Air Force.
Dia berangkat dari Pangkalan Angkatan Udara Elmendorf sekitar pukul 16.20 waktu setempat. Trump berada di Alaska sekitar enam jam, dikutip CNN.
Trump buru-buru kembali ke Washington setelah pertemuan dengan Putin yang tak menghasilkan kesepakatan apapun. (Web Warouw)